Kemenpar Jaring Wisman Vietnam dengan Strategi yang Unik

adv | CNN Indonesia
Kamis, 22 Sep 2016 14:27 WIB
Kementerian Pariwisata RI (Kemenpar) selalu punya banyak cara untuk menjaring wisatawan mancanegara (wisman).
Foto: adv
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pariwisata RI (Kemenpar) selalu punya banyak cara untuk menjaring wisatawan mancanegara (wisman). Salah satunya adalah cara unik yang ditujukan untuk menarik wisman asal Vietnam. Tak hanya orang Vietnam saja, tetapi juga ekspatriat Vietnam dan turis asing yang terkenal. Cara unik yang dilakukan Kemenpar adalah pola “menjaring ikan di kolam ikan” untuk memenuhi target nasional 12 juta wisman di tahun 2016

Pola unik tersebut memiliki artian mengambil potensi turis yang berkumpul di tempat-tempat tertentu di destinasi wisata negara lain. Khususnya yang berlokasi di tempat-tempat keramaian seperti mall. Hal inilah yang mengilhami pameran dan Festival Wonderful Indonesia yang tengah diselenggarakan Kemenpar di mal-mal besar di Asia Tenggara, termasuk di Vietnam.

"Kemenpar menggunakan konsep mejaring di kolam ikan. Di mana ada kerumunan semacam mall kita buat pameran wisata. Dari kegiatan ini diharapkan dapat memperkenalkan Indonesia kepada wisman yang sedang berkunjung di mall tersebut," tukas Rizki Handayani, Asdep Pengembangan Pasar Asia Tenggara Kemenpar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemenpar menggelar Festival Wonderful Indonesia di Ho Chi Minh untuk menggaet wisman Vietnam. Acara ini diselenggarakan pada tanggal 24 hingga 25 September besok di salah satu mall besar, yakni SC Vivo City Mall, District 7, Tan Phong Ward.

Kemenpar mengambil stand seluas 540 m2 di mall yang luasnya 62.000 m2 dengan tingkat kunjungan 700.000 orang per bulan. Tercatat lebih dari 24.000 orang per hari mengunjungi mall kelas menengah atas ini. Selain warga Vietnam, juga banyak turis dari negara lain yang berbelanja di mall ini. Hal inilah yang diberi istilah "kolam ikan" sehingga sangat efektif untuk melakukan promosi pariwisata. Sekali promo, banyak turis dari berbagai negara yang menyaksikan.

Rizki mengungkapkan bahwa Ho Chi Minh dipilih karena merupakan kota terbesar di Vietnam dengan populasi 8 juta orang pada tahun 2015. Di Vietnam bagian selatan ini juga bermukim banyak ekspatriat. Ho Chi Minh merupakan pusat ekonomi Saigon, sebutan Vietnam Selatan sebelum bersatu. Dengan GDP per capita mencapai $2800, lebih besar $1042 dibanding rata2 GDP negara Vietnam, pertumbuhan ekonomi Ho Chi Minh yang terbaik di Vietnam mencapai 8%.

Kota ini juga memiliki direct flight maupun transit ke Indonesia sebanyak 8 maskapai. Direct flight-nya adalah Vietnam Airlines yang setiap harinya terdapat satu penerbangan. Lalu untuk penerbangan transitnya ada Tiger Air, Jetstar, Air Asia, Malaysia Airlines, Singapore Airlines, dan Thai Airlines.

Rizki juga menambahkan bahwa saat ini Vietnam memang belum menjadi fokus utama pasar Kemenpar, tapi potensinya semakin berkembang dari tahun ke tahun. Tercatat pada tahun 2014 terdapat wisatawan Vietnam yang berkunjung ke Indonesia dengan angka 44,621 dan share sebesar 0.47% dari total wisman dengan total penduduk 92 juta orang pada 2015, 9 juta diantaranya tercatat berwisata ke luar negeri.

Fenomena tersebut dipandang sebagai peluang dan potensi untuk digarap lebih lanjut. Dari sisi history, hubungan Indonesia dan Vietnam sudah terjalin erat sejak zaman pendiri masing-masing negara, yaitu Soekarno dan Ho Chi Minh. Ini menjadi dasar yang kuat dalam mempererat kerja sama kedua negara ke depannya. Selain itu pada tahun 2015, Vietnam dikunjungi oleh 7,94 juta wisman dari berbagai penjuru dunia yang sebagian besarnya merupakan ekspatriat. Lalu pada tahun 2016, wisman Vietnam diharapkan dapat melampaui jumlah wisatawan tahun-tahun sebelumnya di mana hingga Agustus 2016 tercatat sekitar 25.000 warga negara Vietnam telah berkunjung ke Indonesia.

Festival ini kedua kalinya diadakan setelah tahun lalu mengadakan festival yang sama di mall yang berbeda, di Crescent Mall Ho Chi Minh City, 28-29 November 2015. Kesuksesan festival ini juga berhasil dicapai karena dukungan dari KJRI Ho Chi Minh. Sesuai peran dan fungsinya, KJRI membantu mempromosikan kegiatan ini kepada masyarakat lokal, mengundang pihak-pihak terkait untuk mendatangi festival, dan engerahkan media setempat untuk mempublikasikan Festival Wonderful Indonesia. Konjen RI di Ho Chi Minh, Jean Anes membuka festival ini dengan dihadiri oleh Rizki Handayani, Asdep Pengembangan Pasar Asia Tenggara Kemenpar. (odh/odh)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER