Inilah Benefit Gabung ITX, Tunggu Apa Lagi?

adv | CNN Indonesia
Rabu, 23 Nov 2016 14:06 WIB
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyadari transformasi ke digital itu tidak mudah.
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pariwisata Arief Yahya menyadari transformasi ke digital itu tidak mudah. Apalagi bagi pelaku industri yang sudah mapan menjalankan usaha dengan cara biasa. Tak heran pelaku bisnis yang ragu-ragu jika harus mendigitalisasi usahanya.

"Percayalah, dengan go digital akan jauh lebih mudah, lebih murah, lebih produktif," ujar Arief Yahya.

Arief pun mendorong agar para pelaku usaha tidak menunda mengalihkan usahanya ke pasar digital agar tidak ketinggalan. "Dalam era digital itu semua telanjang, apa yang di-searching customers itu bisa dideteksi dengan sangat jelas melalui digital intelijen. Itulah mengapa muncul istilah semakin digital semakin personal," kata Arief Yahya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para pelaku usaha pun bisa memulainya dengan mengikuti Indonesia Travel Xchange (ITX). Menurut Claudia Ingkiriwang, Ketua Probis ITX, Sigma, para pebisnis pariwisata akan memperoleh template website yang bisa dijadikan landing pages buat bisnis wisatanya.

"Kami akan ajari, kami akan asistensi, bagaimana cara memasang foto, membuat narasi, menempatkan banner. Tahun pertama, biaya hosting-nya gratis,"kata Claudia.

"Cara aktivasinya sangat mudah, dalam workshop jika sudah punya orang IT di perusahaan TA/TO (tour agent, tour operator) hanya cukup 1 hari saja. Kalau dari nol, belum punya orang IT, bisa online 3-4 hari. Jadi langsung bisa diaktivasi jika sudah siap," kata dia.

Selain itu, mereka akan mendapatkan booking system dan payment mechine gratis pula. Tiga hal itu saja, jika dibuat sendiri dengan konsultan web sendiri normalnya memakan biaya sekitar Rp300 juta sampai Rp 400 juta.

"Kalau sudah bisa register, memasukkan konten, maka tinggal diaktivasi dan menunggu konfirmasi dari Kemenkominfo," kata dia.

Platform ini available untuk semua ekosistem bisnis pariwisata, dari hotel, souvenir, ticketing theme park, sampai urusan kopi gayo, tenun dan lain-lain yang tidak ditemukan di tempat lain.

"Jadi kreativitas para sellers ini akan menentukan sukses tidaknya ITX. Dan para distributor bisa belanja sendiri dalam membuat paket di ITX ini," jelas Claudia.

Apalagi secara periodik ITX juga akan me-review posisi anggotanya dan mereka akan diberikan business advisory, semacam memberikan masukan agar bisa bersaing.

"Tetapi itu by syatem ya? Tidak mungkin memberi advice satu per satu, karena saat ini saja jumlah membersnya sudah lebih dari 5.800 industri. Kami ingin semua maju dan berkembang," kata dia.

Melalui ITX ini para supplier dan distributor tidak hanya bertemu dengan user atau traveller langsung. Bisa juga bertemu dengan distributor lain, seperti Agoda.com, Xpedia.com, Traveloka, musafir.com, Ctrip.com, yang namanya juga populer di dunia OTA.

"Kalau tidak melalui ITX, pelaku bisnis harus appointment sendiri melalui program table top, atau ikut travel mart di luar negeri? Pasti akan lebih sulit dan cost-nya menjadi sangat mahal?" kata dia.

Melalui ITX juga, pelaku usaha pariwisata bisa bergabung dalam event besar dan ikut berjualan bersama. Misalnya saat Borobudur

"Semua bisa membuat program diskon bersama sama, dan di-posting bersama pula jauh sebelum event digelar, menjadi bagian dari promo event tersebut," kata Claudia.

Bisa juga memaksimalkan Bulan-bulan sepi pengunjung dengan program diskon penuh. Dengan booking system yang ada di ITX program special discount ini bisa diprogram dan bersama-sama dengan industri terkait, lalu dibungkus dengan promo khusus juga yang bisa menghadirkan wisatawan ke Tanah Air.

Cross industry inilah yang oleh Menpar Arief Yahya sering disebut sharing economy, atau Presiden Joko Widodo mengatakan ekonomi gotong royong. "Mereka juga bisa memasang tarif murah meriah, saat low season. Memanfaatkan excess capacity, daripada kosong," jelasnya.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER