Membidik Dua Juta Wisman di Perbatasan

Lesthia Kertopati | CNN Indonesia
Selasa, 30 Agu 2016 09:40 WIB
Tidak hanya menjaring wisatawan mancanegara lewat gerbang utama, wisatawan di perbatasan pun jadi incaran Kementerian Pariwisata.
Pos Perbatasan Indonesia - Malaysia di Entikong, Sanggau, Kalimantan Barat. (ANTARA FOTO/Ismar Patrizki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wilayah perbatasan, umumnya jarang dilirik sebagai tempat wisata. Tapi tidak demikian halnya dengan Indonesia.

Wilayah perbatasan justru dijadikan cara menjaring kunjungan wisatawan mancanegara (wisman). Pada 2016, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) membidik dua juta kunjungan wisman lewat pintu perbatasan.

Target itu diwujudkan melalui Festival Wonderful Indonesia yang digelar di Entikong, perbatasan Serawak, Malaysia dan Indonesia, di Pulau Kalimantan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Acara yang digelar akhir pekan lalu itu, ternyata menarik minat warga Serawak untuk datang. Mereka datang berbondong-bondong, yang kemudian dijemput panitia menuju lokasi acara di Lapangan Patoka, sekitar tiga kilometer dari perbatasan.

"Kami sepuluh orang sengaja datang ke Entikong untuk melihat Festival Wonderful Indonesia. Orang kami suka kebudayaan Indonesia seperti lomba egrang," kata Derawi, mewakili teman-temanya dari Majelis Daerah Sirian, kecamatan terdekat dari Entikong.

Derawi dan teman-temannya mengaku datang ke Entikong yang pertama kalinya karena ada festival tersebut.

Festival Wonderful Indonesia di Entikong, memang baru dua kali diadakan oleh Kementerian Pariwisata. Pertama, pada Maret 2016 dan yang ke-dua, pada 27-28 Agustus.

Event ke-dua dihadiri lebih banyak wisatawan Malaysia, jumlahnya sekitar 360 orang. Ini meningkat dua kali dari konser Maret yang dikunjungi 150 wisman perbatasan,” terang Kepala Bidang Festival Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Tenggara Kemenpar RI Eddy Susilo.

Salah satu aksi yang paling banyak menarik perhatian adalah balap karung dan balap engrang.

"Yang seperti ini tidak ada di tempat kami," kata Sim Chi Kiong, turis asal Borneo Serawak.

Soal atraksi yang ditampilkan, FWI sengaja menggabungkan unsur kebudayaan Malaysia dan Indonesia agar terasa lebih akrab, seperti tarian Ngajat Iban dari Tebedu Serawak Malaysia yang jadi pembuka festival. Selanjutnya, disuguhkan tarian Seroung, yang merupakan tarian lokal Entikong.

Urusan memancing wisatawan perbatasan ini digarap serius oleh Kementerian Pariwisata. Pasalnya, pada 17-18 September mendatang, festival serupa akan digelar di perbatasan Aruk, Sambas, Kalimantan Barat.

Di acara tersebut akan ditampilkan perpaduan budaya Dayak dan Melayu, serta hiburan dari penampil Indonesia serta Malaysia. Selain itu ada bazar produk lokal dan kuliner, Lomba Tari Kreasi Dayak, Lomba Menyumpit Pria dan Wanita, dan Lomba Melukis Perisai.

“Potensi border tourism itu besar. Masyarakat di sana juga harus mendapatkan benefit dengan lebih banyak event, sehingga banyak orang berdatangan,” ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya, yang juga getol menggelar berbagai acara di wilayah perbatasan seperti Atambua, Dili, Papua, sampai ke Batam-Bintan yang bisa cepat diakses oleh wisman dari Singapura. (les)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER