Jakarta, CNN Indonesia -- Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) tak hanya menggiurkan para penggila belanja. Mereka yang bekerja di toko
online atau
e-commerce juga larut dalam keriaan tiga hari ini (12-14/12).
Tak terkecuali Sri Wulan Handayani, yang bertugas sebagai
packer team leader di
warehouse Zalora. Sehari-hari mengemas barang pesanan pelanggan, ia pun tergelitik untuk berbelanja juga.
“Ya, dong, pengin juga,” kata Wulan kepada CNNIndonesia.com, saat ditemui di warehouse di Cibitung, Bekasi, Jawa Barat, baru-baru ini. “Saya lebih suka
t-shirt yang lagi
in, juga sepatu.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi Wulan, momen berbelanja online memang seru. Tapi keseharian di warehouse untuk mengemas barang pesanan pelanggan—sekalipun sepintas terlihat monoton—diakuinya jauh lebih seru.
“Pengalaman paling berkesan, saat saya menangani order 100 pasang sepatu dari satu nama pemesan. Ini memerlukan
packing khusus karena jumlah yang sangat besar,” kata Wulan.
“Lainnya,” Wulan menambahkan, “saya pernah mengepak order salah satu artis Ibu Kota.” Matanya berbinar-binar saat menceritakan ini, meski tak hendak memberitahukan nama si artis.
Yang jelas, menurut Wulan, momen Harbolnas sangat seru di mana semua staf menjadi lebih sibuk, karena orderan lebih banyak berpuluh-puluh kali lipat dibanding hari-hari biasa.
Meski momen Harbolnas membuatnya super sibuk, Wulan mengaku senang, karena semua staf, baik di warehouse maupun
head office, saling dukung satu sama lain. “Pokoknya seru, deh,” kata Wulan.
Serunya hari-hari Wulan di warehouse sudah dimulai sejak pukul sembilan pagi. Terlebih dahulu, ia memastikan seluruh peralatan kerja di divisi packing tersedia, dalam kondisi baik dan bisa digunakan.
Peralatan tersebut meliputi komputer, laptop,
printer, scanner dan timbangan dan lain-lain. Ia juga memastikan proses packing sesuai standar perusahaan, sekaligus cepat dan akurat.
Para packer, termasuk Wulan, menempati bilik atau
station masing-masing. Bersamaan dengan itu, tim
runner menyediakan produk yang sudah diambil tim
picker dari rak-rak di lantai atas.
Begitu produk tersedia, packer melakukan
scan dan mencocokkannya dengan gambar di layar komputer, dari model, warna sampai ukuran. Lalu, produk dikemas dalam boks atau kantong plastik.
Selanjutnya, lembar
invoice atau nota belanja dicetak dan ditempel di paket. Terakhir, paket ditaruh di
conveyor menuju area
dispatch. Begitu seterusnya, hingga pukul tujuh malam.
Sekilas tampak simpel, namun Wulan tak memungkiri ada kalanya ia mengalami kesulitan menghadapi karyawan baru yang belum cekatan. Ia harus melakukan pengawasan dan penanganan ekstra.
“Saat
event [Harbolnas] 12-12 tahun lalu di mana order sangat tinggi dan karyawan sangat banyak, memerlukan konsetrasi dan ketelitian yang lebih, juga tenaga yang ekstra,” kata Wulan.
Semua itu ia lakukan “agar pesanan pelanggan terkirim
on time.” Wulan dan rekan-rekan packer tetap bersemangat walau terkadang harus pulang malam dan keesokan pagi bekerja lagi.
Kesalahan packing tidak boleh dilakukan oleh para packer, terlebih Wulan selaku packer team leader. “Kami juga tidak boleh bertindak kriminal dengan cara mengambil atau merusak barang.”
Harbolnas masih berlangsung sampai Rabu (14/12), Wulan dan rekan-rekan di warehouse tidak gentar. Ia malah berharap makin barang bermerek yang didiskon, agar makin banyak pemesannya.
“Kami, tim di warehouse, sangat kompak, baik dengan atasan maupun divisi lain. Semua bekerja dengan
fun, namun tetap fokus pada kualitas dan kecepatan. Semua demi kepuasan pelanggan.”
(vga/vga)