Jakarta, CNN Indonesia -- Kemudahan mendapatkan informasi melalui internet membuat remaja kini atau yang disebut dengan
millennial lebih banyak mencari pengetahuan dengan cara berselancar di dunia maya.
Tak hanya mendapatkan pengetahuan yang dapat menambahkan pelajaran yang diterima di sekolah, namun millennial juga menggunakan internet untuk mencari informasi soal kehidupan keseharian.
Bagi para guru, keberadaan internet diharapkan dapat membuat remaja lebih mampu berpikir visioner. Namun, tak jarang juga ketertinggalan malah dialami oleh pihak pengajar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti. Dia mengatakan, perkembangan remaja saat ini tidak bisa dilepaskan dari teknologi karena mereka lahir di era digital.
"Sehingga cara, pola dan metode pembelajaran terhadap mereka tentu saja jadi berbeda," kata Retno kepada CNNIndonesia.com di Jakarta, baru-baru ini.
Mantan Kepala Sekolah SMAN 3 Jakarta ini juga mengaku banyak menggunakan internet untuk mendapatkan lebih banyak informasi. Retno menilai, pembelajaran berbasis IT lebih disukai siswa dibanding dengan dengan ceramah murni.
Apalagi paradigma pendidikan sudah berubah. Di era sekarang, guru dan buku bukanlah satu-satuya sumber pengetahuan. Retno pun menyebut penggunaan mesin pencari Google dapat membantu proses pembelajaran di kelas.
"Saya kerap menggunakan untuk kegiatan pembelajaran analasis berbagai kasus. Misalnya, kasus-kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban. Google juga akhirnya sangat membantu para siswa mendalami suatu kasus untuk kepentingan kajian dan analisis," ujarnya.
Meski begitu, ternyata tidak sedikit juga pengajar yang enggan menambah pengetahuannya tentang dunia digital. Akhirnya, terjadilah jarak antara siswa dengan guru.
"Keberadaan dunia digital menjadi masalah karena para gurunya lahir jauh dari era digital, banyak yang istilah anak sekarang menyebut 'gaptek.' Akhirnya terjadi gap yang lebar antara siswa dengan gurunya," kata Retno.
Karena itu, Retno menilai, sebaiknya guru pun mau belajar dan beradaptagsi dengan perubahan, khususnya tentang dunia digital.
"Bagi para guru yang mau belajar dan beradaptasi dgn perubahan, maka gap dapat diperpendek. Tetapi bagi yang tidak mau belajar maka di mata siswa si guru mejadi '
jadul,'" ujarnya.
(meg/vga)