Sarapan 'Pelangi' Dongkrak Konsentrasi Anak

Ervina Anggraini | CNN Indonesia
Sabtu, 10 Des 2016 05:38 WIB
Kombinasi gizi seimbang layaknya menciptakan 'pelangi di piring.' Semakin banyak kombinasi warna makanan, semakin baik untuk anak.
Anak yang memulai hari dengan sarapan diketahui lebih fokus saat belajar dan aktif berkegiatan luar ruangan. (skeeze/pixabay)
Kupang, NTT, CNN Indonesia -- Ada banyak pola makan pada pagi hari. Salah satunya, sarapan, yang diyakini banyak orang memberikan pengaruh bagi aktivitas anak selama di sekolah.

Anak yang memulai hari dengan sarapan diketahui lebih fokus saat belajar dan aktif berkegiatan luar ruangan. Dalam sejumlah studi, sarapan diketahui juga bisa mencegah anak mengalami obesitas.

Senada dengan itu, Staf Ahli Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI bidang Hubungan Pusat dan Daerah James Modouw mengibaratkan sarapan seperti bahan bakar untuk anak saat di sekolah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, sarapan bisa membantu memaksimalkan proses kerja otak ketika menerima materi pelajaran.

"Saat tidur, tubuh seperti sedang berpuasa karena tidak ada asupan makanan dan minuman. Untuk itu, pada pagi hari sebelum beraktivitas, anak harus diberi sarapan dengan asupan gizi seimbang," ucap James sesaat setelah acara Gerakan Nusantara Frisian Flag di SDN Inpres Bertingkat Kelapa Lima 1, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Kamis (8/12).

Dalam studi Knowledge, Attitude, Practice (KAP) yang dilakukan oleh Frisian Flag Indonesia bersama Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (PKGK-FKM UI) menemukan ada beberapa alasan yang membuat anak malas sarapan.

Kebanyakan anak mengaku melewatkan sarapan karena bangun kesiangan, takut terlambat ke sekolah, hingga tidak ada makanan yang disiapkan orang tua.

Ketua PKGK-FKM UI Achmad Syafiq mengatakan, melewatkan sarapan bisa membuat konsentrasi anak terganggu. Itu karena pada saat tidur tidak ada asupan makanan dan minuman sehingga perlu asupan gizi untuk mengawali hari.

"Selain susah konsentrasi, melewatkan sarapan juga membuat anak jadi mudah mengantuk, kelelahan, sehingga memengaruhi kualitas belajarnya," kata Syafiq di kesempatan yang sama.

Di NTT sendiri, studi ini menemukan fakta bahwa hampir 90 persen anak sekolah sudah terbiasa sarapan pada pagi hari. Hanya saja, masih perlu didalami kualitas sarapan, termasuk jenis makanan dan kandungan gizinya.

"Syarat sarapan berkualitas dan menyehatkan terdiri dari makanan bergizi seimbang dengan konten 10-30 persen kebutuhan gizi anak. Selain itu, sarapan juga harus sebelum jam 9.00 dengan menu beragam," imbuh Syafiq.

Menu beragam, yang dalam hal ini mengandung sumber zat gizi lengkap, mulai dari protein hewani dan nabati, sumber energi, vitamin, hingga mineral.

Lebih lanjut ia mengibaratkan kombinasi gizi seimbang layaknya menciptakan 'pelangi di piring.' Semakin banyak kombinasi warna makanan di piring, maka semakin baik untuk anak.

"Ibaratnya, ciptakan pelangi di piringmu," kata Syafiq. "Kalau nasi berwarna putih, pilihlah sayuran berwarna hijau dan protein hewani atau nabati dari daging atau tahu tempe. Minimal kombinasikan tiga warna dalam satu piring."

(evn/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER