Thailand Terancam Kehilangan 200 Ribu Wisatawan

Munaya Nasiri | CNN Indonesia
Selasa, 16 Agu 2016 14:38 WIB
Pasca serangan bom pada pekan lalu, calon turis Negeri Gajah Putih sontak membatalkan rencana perjalanan mereka.
Pantai Phuket, Thailand. (REUTERS/Athit Perawongmetha)
Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu hal yang membuat wisatawan enggan atau urung mendatangi suatu destinasi wisata adalah kondisi keamanannya yang mengkhawatirkan.

Ini lah yang tengah melanda Thailand. Sebagaimana diberitakan Reuters, usai serangan bom bertubi-tubi beberapa hari lalu, diprediksi sekitar 200 ribu calon wisatawan asing membatalkan rencana perjalanan mereka menuju Thailand per 15 Agustus 2016.

Situasi ini membuat pendapatan pariwisata Negeri Gajah Putih ini menurun hingga US$293 juta atau (Rp3,8 triliun), demikian disampaikan kepala otoritas pariwisata setempat, pada Senin (15/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejumlah kota wisata di Thailand, antara lain Hua Hin dan Phuket, termasuk 'anak emas' yang menarik banyak wisatawan. Namun, kedua tempat itu lah yang juga menjadi lokasi serangan bom pertama kali.

Padahal sebelumnya butuh lebih dari satu dekade bagi dua lokasi wisata ini untuk bisa menjadi destinasi wisata yang stabil.

Kepala Kebijakan Pariwisata Thailand Yuthasak Supasorn mengatakan bahwa serangan bom yang belakangan ini terjadi dapat mengakibatkan kerugian jangka panjang, seperti pendapatan dan total kedatangan wisatawan, khususnya dari wisatawan Asia.

"Hingga akhir tahun, kemungkinan ada 100 ribu hingga 200 ribu pembatalan perjalanan," ujar Yuthasak. "Itu setara THB5,08 miliar (Rp1,9 trliun) hingga THB10,16 miliar (Rp3,8 triliun)."

Jumlah itu tentunya tidak sedikit. Terlebih lagi pariwisata Thailand menyumbang pendapatan domestik hingga sepuluh persen, dan menjadi titik terang bagi perekonomian Thailand setelah terjadi kudeta pemerintah dua tahun lalu.

Tak hanya itu, Thailand juga berharap agar bisa memecahkan rekor 32 juta pengunjung pada 2016, dengan pendapatan sebesar THB2,41 triliun (Rp911 triliun).

Sebelumnya pada Jumat (12/8) lalu, kepala perekonomian di maskapai penerbangan Thai Airways, Narongchai Wongthanavimok, mengatakan bahwa serangan bom ini juga dapat merugikan bisnis dan kepercayaan konsumen.

Hingga kini, belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan yang terjadi pada Kamis (11/8) dan Jumat (12/8) lalu. Serangan pekan lalu itu menewaskan empat orang dan puluhan lainnya luka-luka.

Beberapa dari korban adalah wisatawan. Pada Senin (15/8) lalu, pihak kepolisian menyatakan telah menangkap beberapa orang yang melakukan pembakaran. Sedangkan pihak kedutaan besar Thailand juga telah memperingatkan warganya untuk tetap waspada akan serangan yang mungkin terjadi lagi.

(meg/vga)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER