Virus Zika Ditemukan dalam Cairan Vagina

Megiza | CNN Indonesia
Kamis, 20 Okt 2016 17:28 WIB
Dengan temuan terbaru ini, peneliti menilai, adanya kemungkinan penularan virus Zika dari perempuan ke laki-laki melalui transmisi seksual.
Ilustrasi. (Chad Baker/Jason Reed/Ryan McVay/Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah penelitian di Amerika Serikat menemukan adanya virus Zika dalam selaput vagina seorang wanita yang baru saja kembali dari Honduras. Meski begitu, para peneliti belum dapat menentukan berapa lama virus Zika menginfeksi wanita berusia 26 tahun itu.

Dipublikasikan dalam jurnal Centers for Disease Control and Prevention, Emerging Infectious Diseases, studi ini melibatkan seorang wanita yang sebelumnya dalam keadaan sehat, tidak hamil , berkulit putih yang terkena Zika saat bepergian ke Honduras.

Lima hari setelah dia kembali ke Amerika Serikat, dia mengembangkan gejala virus, termasuk ruam, demam, sakit kepala dan konjungtivitis atau peradangan selaput lendir pada kelopak mata. Gejala itu makin terlihat pada hari ke-17.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada hari-hari pertama setelah kedatangannya kembali ke AS, sebelum gejala itu muncul, para peneliti dari Universitas Baylor College of Medicine mengumpulkan beberapa spesimen untuk mempelajari jejak Zika.

Spesimen yang diambil itu di antaranya serum, seluruh darah, urin, saliva dan lendir vagina ketika pasien tidak menstruasi. Peneliti kemudian mendeteksi virus RNA Zika dalam serum hingga delapan hari setelah mulai terlihat gejala awal dan dalam cairan tubuh.

Namun, sampel urin dan lendir pada vagina menunjukkan negatif hingga setelah hari ke-14. Sedangkan sampel darah seluruh terus menguji positif untuk Zika hingga 81 hari setelah sakit.

Meski dalam beberapa percobaan terhadap hewan telah menunjukkan kemunculan infeksi Zika melalui lendir vagina dalam waktu 14 hari setelah sakit, "hanya ada satu yang dilaporkan terdeteksi virus RNA Zika pada bagian lendir serviks dalam waktu 11 hari setelah gejala itu muncul," tulis para periset dalam jurnal tersebut.

"Dengan temuan terbaru mengenai kemungkinan penularan dari perempuan ke laki-laki, virus menular mungkin terjadi dalam saluran vagina dan dapat memicu risiko lewat transmisi seksual atau intrapartum," kata peneliti, seperti dilansir FoxNews.

Para periset juga mencatat, keberadaan Zika dalam darah paling lama terdeteksi yaitu hingga 81 hari setelah penderita sakit. Mereka menambahkan bahwa ruam pasien, yang bersisik, dan muncul di tangan dan kakinya, hingga kini belum dijelaskan dalam penelitian medis.

(meg)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER