Jakarta, CNN Indonesia -- Sistem pelaporan untuk menangani kasus lansia yang terkena demensia tak pulang atau hilang dari rumah telah dilakukan oleh pemerintah DKI Jakarta. Beberapa sukarelawan pun telah dilatih untuk merawat mereka yang terkena demensia.
Menjaga atau merawat lansia dengan gejala lupa atau pikun memang bukan perkara mudah. Bahkan tidak bisa disepelekan. Ekstra sabar dan beberapa antisipasi lain untuk mencegah mereka hilang dari rumah harus disiapkan.
Dokter Tara P Sani dari Alzheimer's Indonesia menyebut ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghindari 'kehilangan' orang tua. Pertama, perkara kenyamanan dan keamanan di dalam rumah menjadi hal penting yang harus diperhatikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Orang dengan demensia (ODD) di rumah dapat dikenakan gelang tanda pengenal. ODD juga harus tetap dilibatkan dengan berbagai aktivitas, sesuai kemampuannya.
Beri tanda dengan kertas berwarna terang di beberapa sudut-sudut tembok, dan pasang bantalan di sudut-sudut yang tajam. Samarkan pintu, laci, kenop pegangan pintu dan kuncinya untuk mengurangi kecendrungan membuka pintu atau laci.
"Untuk aktivitas sehari-hari, keluarga harus memerhatikan kamar mandi agar tidak licin dan aman. Selain itu, contohkan juga cara menyikat gigi dan menggenggamnya. Bawa ODD ke dokter gigi minimal enam bulan sekali," katanya.
Dalam berpakaian, batasi jumlah pakaian ODD. Pilih pakaian dengan kancing jepret atau velkro dibanding kancing konvensional. "ODD dengan kecendrungan membuka pakaian di tempat umum, dapat diberikan pakaian berkancing belakang."
Soal makan, keluarga disarankan untuk memberikannya dalam porsi kecil tetapi sering. Gunakan juga alat makan yang berwarna kontras dengan bahan makan yang mudah digenggam.
Hindari meletakkan gula dan garam di atas meja. Hal ini untuk mengurangi impuls untuk menambahkannya. Keluarga lebih baik menambahkan rempah-rempah yang dapat menambah nafsu makan.
"Agar tidak tersedak, beri makanan yang konsistensinya homogen, seperti kentalkan sup dan jus dengan maizena atau pisang," ujar Tara.
Mengenai kamar kecil, keluarga harus membuat jadwal rutin ke toilet. Batasi juga asupan cairan menjelang tidur. Sebagai antisipasi, letakkan alas tahan air di bawah seprai dan underpad di atas seprai.
Di dalam rumah, keluarga dapat mengurangi ODD dengan memberikan rasa tenang dan nyaman dengan meletakkan foto-foto keluarga dan perabot kesayangan ODD di berbagai sisi rumah.
Adapun gangguan perilaku ODD dapat diatasi dengan berbagai teknik dan terapi seperti teknik validasi, yaitu tidak membantah perkataan ODD dan memahami emosi yang sedang dirasakannya.
Ada juga teknik distraksi dengan mengalihkan perhatian ODD. Paparan sinar matahari selama 2x30 menit setiap pagi dan sore hari dinilai dapat mengurangi gangguan tidur.
"Ajak ODD untuk mengenang hal-hal lampau atau bernostalgia dengan melihat foto-foto. Terapi musik dengan memutarkan lagu-lagu kesukaan ODD juga menjadi terapi untuk mereka," katanya.
(meg)