Jakarta, CNN Indonesia -- Komite Praktik Periklanan (CAP) Inggris, pada Kamis (8/12), membatasi iklan
junk food dengan kriteria tertentu.
Mereka melarang penayangan iklan makanan yang mengandung kadar garam tinggi, lemak dan gula, seperti permen, kentang goreng dan burger selama jeda acara anak-anak di televisi.
Pada 1 Juli 2017, CAP juga akan memberlakukan larangan iklan semacam ini di majalah, media sosial, serta media apa pun, di mana hampir seperempat populasi anak-anak menjadi penontonnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para ahli menyambut baik perubahan itu. Namun mereka beranggapan bahwa masih ada kemungkinan jutaan anak di bawah 16 tahun yang terkena dampak
junk food. Khususnya bagi mereka yang menonton acara televisi, video
online, atau membaca majalah yang menarik penonton dewasa.
"Ini adalah hal yang mengecewakan bahwa peraturan hanya akan berlaku apabila seperempat dari penonton adalah anak-anak muda," kata Profesor Parveen Kumar, Dewan Sains di Asosiasi British Medical dikutip dari Telegraph.
"Ini akan menyisakan jumlah anak-anak yang terkena pengaruh iklan '
junk food,' misalnya jika mereka menonton video online atau membaca majalah yang juga menarik penonton dewasa. Ini adalah sesuatu yang sering terjadi, terutama dengan anak-anak yang lebih besar. CAP harus mempertimbangkan kembali posisinya dan mengurangi pembatasan jauh lebih sedikit dari 25 persen."
CAP juga melarang penggunaan karakter dan selebriti di iklan makanan cepat saji serta melarang restoran yang memberikan iming-iming makanan sehat, padahal sebenarnya tidak.
CAP akan melarang karakter terkenal, seperti Ronald McDonald dan Tony Tiger (maskot makanan sereal Kellogg Frosties Flakes) dari promosi makanan cepat saji, dan bersama-sama melangkah untuk memacu perusahaan agar mengurangi lemak, gula, dan garam dalam makanan sehingga tidak lagi digolongkan sebagai makanan yang tidak sehat.
Hanya saja, karakter kartun dan selebriti masih bisa muncul dalam kemasan makanan cepat saji karena peraturannya belum diresmikan CAP.
Departemen Gizi dan Kesehatan akan menggunakan metode profiling untuk mengklasifikasikan produk yang dianggap tidak sehat untuk promosi di kalangan anak-anak.
Metode
profiling memungkinkan untuk mendapatkan produk dengan kandungan gizi yang baik, seperti nutrisi (protein dan serat), menghilangkan kandungan buruk, seperti gula, garam dan lemak.
Produk yang mencapai angka empat atau lebih dalam tes akan diklasifikasikan sebagai makanan dengan kandungan lemak, garam, dan gula yang tinggi, serta masuk dalam produk
'High in Fat or Salt or Sugar' (HFSS).
"Hal ini mendorong CAP untuk mendukung pembatasan lebih lanjut tentang iklan gula, garam, lemak yang tinggi untuk orang-orang muda'" kata Dr. Alison Tedstone, kepala ahli gizi Public Health di Inggris.
"Tes yang sesungguhnya akan menimbulkan berbagai dampak. Kami sangat tertarik, bagaimana ini akan mengurangi keterlibatan anak-anak muda terhadap iklan produk di semua media, termasuk online."
(Awita Ekasari Larasati)
(chs/vga)