Bangka, CNN Indonesia -- Bangka memang tidak seterkenal saudara kandungnya Belitung. Tak mau dibiarkan timpang, Gubernur Babel Rustam Effendi, sebelum peletakan batu pertama KEK Tanjung Kelayang, menawarkan KEK juga di Bangka, dengan lahan yang tersedia 1.337 hektare.
Bahkan sudah ada penetapan dari Bupati Bangka No 50/1639/Bappeda-II/2016. Apalagi muncul destinasi baru yang juga didukung Kemenpar, melalui event Bangka Cultural Wave 2016. Kegiatan yang dihelat pada 8-12 September di Pantai Tongaci Sungailiat, Bangka. "Ini bisa jadi destinasi baru di Bangka! Ada wadah untuk mengenalkan berbagai kekayaan alam, budaya, man-made, di Indonesia khususnya Bangka. Kami mendukung penyelenggaraan Bangka Cultural Wave 2016 ini. Semoga bisa digelar setiap tahun, menjadi tempat promosi pariwisata yang baik, dan destinasi baru di Bangka," kata Sekretaris Kementerian Pariwisata, Ukus Kuswara, di Bangka.
BCW 2016 ini hadir awalnya untuk merayakan sekaligus penanda dibukanya DeLocomotief Art Stage di Sungailiat. Lokasi ini disadari sebagai tempat yang nantinya akan menjadi sarana berkumpul bagi warga sekitar yang bisa saja menghasilkan suatu ide kreatif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di BCW ini ada serangkaian pertunjukan musik tari, oleh seniman regional dan internasional. Ada sekitar sepuluh seniman dari berbagai bangsa akan tampil untuk menyemarakkan pertunjukan yang dilakukan dalam bentuk perjalanan Di Pantai Tongaci, DeLocomotief Art Stage, Cinabata Batutapak Chengho, Menumbing Muntok dan Pangkal Pinang.
Acara pembukaan akan ditandai dengan pelepasan 71 penyu dewasa ke Laut Cina Selatan. Sebuah upaya pelestarian alam aktif dan rasa syukur atas perjalanan negara bangsa.Pembukaan Museum Garuda dengan orasi budaya oleh Prof Jean Couteau, tentang mitologi Garuda dan Penyu.
Ada juga dilakukan Peluncuran Jalur Samudra ChengHo dengan menyelenggarakan simposium, pemutaran film, pameran dan pendirian ABCD, Akademi Budaya Cheng Ho Dunia."Perhelatan multievent ini, akan memperkaya perkembangan budaya dan ruang penciptaan di Bangka dan Indonesia," lanjut Ukus.
"Bangka ini punya sejarah panjang dengan Laksamana Cheng Ho, karena itu pariwisata sejarah untuk masuk ke pasar China, masih nyambung," kata Ukus yang didampingi Staf Ahli Menteri Pariwisata RI bidang Kebudayaan Taufik Rahzen.
(odh/odh)