Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu kelebihan dari bahan pangan organik adalah jaminan bebas pestisida. Dengan kata lain tak ada logam berat yang bisa membahayakan tubuh manusia.
Makanya banyak orang yang kini mulai mencari bahan pangan organik, sekalipun harga jual mahal. Namun rupanya, harga yang melambung tinggi tersebut bukan lah berasal dari biaya perawatan tanaman.
Soal ini, Profesor Anas D. Susila, ahli sayuran dan pertanian organik di Institut Pertanian Bogor (IPB), menegaskan, "Perawatan [tanaman organik] itu lebih murah. Tapi yang membuatnya mahal justru sertifikat organik."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anas pun menjelaskan bahwa budidaya organik tergolong murah karena hanya menggunakan pupuk kandang. "Tapi," ia menambahkan, "untuk memperpanjang sertifikat organik harganya mencapai Rp12 juta per tahun."
Harga pangan organik sengaja dibuat mahal juga untuk menyejahterakan para petani sayur. Menurut Anas, setiap satu kilogram kangkung organik yang dijual ke pasar, hanya dihargai Rp1.000 saja. Sedangkan jika dijual ke supermarket, para petani bisa mendapat keuntungan hingga enam kali lipat.
Tentu saja hal tersebut bisa meningkatkan pendapatan petani. Bahkan jika dibandingkan dengan budidaya non-organik, para petani bisa meraup pendapatan yang lebih besar.
"Dalam tiga bulan, petani [organik] dengan lahan satu hektare bisa mendapat penghasilan Rp30 juta. Sedangkan kalau tanam padi, misalnya, tiga bulan hanya Rp10-12 juta," papar Anis. Karena itu, banyak petani yang pada akhirnya lebih memilih untuk menerapkan budidaya organik.
Ia melanjutkan, "Banyak pula mahasiswa yang belum lulus kuliah mau menjadi petani organik. Selain karena tidak kotor, mereka juga bisa mendapat uang saku tambahan sekitar Rp5-6 juta."
Namun ia mengingatkan bahwa untuk menjalani budidaya organik tersebut, para petani harus tekun dan tidak terlena dengan penghasilan yang diterima. "Itu lah masalah para petani, kalau sudah ada uang, tidak mau menanam [lagi]."
Selain itu, katanya, "tujuan penjualan makanan organik ini memang
upper market. Sehingga kebijakan dari supermarket memang sesuai harga tersebut, karena dianggap
specialty product."
Namun pangan organik juga bisa diperoleh dengan harga relatif terjangkau. Caranya, membeli secara daring, antara lain lewat
Kecipir.com. "Sayur organik kami tidak lebih mahal dari sayur biasa di pasar modern," kata Tantyo Bangun, salah satu
co-founder Kecipir.
“Prinsipnya,” kata Tantyo kepada CNNIndonesia.com, “Kecipir meringkas rantai distribusi. Ini juga agar nilai tukar petani makin tinggi. Artinya, petani makin sejahtera dan harga di konsumen makin terjangkau. Konsumsi sehat pun makin memasyarakat.”
Lewat Kecipir, pria yang juga menjabat sebagai Chairperson International Animal Rescue (IAR) Indonesia, ini ingin sayuran lokal dan sehat bebas residu kimia bisa menjadi pendorong untuk generasi yang lebih cerdas sekaligus peduli lingkungan.
Kecipir bermitra dengan petani-petani organik berdasarkan rekomendasi kelompok. Untuk menjaga kesegaran pangan organik, dikatakan Tantyo, proses setelah dipanen, disortir, dikemas, diantar ke agen sampai dikonsumsi, tidak lebih dari 24 jam.
Soal waktu yang ringkas ini, tentu saja tidak akan tercapai bila anda membeli pangan organik yang diimpor dari luar negeri. Sekalipun pamor, kemasan, promosi produknya mungkin lebih mentereng dibanding produk lokal.
Ada pula cara lain mendapatkan pangan organik dengan harga relatif terjangkau. Monique Cashion, ahli nutrisi senior asal Woolworths, Australia, menyarankan untuk membelinya sesuai musim.
"Membeli produk sesuai musim atau masa promosi adalah cara yang lebih efektif dari segi harga bagi pembelanja, termasuk buah-buahan dan sayuran organik,” kata Monique kepada
Huffington Post Australia.
(vga/vga)