Jakarta, CNN Indonesia -- Beberapa pekan kemarin, kecelakaan merenggut wisatawan yang berkunjung ke Great Barrier Reef, Australia, dan Taman Nasional Yellowstone, Amerika Serikat.
Di Great Barrier Reef pada Rabu (12/11), dua wisatawan terkena serangan jantung saat melakukan kegiatan menyelam. Sedangkan di Taman Nasional Yellowstone pada Kamis (17/11), seorang wisatawan tergelincir di sumber mata air panas yang mengandung zat asam tinggi.
Menanggapi kasus tersebut, presenter acara televisi yang kini aktif dalam kegiatan menyelam, Riyanni Djangkaru, memberikan tanggapan kalau kejadian itu bisa dihindari jika wisatawan mengetahui kapasitas kesehatannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Jadi, kita jangan terlalu memaksakan diri jika memang kondisi tidak memungkinkan. Karena segala sesuatu ada risikonya, patuhilah peraturan yang ada di wilayah setempat dan dengarkan anjuran pemandu lokal mengenai tempat yang akan kita jadikan lokasi menyelam,” kata Riyanni kepada CNNIndonesia.com saat dihubungi pada Jumat (18/11).
“Sekalipun kita sudah ahli dan paham, tentunya pemandu setempat yang lebih tahu kondisi dari daerah tersebut, disiplin diri menjadi salah satu kunci utama,” lanjutnya.
Wanita cantik berusia 36 tahun yang juga menjabat sebagai Pemimpin Redaksi majalah Dive Magazine ini juga menyampaikan beberapa hal yang perlu dilakukan jika terjadi keadaan darurat di dalam air.
“Jangan panik dan tetap bernafas sesuai instruksi. Karena biasanya saat orang panik maka bisa mempengaruhi semuanya. Oleh karena itu, seorang penyelam harus memiliki lisensi menyelam, dari situ nantinya para penyelam akan diberikan pembekalan seputar keamanan dasar yang harus dilakukan saat di dalam air,” ujar Riyanni.
Beberapa faktor lain juga diungkapkan oleh wanita kelahiran Bogor tersebut bahwa arus air laut juga menjadi salah satu tantangan dan kesulitan yang sering dialami oleh para penyelam.
Selain itu, terdapat faktor dari kontrol
buoyancy (daya apung) masing-masing individu yang ikut mempengaruhi situasi saat menyelam.
Lisensi menyelam memang sangat diperlukan jika ingin memulai olahraga di dalam air ini.
Menurut Professional Association of Diving Instructors (PADI) yang didirikan oleh John Cronin dan Ralph Erickson tahun 1966 di California, Amerika, ada beberapa macam tingkatan dalam lisensi, di antaranya Recreational Diving Certification, Recreational Specialty Course, dan Professional Certifications.
“Namun, bagi pemula yang belum memiliki lisensi, jangan khawatir. Kegiatan menyelam tetap bisa dilakukan di kedalaman kurang lebih lima meter dengan ditemani oleh instruktur dengan daerah yang tidak terdapat banyak batu karang. Jadi, hanya untuk merasakan bagaimana sensasi menyelam,” kata Riyanni.
Menutup perbincangan, ia berharap ke depannya para penyelam Indonesia harus sudah mulai tanggap untuk melindungi keindahan bawah laut.
Tak hanya soal teknik, Riyanni berharap penyelam Indonesia juga paham mengenai etika menyelam dan etika konservasi demi keberlangsungan hidup spesies di air.
(awita ekasari larasati/ard)