Jakarta, CNN Indonesia -- Lazimnya, desain grafis di kemasan botol atau kaleng bir terkesan maskulin. Namun kelaziman ini 'dilanggar' oleh Guinness, merek bir ternama asal Irlandia.
Dalam rangka merayakan Hari Batik Nasional, yang sejatinya jatuh pada 2 Oktober, Guinness Beer Indonesia membuat motif batik khusus di kemasan botolnya.
Kemasan tersebut digadang-gadang sebagai Guinness Limited Edition Indonesia Pack (LEIP) yang juga sebagai salah satu bentuk kampanye Guinness Batik Fridays.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Melalui kampanye ini kami berharap bisa mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk merayakan kebanggaan mereka terhadap batik yang akan mereka kenakan dengan bangga setiap hari Jumat," papar Adam Djokovic selaku Country Representative Diageo Indonesia, sebagaimana tertulis di siaran pres.
Kemasan langka khas Indonesia di botol bir Guinness memiliki tiga motif berbeda: Garuda, Naga dan Kala.
Tiga motif ini didesain oleh tim Guinness dengan menggandeng Era Soekamto yang bertugas menjaga motif batik agar sesuai pakemnya.
Ditemui oleh CNNIndonesia.com di Jakarta, pada Selasa (11/10), Era menyatakan, "Saya sangat mengapresiasi Guinness karena telah memilih batik secara bertanggung jawab, supaya tidak
misleading ke masyarakat luas."
"
I am very proud with Guinness," kata Era memuji. "Mereka
international company tapi mau bertanya [ke pegiat batik], enggak asal bikin. Betul-betul mau pakemnya diarahkan,
which is menurut aku itu adalah bentuk dari tanggung jawab."
Menurut Era, saat ini banyak sekali perusahaan atau daerah yang kerap menyebut suatu motif sebagai batik. "Padahal," kata Era, "motif itu bukan batik, dan itu
irresponsible."
Lebih jauh lagi ia menjelaskan bahwa batik sendiri memiliki dua sisi: teknik batik dan motif batik. "Kalau teknik itu yang dicanting dan dengan malam, sedangkan kalau motif batik itu yang benar harus ada
Royal Court in Java, karena batik itu awalnya memang lahir di Jawa."
Untuk itu, pihak Guinness meminta Era untuk "melihat apakah desain ini sudah cukup batik apa belum, apakah sudah mewakili Indonesia apa belum, karena mereka [Guinness] ingin agar batik ini dilegalisir."
 Guinness mengeluarkan Guinness Limitied Edition Indonesia Pack dengan tiga motif batik di kemasan botol bir yang turut diarahkan oleh desainer dan pakar batik, Era Soekamto. (Dok. Guinness Beer Indonesia) |
Paduan Bir Guinness nan Maskulin dengan Motif BatikMelihat motif batik di kemasan Guinness, Era mengatakan bahwa komposisi yang digunakan sangat cantik. "Ini kan
black beer, orang menganggap
black beer itu too serious, padahal bir adalah bir,
for everyone to cheer up and having fun."
"Ini komposisinya
nice, sangat
fun, dan dengan adanya warna hitam [di botol] itu tidak membuat kehilangan
masculinity-nya. Kalau komposisinya
pink mungkin akan hilang [maskulinnya].
Black with gold ini bagus banget."
Ia pun mengaku tak menyangka bahwa hasil akhir perpaduan bir dengan motif batik tersebut akan sangat apik.
"Awalnya saya pikir, 'kok warna-warni ya?'" tukas Era. "Batik memang warna-warni, sih. Saya juga awalnya hanya melihat desainnya dari kertas saja. Tapi setelah dipasang di botolnya, ternyata keren banget."
Di kesempatan yang sama, Era juga memaparkan konsep motif batik yang digunakan. Ketiga motif tersebut rupanya mempunyai satu benang merah: Lereng.
Era menjelaskan bahwa di zaman Sultan Agung, lereng adalah simbol tanjakan-tanjakan spiritual, yang berarti sebagai pemimpin harus tetap menanjak. Beberapa motif batik pun menggunakan lereng, seperti batik parang, liris, dan rujak senthe.
"Maka dari itu motif tersebut tidak boleh dipotong lurus, melainkan harus diagonal," paparnya.
Ia turut menjelaskan makna dari ketiga motif batik tersebut. "Ini disebut motif gurdo. Biasanya motif gurdo dibuat sejajar, tapi di sini dibuat asimetris. Gurdo sendiri artinya kesatuan atau pencapaian, seperti pencapaian ke tingkat spiritual yang lebih tinggi," jelas Era.
Di kemasan Guinness dengan motif Garuda, warna yang ditampilkan lebih condong ke perpaduan warna biru dengan hijau. Motif tersebut dipilih untuk menyimbolkan kesatuan dan kebersamaan yang menyatukan Indonesia.
Sedangkan di motif Naga, Era mengatakan bahwa simbol Naga tersebut berbeda dengan naga yang berasal dari China. Pasalnya, naga yang berasal dari Jawa biasanya memiliki mahkota.
Simbol naga ini pun dikatakan Era diambil dari
Pataka Majapahit. "Kalau di Yunani, ketika ingin menyerang sebuah negara, pasti akan membawa bendera dengan gambar Elang. Kalau kita [Indonesia] itu gambarnya Naga."
Motif naga dengan warna magenta itu melambangkan sebuah kebanggaan terhadap budaya Indonesia yang saat ini telah melewati batasan global.
Kemudian untuk motif Kala di kemasan Guinness lebih ke arah tumpal. Menurut Era, "Tumpal itu biasanya ada di samping kain, namanya pucuk rebung atau tumpal."
Di kemasan tersebut motif yang diambil adalah dari Batara Kala, seorang putra Dewa Siwa yang disebut sebagai dewa penguasa waktu. Kala sendiri berasal dari bahasa sansekerta dengan makna waktu.
Lebih jauh lagi Era menjelaskan bahwa biasanya motif tersebut kerap ditemui di Royal Court atau keraton (istana), juga pada candi. Kala sendiri merupakan simbol dari kekekalan batik yang terus menginspirasi seluruh warga Indonesia.
(vga/vga)