Jakarta, CNN Indonesia -- Bagi mereka yang menderita alergi gluten, makan menjadi cukup membuat perasaan was-was. Protein yang ada dalam gandum dan sejenisnya kini bisa lebih diantisipasi dengan mudah oleh penderita alergi gluten.
Perusahaan teknologi, 6Sensor Labs dari San Fransisco mengembangkan Nima, sebuah aplikasi praktis bagi penganut diet bebas gluten. Aplikasi ini mirip seperti kotak kecil seukuran modem portabel dengan layar terpampang di salah satu sisi.
Alat mungil tersebut tak ubahnya seperti laboratorium pangan yang mampu masuk ke dalam tas wanita.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pilihan untuk memahami apa yang ada di dalam makanan yang tersaji sangatlah minim, dan alat ini punya potensi untuk memahami kebutuhan organ tubuh dari segi transparansi makanan," kata Brad Feld, dari perusahaan pembuat Nima.
Diet bebas gluten adalah hal yang cukup umum di Amerika Serikat. Diet yang melarang penganutnya mengonsumsi bahan olahan dari gandum.
Menurut penelitian yang diterbitkan pada 2015 di the American Journal of Gastroenterology, diketahui 0,5 persen warga Amerika menerapkan diet bebas gluten (GFD) secara ketat.
Namun survei lain yang dilakukan oleh Hartman Group pada 2014 dan 2015 menemukan hal lain. Survei terhadap 1500 orang dewasa Amerika dengan GFD tersebut menemukan 35 persen menyatakan mengikuti GFD tanpa alasan tertentu, atau malah, tidak ada alasan sama sekali.
Diet bebas gluten biasanya dilakukan oleh mereka yang mengalami celiac disease (CD). Penyakit ini terkait dengan imunitas seseorang yang sensitif terhadap protein pada gandum, rye, dan barley.
Kondisi CD memaksa seseorang menghindari beragam makanan atau minuman yang mungkin mengandung gluten seperti pada olahan gandum. Bagi penderita CD, memeriksa bahwa makanan mereka bebas gluten amatlah penting.
Pihak pembuat Nima mengaku menggunakan alat ini cukup mudah. Bagi penderita alergi gluten, mereka cukup menyisihkan secuil makanan mereka sebelum dikonsumsi sebagai bahan untuk diuji alat tersebut.
Bahan makanan untuk diuji dimasukkan ke dalam tabung dan dihaluskan dengan alat yang sudah tersedia. Kemudian tabung berisi contoh makanan diletakkan dalam ruang khusus di alat.
Selama dua menit, alat tersebut akan mendeteksi senyawa kimia yang terdapat dalam bahan makanan dengan sensor khusus. Bila makanan bebas gluten, layar di luar alat akan memunculkan gambar senyuman. Gambar ini bermakna bahwa makanan 'aman' dikonsumsi pelaku diet gluten.
Namun, bila makanan mengandung gluten, maka layar akan menunjukkan gambar gandum. Gambar ini menunjukkan bahwa penderita CD tak boleh menyantapnya.
Bukan hanya mendeteksi kandungan gluten, sesuai perkembangan zaman, Nima juga mampu terkoneksi dengan telepon pintar dan memiliki kemampuan daya baterai hingga lebih dari 20 kali pengujian.
Meski sedang menjadi tren, para ahli beranggapan bahwa diet gluten tidak perlu terkecuali untuk mereka yang benar-benar alergi.
Dalam Journal of Pediatric, Norelle Reilly dari Divisi Pediatric Gastroenterology and the Celiac Disease Center Columbia University Medical Center, New York, menyatakan diet gluten yang dilakukan oleh orang tanpa CD atau alergi gandum akan meningkatkan konsumsi lemak dan kalori. Imbasnya, pelaku diet bebas gluten malah akan mengalami kekurangan nutrisi.
(chs/chs)