Jakarta, CNN Indonesia -- Pertunjukan Budaya Nusantara akan digelar di Istana Negara guna memperingati Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober nanti. Salah satu rangakaian acara akan diisi oleh pertunjukan Wayang Ajen oleh Ki Dalang Wawan Ajen dari Jawa Barat.
Ki Dalang Wawan Ajen mendesain wayang kontemporer yang memadukan wayang golek Sunda, wayang kulit Jawa, wayang orang plus teater modern lengkap dengan multimedia itu.
“Saya melibatkan 70 seniman, penari, penabuh gamelan, musik modern, penyanyi, berkolaborasi dalam satu pentas 10 meni. Lakonnya Sumpah Sang Satria, sumpahnya Gatot Kaca, matching dengan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928,” sebut Ki Dalang Wawan Ajen yang telah pentas di 49 negara itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalang yang telah mendapatkan penghargaan dari UNESCO tersebut mengatakan akan meramu musik etnik dari berbagai daerah di Tanah Air. “Bahkan, saat wayang bermain, di panggung juga ada penari dengan kostum yang penuh makna. Ada yang menggambarkan 5 pulau besar di tanah air, ada wayang orang dan para penari yang mengikuti alur cerita si dalang,” tutur dia.
Tak kalah unik, akan ada wayang Presiden Joko Widodo yang dibalut ke dalam pesan sarat filosofi tentang Perang Baratayudha yang menggambarkan peperangan melawan ketidakadilan, kemiskinan, kebodohan, ketidakpedulian, ketertinggalan.
"Perang di sini dimaknai sebagai bentuk persaingan. Bahwa bangsa Indonesia akan terus bersaing dengan bangsa-bangsa lain di seluruh dunia, dan mencari peluang untuk tampil sebagai pemenang. Kita sedang berperang melawan keterpecahbelahan, egoisme, dan ketidakmauan bertanggung jawab. Perang kita diterjemahkan dalam kerja, kerja kerja! Berkarya dan terus mencipta,” kata dalang yang mempunyai nama asli Wawan ini.
Selain itu, pesan moral yang ingin dibangun adalah semangat anak muda yang perkasa, kaya ide, dan berani, melalui sosok Gatot Kaca. Lalu kebijaksanaan yang luhur diperankan Krisna. Terobosan dan lompatan ide-ide besar untuk kemajuan dipersonifikasi oleh Adipati Karna.
“Akan banyak dialog dan monolog yang sarat pesan patriotik. Tetapi semua dikemas dalam bahasa wayang yang mudah dimengerti oleh khalayak, sekalipun berasal dari daerah yang tidak mengenal komunikasi wayang,” kata Wawan.
Rencananya di penghujung pertunjukan, semua seniman mendendangkan lagu Pesona Indonesia. Lagu yang dibawakan penyanyi Rossa itu dibawakan bersama-sama dalam gerak dan gaya yang riang.
“Dulu, kita berjuang untuk membangun semangat persatuan dan kesatuan. Sekarang kita bersatu untuk mencapai target wisman 20 juta di 2016, dengan kekuatan budaya dan tradisi yang kita punya di setiap suku dan daerah. Berbeda-beda budaya itu justru semakin menguatkan kebersamaan, dan menjadi kekuatan atraksi Pariwisata Indonesia,” kata dia.
Acara ini sejalan dengan pesan Menpar Arief Yahya yang selalu mengingatkan untuk melestarikan adat dan budaya lokal karena itu yang akan membawa Indonesia terbang di era cultural industry atau creative industry. “Semakin dilestarikan semakin mensejahterakan,” katanya.