Kayakoy: Kota Hantu Yunani di Tanah Turki

Munaya Nasiri | CNN Indonesia
Senin, 26 Sep 2016 07:11 WIB
Sebuah desa yang dulunya ditempati oleh masyarakat Kristen Ortodoks Yunani di Turki kini dijadikan desa monumen-monumen bersejarah.
Sebuah desa yang dulunya ditempati oleh masyarakat Kristen Ortodoks Yunani di Turki kini dijadikan desa monumen-monumen bersejarah. (Thinkstock/Alizada Studios)
Jakarta, CNN Indonesia -- Jika Anda berkesempatan mengunjungi Turki, sebaiknya tambahkan desa Kayakoy ke dalam daftar tempat yang akan Anda jelajahi selain Istanbul. Rock Village atau yang lebih dikenal dengan sebutan Kayakoy adalah sebuah desa yang terdiri dari 500 rumah yang dibangun sekitar abad ke-18.

Desa ini terletak di delapan kilometer arah selatan kota Fethiye di Barat Daya Turki dan sebagian besar didiami oleh masyarakat penganut Kristen Ortodoks Yunani.

Livissi, sebutan untuk Kayakoy di zaman dahulu, memiliki banyak sejarah di dalamnya. Ia dibangun di situs kota kuno Lebessus dan diperkirakan telah menjadi tempat bagi penduduk Bizantium Pulau Gemiler yang ingin melarikan diri guna menghindar dari bajak laut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, setelah gempa bumi melanda tanah Fethiye, masyarakat berbondong-bondong pindah ke Livissi dan mulai membangun kota tersebut, hingga memiliki populasi 10 ribu sampai 20 ribu penduduk. Dibalik bukit bebatuan nan indah itu pun terdapat cerita peperangan yang tragis.

Sebelum Perang Dunia Pertama, penduduk Yunani hidup dengan tenang di Turki Barat. Namun, setelah perang dimulai, warga Yunani ini justru merasa tengah berada di tanah musuh.

Mereka dibantai habis-habisan oleh masyarakat Turki, ada yang melarikan diri ke Yunani dan ada pula yang dideportasi secara paksa.

Penduduk yang tinggal di Livissi diusir dari rumah dan harus pindah ke lokasi lain dengan jarak 220 kilometer dengan berjalan kaki. Tentu saja, banyak penduduk yang tewas lantaran kelaparan dan kelelahan.

Setelah Turki kalah dalam Perang Dunia Pertama dan kekaisaran Ottoman runtuh, penduduk Yunani pun memutuskan untuk kembali merampas tanah yang dulu sempat mereka tinggali.

Mereka menyerang Turki dan mengakibatkan kejahatan yang mengerikan, seperti pembunuhan, pemerkosaan, mutilasi, dan pembakaran kota. Akhirnya pada 1923 sebuah perjanjian perdamaian ditandatangani kedua belah pihak.

Mereka sepakat untuk menyuruh penduduk mereka kembali ke negara asal. Sekitar lebih dari satu juta Kristen Ortodoks Yunani kembali ke Yunani dan 500 ribu Muslim Turki kembali ke Turki.

Namun, Muslim Turki yang mendiami Livissi merasa tak cocok dengan tempat itu. Menurutnya, desa berbukit dan berbatu itu tidak layak untuk dihuni. Akhirnya mereka pun pindah ke daerah lain.

Kini, usai sebuah gempa berukuran 7,1 SR mengguncang Livissi pada 1957, desa ini dipertahankan sebagai museum dan monumen bersejarah. Sayangnya, pemerintah Turki telah merencanakan untuk membuat desa bersejarah ini menjadi komersil. Hotel, toko, dan fasilitas lainnya siap dibangun guna menarik para wisatawan.

(meg)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER