Jakarta, CNN Indonesia -- Segala upaya dilakukan untuk terus menggenjot target menjaring 20 juta wisatawan di 2019, termasuk dengan gerakan Go Digital. Kampanye ini pun disikapi cepat oleh para stakeholder pariwisata.
"Jurus ini, juga kami implementasi di Sekolah Pariwisata. Para mahasiswa sudah pasti melek teknologi, dan kami lakukan segala hal dengan cara digital. Salah satunya penerimaan mahasiswa baru secara online dan terintegrasi di antara semua pendidikan tinggi vokasi Kemenpar melalui Seleksi Bersama Masuk Sekolah Tinggi, Akademi, dan Politeknik Pariwisata (SBM-STAPP)," ujar Deputi Bidang Kelembagaan Kemenpar, Ahman Sya dalam acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Ke-3 Pariwisata 2016 di Ecovention, Ecopar Ancol.
Tema "Go Digital Be The Best" itu memang menjadi new hope kampanye Wonderful Indonesia agar meraih predikat The Best Digital Marketing in The World. Yang tak kalah penting, Wonderful Indonesia harus tumbuh dan menyalip dua rival utama, Malaysia Truly Asia dan Amazing Thailand."Untuk ke depannya, terutama tahun 2017, semua daerah saya minta tetapkan kebutuhan SDM untuk Pariwisatanya, kami deputi kelembagaan siap merealisasikan apa yang dibutuhkan Pariwisata terutama penyediaan SDM,"ujar Ahman di forum Rakornas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Kemenpar juga telah meningkatkan kualitas Pendidikan Tinggi Vokasi Kementerian Pariwisata menjadi berstandar global. Kini STP Bandung, STP Nusa Dua Bali, Politeknik Pariwisata Makassar, dan Akademi Pariwisata Medan sudah berhasil memperoleh sertifikat Tourism Education Quality TedQual dari UNWTO.
Selain itu, Kementerian ini telah mempersiapkan pendirian SMK Pariwisata unggulan di 10 destinasi prioritas bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. "Kami juga mempersiapkan pendirian Akademi Komunitas Pariwisata di 10 Destinasi Prioritas bekerja sama dengan Kemenristekdikti RI. Mengimplementasikan program Pariwisata Goes To Campus, menyiapkan program Pariwisata Pelajar, dan Pariwisata Religi untuk Pesantren. Semua dunia pendidikan akan kami sasar, jadi nantinya akan banyak lahir SDM Pariwisata yang andal," ujarnya lagi.
"Pariwisata Goes to Campus sudah dilaksanakan di Universitas Diponegoro (Semarang, 200 mahasiswa), Poltekpar Makassar (Makassar, 445 mahasiswa), Universitas Siliwangi (Tasikmalaya, 2.673 mahasiswa), STP Bali (Denpasar, 640 mahasiswa), STP Bandung (708), Akpar Medan (395), Poltekpar Palembang (199) dan Poltekpar Lombok (120). Jumlah total peserta Pariwisata Goes to Campus adalah 5.980 mahasiswa," jelasnya.
Kemenpar juga telah melakukan Diklat Kepemanduan Wisata. Rinciannya Pelatihan Bahasa Mandarin di Bali dan Medan, Pelatihan Arab di Lombok, Padang, Aceh. Pelatihan Wisata Bahari di Labuan Bajo, Bunaken, Kepulauan Seribu, Wakatobi. Pelatihan Kepemanduan di Lombok. Total menjadi 650 peserta.
Kemenpar juga melakukan gerakan Sadar Wisata. Dengan target 88 lokasi dan peserta 35.200 Selain itu, Kemenpar juga menggenjot Peningkatan Kapasitas Usaha Masyarakat dengan target 1.645 orang di 47 lokasi. Terakhir adalah Pelatihan Calon Auditor Bidang Usaha Pariwisata dengan target 810 orang.
Untuk minat menjadi profesional di bidang Pariwisata juga sangat tinggi dan dipastikan dengan cara digital. Saat penerimaan Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) para calon mahasiswa sudah diminta untuk melek teknologi dengan cara pendaftaran via online. Tahun 2016 ini empat sekolah milik Kemenpar itu diseleksi secara bersama-sama secara online
"Sektor pariwisata memang akan menjadi penopang ekonomi Indonesia di kemudian hari. Buktinya, lulusan STP Bandung, 40% bekerja di luar negeri. Akpar Medan 30% juga direkrut oleh perusahaan asing. Rata-rata dari empat kampus itu 30 persen bekerja di luar negeri. Sisanya, terserap habis di sektor pariwisata, bahkan selalu kekurangan, sehingga mahasiswa yang belum lulus pun sudah menjadi rebutan perusahaan," katanya.
(odh/odh)