Detail Kecanggihan Batik di Mata 'Art Camera'

Munaya Nasiri | CNN Indonesia
Jumat, 28 Okt 2016 19:39 WIB
Dengan Art Camera, motif batik tulis tersimak lebih detail. Terlihat jelas kecanggihan perajin menorehkan malam pada kain secara manual.
Dengan peranti Art Camera, motif batik tulis tersimak lebih detail. Terlihat jelas kecanggihan tangan perajin menorehkan malam pada kain secara manual. (Dok. Google)
Jakarta, CNN Indonesia -- Secara kasatmata, pembuatan batik tulis boleh dikatakan canggih, sekalipun dikerjakan secara manual. Lihat saja titik-titik, lengkung dan garis yang digoreskan oleh perajin di kain hingga membentuk motif rumit yang indah.

Kini, keindahan motif batik bisa dilihat secara digital dan lebih detail dengan peranti Art Camera, teknologi kamera yang memiliki resolusi gigapixel. Hasil bidikannya bisa dilihat dengan koneksi internet di aplikasi Google Arts and Culture.

Ini merupakan hasil kerja sama Google Arts and Culture dengan Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko, serta Museum Nasional, untuk melestarikan budaya Indonesia secara digital sesuai perkembangan zaman.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain batik, Google Arts and Culture dan Yayasan Batik Indonesia juga mengabadikan tekstil bersejarah Nusantara dalam bentuk digital.

"Dari Sabang sampai Merauke, ada berbagai macam corak batik. Kami tidak membatasi batik dari satu wilayah saja," ujar Shinto Nugroho, selaku Head of Public Policy and Government Relation.

"Batik yang khusus kami lestarikan di Art Camera saat ini adalah batik yang sudah tua," Shinto menerangkan. Menurutnya, hal ini harus dilakukan guna mengantisipasi warna memudar, yang melenyapkan keaslian batik.

Selain itu, ia juga mengatakan bahwa dengan mengabadikan batik melalui Art Camera, maka masyarakat bisa melihat lebih detail, termasuk melihat jenis bahan yang digunakan.

"Terlebih lagi batik tulis, bisa terlihat dengan jelas setiap goresannya. Di titik ini ada apa, di titik lain ada apa, karena bisa dilihat sampai satu juta kali lebih dekat," ungkap Shinto.

Ia menambahkan, "Kita jadi tahu bagaimana cantiknya batik yang tidak akan pernah habis. Kita pun tahu bahwa ada seribu cerita di balik selembari kain batik."

Hingga saat ini sudah ada sekitar 750 batik yang bisa dilihat melalui Art Camera. Nantinya, diharapkan ada dua ribu batik yang diabadikan.

Di kesempatan yang sama, Dennis Dizon, selaku Program Manager Google Cultural Insitute, memperlihatkan sebuah batik yang dibidik dengan Art Camera.

Batik tersebut terlihat mulus tanpa cela. Rupanya, setelah diperbesar seratus kali, salah satu bagian, tepatnya di tengah kain, terdapat bekas jahitan yang sangat kecil. Jahitan benang berwarna kuning tersebut agaknya digunakan untuk memperbaiki kain yang berlubang.

"Anda bisa melihat sampai sangat detail," kata Dennis kepada awak media di Jakarta, pada Kamis (27/10).

Selain batik, juga ada digital map dari beberapa lokasi wisata, seperti Candi Borobudur dan Monumen Nasional. Dengan mengunduh aplikasi Google Art and Culture serta Cardboard, Anda bisa menjelajahi lokasi tersebut tanpa harus mendatanginya secara langsung.

"Itu lah salah satu tujuan kami, agar semua orang bisa melihatnya tanpa harus berkunjung. Satu-satunya akses yang dibutuhkan hanyalah internet. Dengan internet, Anda bisa menjelajah ke mana pun," papar Shinto.

(vga/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER