Jakarta, CNN Indonesia -- Donald Trump telah memenangkan ‘tiket’ menuju Gedung Putih. Publik pun menantikan gebrakannya sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) sesuai slogan semasa kampanye, “
Make America Great Again.”
Laman
Crave Online mengabarkan, kalangan kuliner membikin gebrakan dengan slogan pelesetan “
Bake America Cake Again” yang diyakini bisa menyatukan kubu biru (Hillary Clinton) dan merah (Trump) yang terpecah usai Pemilu AS.
Ide ini digagas oleh Sarah Kieffer dari
The Vanilla Bean Blog saat meluncurkan buku masaknya, bertepatan dengan Pemilu AS, pada Selasa (8/11). Bersama sang suami dan The Faux Martha, ia mengkreasikan tagar
#bakeamericacakeagain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan tagar itu, ia mengajak para juru masak, terutama
baker, memamerkan foto
cake atau
pastry buatan mereka via Instagram. Sontak lebih dari 100 kreasi bertubi-tubi memenuhi Instagram dilengkapi tagar #bakeamericacakeagain.
Gerakan membuat cake ini bukan sekadar luapan kegembiraan pendukung Trump, melainkan juga pelipur kekecewaan pendukung Hillary. Sementara bagi mereka yang tak bisa memasak kue, melihat foto kue menjadi hiburan tersendiri.
Lantas mengapa membuat cake, bukan masakan lain? “Karena cake memang ikon budaya Amerika,” kata Anne Byrn, penulis buku laris
American Cake sekaligus baker. “Karena cake punya sifat perayaan,” kata wanita asal Nashville.
“Jadi buat lah cake vanila, lemon, jahe, cokelat, kayu manis,
boozy, Bundt, berlapis atau marmer, apa pun,” Anne bersemangat, dikutip laman
NPR. “Cake memang punya tempat spesial di pinggan, imajinasi dan hati orang Amerika.”
(vga/vga)