Jakarta, CNN Indonesia -- Fauzi menjalankan aktivitasnya seperti biasa sebagai pemandu wisata pada Kamis (17/11) pagi. Kali ini, ia mendapat tugas untuk menemani sejumlah awak media yang ingin mendaki bukit di Pulau Padar, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pulau Padar merupakan salah satu destinasi wisata di kawasan Labuan Bajo. Untuk tiba di pulau ini, wisatawan membutuhkan waktu sekitar satu jam dengan menggunakan
speed boat (kapal cepat) dari Pelabuhan Labuan Bajo.
Hari itu, Fauzi mulai memandu pendakian pukul 10.00 WITA. Setelah berlalu sekitar 40 menit, ia berhenti sejenak, meneduhkan diri dari sengatan sinar matahari yang telah membuat keringatnya mengucur dan nafasnya terengah-engah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fauzi duduk di bawah pohon rindang dan menyelonjorkan kakinya tepat di sebelah sejumlah awak media yang telah beristirahat lebih dulu.
Selayaknya seorang pemandu wisata, Fauzi menceritakan keindahan alam Pulau Padar bersama panorama tiga teluk yang dapat dilihat dari puncak bukit.
Ia pun lanjut bercerita. Kini soal upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda yang diselenggarakan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno di Pulau Padar pada 28 Oktober silam.
Kala itu, Rini mengajak Direktur Utama Bank BRI Asmawi Syam, Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama BNI Achmad Baiquni, dan sejumlah direksi BUMN lainnya untuk mengibarkan bendera Merah Putih, membacakan Sumpah Pemuda, serta menyanyikan lagu kebangsaan
Satu Nusa Satu Bangsa di atas bukitnya.
Dikatakan Fauzi, sejak kehadiran menteri dan direksi BUMN itu, Pulau Padar mengalami sedikit perubahan. Titik awal pendakian bukit kini memiliki tangga serta dermaga kecil yang dibangun dari rakitan drum air, untuk mempermudah kapal bersandar dan menurunkan wisatawan.
Namun, Fauzi masih mengutarakan lara yang terpendam dalam sanubarinya. Di tengah upaya meningkatkan jumlah wisatawan ke kawasan Labuan Bajo dan sekitarnya, ia juga meminta pemerintah tak lupa menghadirkan kehidupan yang lebih layak bagi penduduk lokal.
 Tangga menuju dermaga ke Pulau Padar. (CNN Indonesia/Martahan Sohuturon) |
Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi wisata prioritas yang ditetapkan pemerintah untuk dikembangkan. Sampai 2019, pemerintah menargetkan jumlah kunjungan wisata ke Indonesia mencapai 20 juta wisatawan.
Selain Pulau Padar, di sekitar Labuan Bajo terdapat destinasi wisata lainnya, antara lain Danau Kelimutu, Pulau Rinca, Taman Nasional Komodo di Pulau Komodo, hingga Pink Beach (Pantai Pink).
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, pada Januari hingga Agustus 2016, jumlah wisatawan mencapai 7,36 juta orang, naik 8,39 persen dibandingkan periode serupa di 2015.
Besarnya kenaikan tak diimbangi dengan pembenahan hal kecil oleh pemerintah, salah satunya yang dikatakan Fauzi ialah ketersediaan listrik di Labuan Bajo.
“Setiap malam di Labuan Bajo itu mati lampu,” kata Fauzi. Pengalaman itu tak hanya dirasakan Fauzi.
"Bagi penduduk lokal, sangat sulit untuk mendapatkan hiburan di Labuan Bajo."Fauzi, pemandu wisata di Labuan Bajo. |
Saat CNNIndonesia.com menginap di salah satu hotel ternama di Labuan Bajo, listrik sempat padam untuk beberapa saat, kemudian menyala kembali dengan bantuan genset.
Jangankan saat padam, setiap harinya ketika listrik tak padam, kawasan di luar hotel pun sudah terlihat gelap.
Selanjutnya, ia pun mengeluhkan sulitnya menyaksikan pertandingan sepak bola di televisi. Fauzi kesal, karena harus berganti-ganti provider televisi berbayar untuk menikmati salah satu olahraga favoritnya tersebut.
“Kemarin pas Piala Eropa provider yang ini, terus kemarin Liga Inggris ada di provider yang ini, tapi sekarang sudah ganti lagi ke provider yang lain. Bagi penduduk lokal, sangat sulit untuk mendapatkan hiburan di Labuan Bajo,” ujar Fauzi.
Lara di tengah upaya mengembangkan wisata di sekitar kawasan Manggarai Barat ternyata tak hanya mengganjal dalam sanubari Fauzi.
Seorang penduduk yang tinggal di Taman Nasional Pulau Komodo, Andre, bersama tetangganya, juga punya kegelisahan yang sama.
 Aktivitas wisata di sekitar perairan Labuan Bajo. (CNN Indonesia/Martahan Sohuturon) |
Saat sedang duduk santai di sebuah warung mie instan, ia menyindir pemberitaan di media yang sibuk menyorot kasus dugaan penistaan agama yang dituduhkan terhadap Gubernur DKI Jakarta non-aktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Menurutnya, media hanya mau memberitakan kawasan Manggarai Barat saat pejabat atau presiden tengah melakukan kunjungan saja.
“Kami di sini tahu bagaimana perkembangan kasus Ahok itu. Seandainya kami punya saluran televisi lokal, pasti banyak kami diberitakan,” kata Andre.
Lara yang dirasakan Fauzi dan Andre sebentar lagi mungkin akan sirna, Presiden Joko Widodo sudah meminta agar seluruh jajaran pemerintahannya memudahkan akses di Labuan Bajo.
"Seandainya kami punya saluran televisi lokal, pasti banyak kami diberitakan."Andre, penduduk lokal di Labuan Bajo. |
Salah satunya belum lama ini ia meresmikan terminal baru Bandara Komodo yang berada di Labuan Bajo pada 27 Desember 2015 silam.
Selain bisa dinikmati penduduk lokal, Jokowi berharap, fasilitas baru ini bisa memudahkan wisatawan untuk menikmati keindahan pantai dan alam bawah laut Labuhan Bajo.
Wisatawan yang menjadi target kunjungan ke Labuan Bajo tidak hanya wisatawan dari Bali yang menggunakan penerbangan Garuda Indonesia rute Jakarta-Labuan Bajo melalui Denpasar, tetapi juga wisatawan dari sejumlah daerah melalui penerbangan langsung Garuda rute Jakarta-Labuan Bajo.
Rute penerbangan Jakarta-Labuan Bajo ditempuh sekitar dua jam.
Jokowi meminta agar beroperasinya terminal baru ini diikuti dengan promosi pariwisata yang lebih gencar lagi terutama oleh Kementerian Pariwisata.
Ia juga meminta sarana transportasi menuju lokasi wisata, jalan, pelabuhan, serta penginapan, rumah makan dan sarana penunjang lainnya diperbaiki.
"Pemerintah daerah perlu bekerja sama dengan berbagai maskapai agar makin banyak wisatawan ke bandara. Maksimalkan juga penggunaan berbagai kanal media dengan baik," ujar Jokowi dalam acara peresmian terminal baru Bandara Komodo.
Dengan peningkatan jumlah wisatawan, Jokowi pun berharap ekonomi Labuan Bajo juga makin meningkat.
Menurutnya, ekonomi kreatif dalam bentuk cinderamata bisa diperbanyak, karena makin banyak wisatawan yang berdatangan.
“UMKM bisa memanfaatkan pariwisata Komodo yang berkembang," ucap Jokowi.
(ard)