Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Pariwisata, Arief Yahya meminta para pejabat baru Eselon III dan IV yang baru dilantik untuk menerapkan WIN-Way, Wonderful Indonesia Way. Meskipun pelantikan yang dilakukan di Balairung, Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona Jakarta ini bukanlah pelantikan presiden, gubernur, atau bupati/walikota, Arief Yahya tetap menegaskan hal tersebut. Ini sesuai dengan corporate culture yang tengah dibangun di Kementerian Pariwsata RI, yakni 3S yang terdiri dari Solid, Speed, dan Smart. “Saya serius akan pantau dalam 100 hari,” ujar Arief Yahya.
Berbagai pihak turut hadir dalam pelantikan ini. Di antaranya DeputiKemenpar, Ketua Tim Pokja 10 Top Destinasi -HiramsyahSambudyThaib, KetuaPHRI -HaryadiSukamdani, KetuaASITA -Asnawi Bahar, Ketua Tim Percepatan Wisata Halal -RiyantoSofyan, Ketua Tim PercepatanEcotourism -DavidMakes, Pemilik HotelRhadana Kuta Bali -RainierDaulay, dan sejumlah pengurus industri dan asosiasi yang bergerak di sektor pariwisata.
Pelantikan pejabat baru tersebut berjalan cukup istimewa di mana dalam satu waktu terdapat tiga pelantikan. Di antaranya pelantikan pejabat Eselon III dan IV, pelantikan Badan Otoritas Toba (BOT) yang dipimpin Direktur Utama Ari Prasetyo - satu dari 10 Bali Baru yang pertama kali akan mengelola kawasan Danau Toba Sumatera Utara, dan pelantikan Pengurus Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) periode 2016-2021 yang dipimpin Didien Djunaedi.
Ketiga pelantikan tersebut memiliki pesan utama yang sama, yakni menekankan kembali pentingnya menjalankan WIN-Way. Tujuannya agar tercipta kekompakan dan bisa bersatu padu. Oleh karena itu, harus menciptakan
common enemy atau musuh bersama. “Kita sudah tetapkan,
common enemy kita bersama. Musuhemosionalnya, Malaysia. Musuh profesional kita Thailand. Kalahkan mereka hingga betul-betul capaian kita mengalahkan mereka. Wisman Malaysia sudah di angka 25 juta, sedang Thailand 30 juta. Devisa kita setengah dari Malaysia dan seperempat Thailand. Seorang pemimpin tidak akan lelah sebelumtargetnya tercapai,”ucapnya.
Membicarakan soal Speed, konsep ini adalah salah satu kelemahan yang paling mendasar dari PNS. Program Kemenpar menjadi lambat karena banyaknya aturan main yang menjerat kelancaran berjalannya program. “Singapura misalnya. Pada 2015, negeri sekecil itu bisa menarik kunjungan 15,2 juta wisatawan asing, hampir tiga kali lipat dari penduduknya dan meraup 17,7 miliar dolar AS devisa dari sektor pariwisata pada 2014. Yang cepat menyalip yang “lelet”, bukan yang besar menginjak yang kecil,” tukasnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk konsep Smart, harus ditanamkan metode
quick win. Misalnya dalam memilih program 100 hari kerja harus pintar memprioritaskan hal-hal yang penting karena dampaknya besar dan capainnya tinggi. Arief Yahya mengungkapkan bahwa inovasi adalah jurus untuk mengdepankan konsep Smart. “Berinovasi berarti kita menciptakan sesuatu yang sama sekali beda. Kata Prof. Chan Kim, penulis buku hebat Blue Ocean Strategy mengatakan kalau kita bisa menciptakan sesuatu yang sama sekali beda (
blue ocean), maka kita bisa dengan mudah menghindari persaingan dan persaingan menjadi tidak relevan lagi. Atau dalam ungkapan bijak SunTzu, kita bisa memenangkan peperangan tanpa peperangan,” jelasnya.
Promosi Kemenpar kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Kini ymenggunakan konsep 3C, Character, Competency, dan Collaboration. Konsep Character menyangkut integritas atau kejujuran. Konsep Competency mengedepankan paham akan persoalan yang akan dihadapi dan tahu bagaimana harus menyelesaikannya. Seperti pelajaran IFA –Imagine, Focus, dan Action di mana Imagine itu punya mimpi besar dan bisa mewujudkan impiannya dalam kenyataan. “Maka, pemimpin yang hebat itu harus berawal dari akhir. Mau di bawa ke mana dan dibuat apa dulu, baru ditemukan cara menuju ke sana,” paparnya.
Konsep Collaboration merupakan gerkaan untuk bekerjasama dengan pihak manapun untuk mencapai tujuan utama Kementerian Pariwisata, yakni menuju target 20 juta wisman di tahun 2019. “Di sinilah perlu Indonesia Incorporation.
Spirit bersama untuk Merah Putih, untuk Indonesia, maka harus bisa bersatu,” tegasnya.
WIN-Wa atau Wonderful Indonesia Way telah ditetapkan sebagai budaya kerja di Kemenpar. Bahkan Menpar menyebut WIN-Way sama dengan yang dilakukan IBM dengan IBM-Way, GE-Way ataupun Telkom-Way, sebuah budaya kerja yang diciptakan untuk memenangkan persaingan. “Kalau semuanya
solid, speed, smart, dan bisa menjalin kerjasama yang padu dengan
academician, business, government, community, dan media. Maka kemenangan itu hanya tinggal menunggu waktu,’’ ucapnya.
Ketua GIPI periode 2016-2021, Didien Junaedy mengaku sepakat dengan tips yang diberikan oleh Menpar. Menurutnya, pemasaran pariwisata, pengembangan destinasi, dan percepatan peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia (SDM) harus dikejar dalam upaya majunya pariwisata Indonesia. “Semuanya ini merupakan program kerja utama GIPI yang harus dicapai, serta fokus pada 10 destinasi prioritas yang ditetapkan pemerintah,” kata Didien.
Didien mengungkapkan bahwa sebagai implentasi dari program tersebut, GIPI akan mengarahkan anggotanya dari kalangan asosiasi pariwisata seperti PHRI dan ASITA agar turut aktif mengembangkan dan menjual 10 destinasi prioritas tersebut, baik itu pembangunan hotel maupun penjualan paket-paket tur.
“Kami juga akan menggelar
famtrip ke sejumlah destinasi tersebut yang diikuti semua unsur pentahelix anggota GIPI dengan
ouput yang berbeda-beda. Seperti jurnalis akan menulis tentang destinasi tersebut, biro perjalanan akan membuat paket tur, dan pihak perhotelan akan menawarkan ke investor,” papar Didien.
(odh/odh)