Jakarta, CNN Indonesia -- Jika Anda gemar berpergian menggunakan kereta api, pastinya ini menjadi kabar yang menggembirakan untuk Anda. Perusahaan transportasi milik BUMN, Kereta Api Indonesia (KAI) membuka kembali jalur lama antara Stasiun Ambarawa-Jambu-Bedono. “Zaman Belanda dulu, jalur kereta api ini untuk mengangkut tebu dan hasil bumi. Sekarang diaktivasi untuk Pariwisata,” ujar Menteri Pariwisata, Arief Yahya di Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata (7/11).
Istimewanya lagi, jalur rel yang dibangun bergerigi di antara dua rel, yakni pada tanjakan dan turunan tajam di jalur Jambu-Bedono. Panjangnya 5,6 kilometer yang hanya ada di India, Swiss,dan Indonesia. “Jadi ini sangat unik. Kereta uapnya lama, jalurnya lama, stasiunnya lama, dan menjadi atraksi sejarah yang sangat menantang,” ucap Arief Yahya.
Larasati Sedyaningsih, Anggota Pokja Percepatan 10 Destinasi, Borobudur Kementerian Pariwisata mengungkapkan bahwa pembukaan jalur kereta api ini membantu pariwisata Indonesia. ”Ini juga sangat baik untuk Pariwisata Indonesia dan menambah atraksi di destinasi Borobudur. Sudah sejak 27 Oktober 2016 jalur ini sudah dibuka. Jalur ini semula digunakan untuk mengangkut hasil bumi. Untuk sekarang ini digunakan sebagai alternatif obyek wisata khusus menggunakan lokomotif uap,” tukasnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jalur bergerigi terihat unik dan ketika dioperasikan untuk mengerem pun dilakukan secara manual. Model kereta tradisional juga menjadi destinasi unik di San Fransisco, Amerika Serikat. Lokomotif yang digunakan jenis uap seri B 2502 dan dapat menarik dua gerbong kapasitas 80 orang. "Jadi tambah satu rute lagi selain rute Ambarawa-Tuntang," tambahnya.
Upaya seperti ini sudah dilakukan PT KAI dengan membuka paket wisata kereta uap dari Stasiun Ambarawa, Kabupaten Semarang menuju Stasiun Tuntang. Manager KAI Humasda 4 Semarang, Edi Suswoyo mengatakan bahwa pembukaan paket wisata demi menarik wisatawan domestik maupun mancanegara untuk mengoptimalkan hari liburnya. ”Semakin banyaknya atraksi di Jawa Tengah, maka potensi datangnya wisatawan ke Borobudur juga akan semakin baik,” kata Edi.
Ambarawa juga memiliki destinasi wisata yang menarik. Salah satunya adalah Museum Kereta Api Ambarawa. Di dalam museum terpanjang tersebut puluhan jenis lokomotif uap serta peralatan operasional lokomotif. M isalnya karcis, baju, dan peluit peninggalan Belanda dan Jepang dari tahun 1800-an bisa dinikmati pengunjung.
Museum Ambarawa merupakan Stasiun Willem I yang berdiri pada tahun 1873. Di museum ini memuat koleksi lokomotif kuno. Salah satu daya tariknya adalah wisata naik kereta dengan lokomotif diesel maupun uap. Selain itu, untuk urusan kuliner, destinasi Joglo Semar (Jogjakarta, Solo dan Semarang) Borobudur juga punya makanan yang luar biasa nikmatnya.
”Warung Sehati Selera Pedas di desa Kembanglimus Kecamatan Borobudur wajib didatangi. Menu utama adalah mangut kepala ikan beong, masakan khas tepian kali Progo. Kalau ke Borobudur, jangan lupa mampir ke wisata kuliner ini,” ujar Larasati.
Ikan Beong, mirip lele atau ikan gabus yang cukup besar menjadi makanan yang gurih. Ikan air tawar ukuran jumbo itu direndam dalam bumbu pedas akan membuat Anda tergugah. Nama beong mungkin asing di telinga sebagian orang. Ikan air tawar ini endemis di Kali Progo yang berhulu di sekitar Gunung Sindoro. Ikan beong bernama latin Mystusnemurus. Berwarna hitam, memiliki tiga patil, dan kumis melintang panjang khas ikan lele dan ekornya mirip bandeng.
Dikarenakan habitat aslinya di Sungai Progo, maka tidak banyak warung makan setempat menyajikan menu ikan beong sebagai andalan. Setelah populasinya menurun beberapa tahun terakhir, ikan ini banyak dibudidayakan dan dijual dengan harga cukup mahal di pasar-pasar.
Salah satu warung yang setia menyajikan menu langka ini adalah Warung Sehati Selera Pedas di Desa Kembanglimus, Kecamatan Borobudur.Warung ini berada sekitar 4km sebelah barat candi, tidak jauh dari jalan utama menuju Kecamatan Salaman, Magelang. Satu arah menuju obyek wisata Bukit Rhema atau sering disebut Gereja Ayam.
(odh/odh)