Indonesia Raih Penghargaan di China Travel and Leisure Award

adv | CNN Indonesia
Jumat, 18 Nov 2016 13:48 WIB
China Travel and Leisure, media global dalam bentuk majalah dan digital yang berbasis di Tiongkok memberikan apresiasi kepada Wonderful Indonesia.
Jakarta, CNN Indonesia -- China Travel and Leisure, media global dalam bentuk majalah dan digital yang berbasis di Tiongkok memberikan apresiasi kepada Wonderful Indonesia. Pasalnya, Indonesia ditetapkan sebagai The Famous Next Travel Destination dalam acara 10th Anniversary China Travel and Leisure Award di Wanda Reign Shanghai, Selasa (15/11). Ukus Kuswara, Sekretaris Menteri Kementerian Pariwisata didampingi Vinsensius Jemadu, Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran Wilayah Asia Pasifik menerima penghargaan tersebut.

Reputasi China Travel and Leisure yang merupakan media independen ini memiliki sejarah yang panjang dalam reportase tour, travel, dan destinasi wisata dunia. Oleh karena itu, penghargaan ini bisa dibilang strategis. Belum lagi, China Travel and Leisure merupakan salah satu media terkenal bagi para traveler Asia. “Terima kasih China Travel and Leisure. Penghargaan yang bermakna karena diberikan oleh media di Tiongkok yang semakin paham akan potensi new destination atau next destination,” tukas Ukus Kuswara.

Kemenpar menilai bahwa klaim next destination adalah langkah yang bagus. Ini dikarenakan China merupakan salah satu pasar potensial dan ditempatkan sebagai originasi utama bagi Indonesia. Sampai September 2016, China Traveller sudah menempati peringkat satu mengalahkan Singapura, Malaysia, Australia, Jepang, dan Korea ke Indonesia. “Next destination itu memberi rasa optimis bagi kami untuk mendatangkan wisman dari Tiongkok,” jelas Ukus Kuswara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Outbound traveler Tiongkok sudah menembus 120 juta di tahun 2015 lalu. Mereka menyebar ke seluruh dunia, termasuk negara-negara Eropa dan Amerika. Mereka juga ke Asia Tenggara dengan jumlah traveler ke Thailand lebih dari 8 juta di tahun 2015 lalu. “Yang ke Indonesia baru 1,2 juta saja atau 1% dari seluruh wisatawan Tiongkok yang ke luar negeri,” katanya.

Dalam kesempatan ini, Ukus turut mengucapkan selamat kepada Menteri Pariwisata Arief Yahya yang sekali menekankan bahwa Kemenpar harus berani berkompetisi dan bersaing di level global. Oleh karena itu, harus senantiasa menggunakan standar global. “Kini, semakin banyak lembaga-lembaga internasional yang respek dan mengakui kinerja percepatan Kementerian Pariwisata RI,” tuturnya.

Wonderful Indonesia mendapat respons positif  dari China Travel and Leisure karena Wonderful Indonesia sudah mulai mendapatkan reaksi yang bagus dari pasar Tiongkok. Hal ini sudah dapat dilihat dari Januari hingga Agustus 2016 lalu. Faktanya, kunjungan wisatawan mancanegara Tiongkok mencapai 980.184 orang.

Jumlah wisman Tiongkok menggeser Singapura yang menyumbang 939.231 wisman ke Indonesia. “Wisman Tiongkok sudah nomor satu dan beberapa bulan ini, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia sudah menembus angka di atas satu juta wisman. Salah satu faktornya adalah kampanye hebat yang didukung Presiden Joko Widodo. Masyarakat Tiongkok dirayu untuk menikmati eksotisme alam dan keindahan budaya nusantara,” ucap Ukus.

Faktor tersebut memiliki pengaruh besar mengingat outbound orang Tiongkok yang bepergian ke luar negeri di 2015 sebanyak 120 juta orang. “Yang ke Thailand sudah 8 juta wisman. Ke Korea, Hongkong dan Jepang angkanya juga lumayan tinggi, tapi yang ke Indonesia baru 1%, masih di angka 1,2 juta orang. Ini yang coba dikejar,” kata Vinsensius Jemadu. Asisten Deputi Pemasaran Asia Pasifik.

Faktor lainnya yang mempengaruhi peningkatan wisman ini adalah kebijakan Bebas Visa Kunjungan. Saat ini, sudah ada 169 negara yang sudah masuk ke dalam daftar Bebas Visa Kunjungan. Tiongkok, Singapura, Australia, serta Jepang berada dalam peringkat lima besar penyumbang wisman terbanyak ada dalam daftar BVK. “Sejak Perpres turun, Kemenpar langsung action mensosialisasikan ke mana-mana. dan itu kami promosikan juga,” tandas Vinsensius Jemadu yang juga mengatakan bahwa implementasinya langsung dikawal oleh Arief Yahya.

Deregulasi di sektor kepariwisataan juga terus dilakukan. Salah satu hasilnya adalah pencabutan cabotage untuk cruise, sehingga kapal pesiar dengan bendera asing boleh menaik-turunkan penumpang di pelabuhan di Indonesia. Ada lima pelabuhan yang sudah membuka cabotage, yakni dari Belawan, Tanjung Priuk, Tanjung Perak, Benoa, dan Makassar.

Deregulasi lainnya adalah CAIT, Clearance Approval for Indonesian Territory yang membuat yachts harus mengurus izin tiga minggu untuk sailing ke perairan Indonesia. Saat ini sudah dicabut dan diganti dengan CIQP biasa, yakni Clearance, Immigration, Quarantine dan Port saja. “Sekarang tinggal 3 jam saja dan benchmark-nya Singapura, hanya cukup 1  jam. Kami sedang menuju ke sana,” tukas VJ, sapaan akrab Vinsensius Jemadu.

Selain itu, Wonderful Indonesia juga semakin gencar beralih ke strategi Go Digital Be the Best. Menggunakan digital dalam semua aspek. Dari pemasaran, sampai ke industri pariwisata. Setelah itu, memperkuat akses direct flight ke Indonesia. Salah satunya menjalin kerjasama dengan Singapore Airlines dan Silk Air yang sudah dilakukan di sela Leaders’ Retreat  di Semarang, Senin (14/11).

Ada juga program 100.000 homestay dengan arsitektur nusantara yang diharapkan bisa menjadi atraksi budaya yang khas sekaligus amenitas baru yang cepat dan murah. “Semua strategi Wonderful Indonesia sudah benar dan inilah hasil nyatanya. Kerja keras Wonderful Indonesia diakui China Travel and Leisure dengan perolehan award kemarin malam,” tutup VJ.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER