Jakarta, CNN Indonesia -- Di tengah persaingan global yang makin sengit, Presiden Joko Widodo membuat beberapa perencanaan untuk menjadikan Indonesia dapat bersaing di pasar global. Contohnya usai kunjungan kerja dalam rangkaian menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 dan ASEAN ke Tiongkok dan Laos, Joko Widodo memiliki kesan yang sangat tegas dan masuk akal. Joko Widodo juga cekatan dalam membuat kesimpulan dan perencanaan.
Joko Widodo membahas hasil kunjungan kerja dan kaitannya dengan perekonomian nasional saat ini pada Rapat Kerja Kabinet Paripurna Jumat lalu (9/9), di Istana Negara. Dengan berpikir korporasi, ia memaparkan rencana pengelolaan negeri ini sebagaimana manajemen perusahaan yang serba solid, speed, dan smart.
Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa persaingan global antar negara saat ini sangat sengit dan terlihat semakin nyata. Semua negara berlomba-lomba merebut market investasi dan modal ke negaranya masing-masing. Ibarat perusahaan, masing-masing mempresentasikan portofolio bisnisnya agar diminati pada investor.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari rangkaian pertemuan yang kita lakukan dengan kepala-kepala negara, kepala-kepala pemerintahan, baik di G-20 maupun ASEAN Summit, sangat kelihatan betapa sekarang ini bersaing antarnegara sangat sengit. Terjadi pertarungan antarnegara dalam perebutan kue ekonomi, baik investasi, arus uang masuk, arus modal, dan termasuk sangat sengit sekali," ujar Joko Widodo.
Maka dari itu, Presiden Joko Widodo menginstruksikan jajarannya untuk menentukan arah perekonomian nasional. Ia yakin dengan cara ini Indonesia dapat membangun keunikan dan keunggulan Indonesia dalam bersaing dengan negara lainnya. Tugas CEO di perusahaan adalah menentukan arah dan mengalokasikan sumber daya. Dua hal ini yang kemudian diusung oleh Joko Widodo.
"Kita harus menentukan apa yang akan menjadi core ekonomi kita, core business negara kita. Karena dengan itulah kita akan bisa membangun positioning kita. Kita bisa membangun diferensiasi kita. Kita bisa membangun brand negara sehingga lebih mudah kita menyelesaikan persoalan-persoalan, tanpa harus kejar-kejaran, apalagi kalah bersaing dengan negara lain?" ucapnya.
Jusuf Kalla, Wakil Presiden juga turut serta salam rapat kabinet tersebut. Ia menyampaikan sejarah perekonomian negara Indonesia dari awal berdirinya Indonesia hingga kini. Hampir seluruh anggota Kabinet Kerja hadir dalam rapat kali ini, di antaranya Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan - Wiranto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian - Darmin Nasution, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan - Puan Maharani, Menteri Sekretaris Negara - Pratikno, Sekretaris Kabinet - Pramono Anung, dan sejumlah anggota kabinet kerja lainnya.
Terkait core business Negara Republik Indonesia ini, Menteri Pariwisata Arief Yahya langsung memberanikan menyampaikan usulnya. "Negara seperti halnya sebuah korporasi harus memiliki core business, sehingga kita dapat dengan tegas dan jelas menetapkan positioning, differentiating dan branding-nya dengan tepat. Menurut saya, core business negara ini adalah Pariwisata," tukas Arief Yahya.
Usul Arief Yahya tersebut merujuk pada fakta di mana pariwisata Indonesia memiliki banyak keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif, sehingga layak menjadi Bangsa Pemenang melalui industri pariwisata.
Pertama, pariwisata merupakan penghasil devisa terbesar. Tahun 2019, industri pariwisata diproyeksikan menjadi penghasil devisa terbesar di Indonesia yaitu USD 24 miliar, melampaui sektor Migas, Batubara dan Minyak Kelapa Sawit. Dampak devisa yang masuk langsung dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Kedua, pariwisata terbaik di regional. Tahun 2019, pariwisata Indonesia ditargetkan menjadi yang terbaik di kawasan regional, bahkan melampaui ASEAN. Pesaing utama adalah Thailand sebagai kompetitor profesional dengan devisa pariwisata lebih dari USD 40 miliar, sedangkan negara lainnya relatif mudah dikalahkan.
Ketiga, adanya country brand Wonderful Indonesia. Country branding itu yang semula tidak masuk peringkat branding di dunia, tahun 2015 melesat lebih dari 100 peringkat menjadi peringkat 47, mengalahkan country branding Truly Asia Malaysia (peringkat 96) dan country branding Amazing Thailand (peringkat 83). Country branding Wonderful Indonesia mencerminkan positioning dan differentiating pariwisata Indonesia.
Keempat, Indonesia incorporated. Negara ini hanya akan dapat memenangkan persaingan di tingkat regional dan global apabila seluruh kementerian atau lembaga yang ada bersatu padu untuk fokus mendukung core business yang telah ditetapkan.
Kelima, Indonesia bisa diformat menjadi Tourism Hub Country. Untuk menjadi Trade dan Investment Hub akan terlalu sulit bagi Indonesia untuk mengalahkan negara lain, seperti Singapura. Di lain pihak, Indonesia dapat dengan mudah menjadi destinasi utama pariwisata dunia, sekaligus Tourism Hub. "Dengan menjadi tourism hub, yang pada prinsipnya menciptakan people-to-people relationship, maka diyakini Trade dan Investment akan ikut tumbuh dengan pesat," kata Arief Yahya.
Keenam, alokasi sumber daya. Setelah ditetapkan sebagai core business negara, maka alokasi sumber daya terutama anggaran harus diprioritaskan. Di sinilah tugas Joko Widodo dalam mengembangkan perekonomian Indonesia, yakni membuat desain anggaran.
(odh/odh)