Sekjen UNWTO Takjub dengan Target 20 Juta Wisatawan di 2019

advertorial | CNN Indonesia
Selasa, 11 Okt 2016 12:49 WIB
Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya berkesempatan mengunjungi UNWTO, markas lembaga PBB yang mengurus pariwisata di Madrid, Spanyol
Foto: adv
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya berkesempatan mengunjungi UNWTO, markas lembaga PBB yang mengurus pariwisata pada Senin kemarin (10/10) di Madrid, Spanyol. Arief Yahya makin semangat untuk memajukan pariwisata Indonesia. Apalagi setelah Presiden Joko Widodo memberikan sinyal bahwa pariwisata dapat menjadi core business Indonesia.

Kunjungan Arief Yahya ke UNWTO kemarin merupakan kunjungannya yang kedua kalinya. Pada tahun 2015 lalu, ia telah menjalin komunikasi yang aktif dan belajar dari kisah sukses banyak negara dalam mengelola pariwisata. "Kami sudah ikuti resep UNWTO dan kami ingin lakukan percepatan," ujarnya di Madrid.

Arief Yahya memang merupakan sosok yang idealis untuk urusan pekerjaan profesional yang dibebankan di pundaknya. Selama hampir dua tahun menjadi pilot Kementerian Pariwisata, ia konsisten dengan segala terobosan dan gaya korporasi untuk mencapai target 20 juta wisatawan di tahun 2019.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Segala kelihaian di bidang marketing, pengalaman membangun portofolio bisnis, hingga mentransformasi mental kinerja SDM terus dijalani dengan sabar. "Saya percaya, hanya imajinasi dan aksi yang bisa merubah dunia. Semangat yang tinggi akan mencari jalannya sendiri untuk sukses," tukasnya.


Menpar Arief Yahya memimpin delegasi Kemenpar RI di meeting room lantai 4 Gedung UNWTO. Ia didampingi oleh Yuli Mumpuni Widarso - Dubes RI untuk Spanyol yang juga perwakilan RI di UNWTO, Don Kardono - Stafsus Menpar Bidang Media, Giri Adnyani - Sesdep Pemasaran Mancanegara Kemenpar, Nia Niacaya - Asdep Pengembangan Pemasaran Wilayah Eropa Timur Tengah, Afrika dan Amerika, Ronald Pantun Mariso – Setmenpar, dan Kurniawan - staf Dubes RI di Spanyol.

Dr. Taleb Rifai. Sekjen UNWTO menerima delegasi Wonderful Indonesia dan mengajak 9 petinggi UNWTO. Di antaranya, Mr. Márcio Favilla (Brazil) - Executive Director for Operational Programmes and Institutional Relations, Mr. Zhu Shanzhong (China) - Executive Director for Technical Cooperation and Services, Mr. Carlos Vogeler (Spanyol) - Executive Director for Member Relations, Mr. Xu Jing (China ) -Executive Secretary of the General Assembly and the Executive Council and Regional Director for Asia and the Pacific, Mr. John Kesler - Director of Tourism Market Trends Programme, Mr. Dirk Glaesser (Jerman) - Director of Sustainable Development of Tourism, Mr. Marcel Leijzer (Belanda) - Programme Manager of Tecnical Cooperation, Mr. Harry Hwang (Korea) - Deputy Director of Regional Programme for Asia and The Pacific, dan Ms. Christine Brew - Senior Programme Assistant of Regional Programme for Asia and the Pacific.



Dalam kesempatan tersebut, Arief Yahya melaporkan tiga poin komitmen yang pernah disarankan UNWTO saat kunjungan setahun lalu. Di antaranya adalah soal Visa Free, Sustainable Tourism Observatory, dan Story Telling dalam mengembangkan destinasi pariwisata.

Mendengar presentasi Arief Yahya yang memiliki target dobel dari 9,3 juta wisatawan ke 20 juta wisatawan, Taleb Rifai takjub dengan target tersebut. “Ini adalah target Presiden Joko Widodo dan tidak banyak pilihan, kecuali sukses dan sukses!" kata Arief Yahya merespon Taleb Rifai.

Selain itu, Arief Yahya menjelaskan tiga rekomendasi yang diminta UNWTO itu. Pertama, Visa Free Facilitation, atau Bebas Visa Kunjungan (BVK) dari 25 negara menjadi 169 negara. "Dampaknya signifikan, misalnya Inggris naik pesat, ternyata bukan hanya dari negara Inggris di Eropa, tapi juga dari Singapura, Kuala Lumpur, Hongkong dan sekitarnya karena mereka tidak perlu sulit sulit mengurus visa," jelas Arief.

Wisatawan mancanegara yang datang dari negara-negara anggota Non-ASEAN tumbuh 2 digit persentase, seperti dari Mesir (61,10%); Bahrain (39,90%), India (30,64%), UK (28,22%), Jerman (22,77%), Rusia (22,56%), Australia (19,56%), Cina ( 19,53%), Perancis (19,04%), dan Amerika Serikat (17,74%).


Lalu, mengenai poin Standar Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan, telah ditetapkan tiga daerah yang sudah diakui UNWTO menjadi Sustainable Tourism Observatory (STO). Tiga daerah tersebut adalah Pangandaran Jawa Barat bekerjasama dengan ITB Bandung, Kulonprogo dengan UGM, dan Lombok Barat dengan Universitas Mataram NTB. "Terima kasih, kami sudah memperoleh pengakuan UNWT dan salah satu yang terbaik setelah China," ungkap Arief Yahya.

Kemudian mengenai poin membangun Story Telling di destinasi Pariwisata, Menpar Arief Yahya telah memiliki rencana untuk membuat cerita tentang orang-orang atau tokoh yang sukses dan mendedikasikan di bidang pariwisata. "Ini masih proses, dan akan selesai sampai akhir tahun 2016 ini," tutup Arief Yahya. (odh/odh)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER