Jakarta, CNN Indonesia -- Konsumsi alkohol dan ganja secara bersamaan dianggap berisiko tinggi bagi penggunanya. Namun hasil penelitian yang dilakukan oleh Meenakshi Subbaraman dari Alcohol Research Group menepis anggapan itu.
Penelitian tersebut dilakukan dalam kurun 2014-2015. Secara acak, peneliti di Alcohol Research Group melakukan pengujian terhadap pengguna alkohol dan ganja yang tinggal di Washington D.C, Amerika Serikat (AS).
Hasil penelitian tersebut, sebagimana dilansir laman
Huffington Post, membuktikan bahwa konsumsi alkohol dan ganja secara bersamaan kemungkinan tidak berisiko tinggi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasalnya, menurut Subbaraman, orang yang memiliki alkohol dan ganja kemungkinan akan mengonsumsi keduanya sekaligus di tempat-tempat tertentu, seperti rumah. Sehingga mereka bisa memperkirakan apa yang terjadi bila mereka melakukannya.
Saat penelitian, lebih dari 2.400 responden mengaku mengonsumsi alkohol sejak satu tahun lalu. Sebanyak 70 persen di antaranya menyatakan hanya mengonsumsi alkohol saja.
Juga diketahui, 18 persen responden mengonsumsi alkohol dan ganja secara bersamaan. Sedangkan 13 persen lain mengonsumsi ganja dan alhokol secara terpisah.
Di negara bagian Washiongton, penggunaan ganja sudah dilegalkan. Tak heran bila banyak warga Washington yang mengonsumsi obat psikotropika dari tumbuhan
Cannabis sativa syn. Cannabis indica yang mengandung zat
tetrahidrokanabinol (
THC, tetra-hydro-cannabinol) dan membuat pemakainya mengalami euforia.
Konsumsi alkohol sekaligus ganja mungkin tidak berisiko tinggi. Namun harga keduanya juga tidak rendah. Pengguna harus mengeluarkan banyak uang untuk membelinya.
(vga/vga)