Setop Beri Bekal 'Sampah' untuk Anak di Sekolah

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Rabu, 07 Sep 2016 06:24 WIB
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar bekal dari orang tua untuk anak berisi makanan 'sampah' alias junk food.
Ilustrasi bekal anak di sekolah (Thinkstock/Cathy Yeulet)
Jakarta, CNN Indonesia -- Banyak orang tua mengkhawatirkan kualitas aneka jajanan di sekitar sekolah anak, terutama kandungan gizi dan higienisnya. Tak ingin anak jajan sembarangan, orang tua pun membekali anak dengan makanan yang disiapkan dari rumah.

Namun sebuah penelitian yang dilakukan oleh Leeds University, Inggris, menunjukkan bahwa sebagian besar bekal dari orang tua untuk anak pun berisi makanan 'sampah' alias junk food.

Sangat sedikit orang tua memberikan bekal bernutrisi seperti sayur kepada anak mereka. Melansir the Guardian, para peneliti menemukan fakta bahwa hanya satu dari lima anak membawa bekal dengan kandungan sayur.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara sebanyak 52 hingga 60 persen anak membawa bekal makanan dengan kandungan manis dan gurih berlebihan, serta 42 persen membawa bekal minuman manis.

Para peneliti menemukan banyak bekal anak mengarah pada makanan kandungan tinggi lemak jenuh, gula dan garam yang berlebih, serta kekurangan mineral serta vitamin.

Charlotte Evans yang memimpin penelitian ini melihat kondisi saat ini tak jauh berbeda dibandingkan satu dekade lalu. Pada 2006, para peneliti menemukan fakta hanya 17 persen anak yang membawa bekal dengan kandungan sayuran atau salad.

Penelitian ini dilakukan dengan memeriksa lebih dari 300 bekal makan anak siswa di 12 sekolah dasar di Inggris. Parameter dan nilai pemeriksaan disesuaikan dengan penelitian sejenis pada 2006 silam.

Meski terkesan tak jauh beda dibanding satu dekade lalu, namun hasil penelitian menunjukkan beberapa kemajuan. Para peneliti menemukan 95 persen bekal sudah mencukupi kebutuhan protein, dan 75 persen sudah cukup kandungan vitamin C.

Komposisi minuman gula dalam bekal anak juga mengalami penurunan dari 61 persen pada 2006 menjadi 46 persen pada saat sekarang. Selain itu, juga terdapat penurunan bekal makanan cokelat.

Namun tidak ada perubahan terhadap makanan yang gurih dan mengandung garam tinggi seperti keripik. Makanan tinggi garam ini ditemukan di 60 persen bekal anak-anak.

"Saya berharap hasil penelitian ini dapat membuka mata dan menyoroti kebijakan membatasi minuman manis dan mendorong orang tua mengutamakan air, salad dan buah," kata Evans.

Evans mengatakan bahwa penelitian ini menyarankan orang tua untuk menyiapkan makanan ringan tidak sehat dalam porsi lebih sedikit demi menghindari dampak negatif konsumsi makanan tersebut.

Lebih baik, orang tua menambah porsi makanan rendah lemak jenuh dan gula, serta meningkatkan porsi serat.



(end/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER