Kemenpar Akan Perkuat Crossborder Festival di Tahun 2017

adv | CNN Indonesia
Rabu, 21 Des 2016 16:16 WIB
Kementerian Pariwisata terus memperbaiki segala aspek pariwisata di seluruh wilayah Indonesia, tak terkecuali daerah perbatasan.
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pariwisata terus memperbaiki segala aspek pariwisata di seluruh wilayah Indonesia, tak terkecuali daerah perbatasan. Oleh karena itu, Kementerian Pariwisata menyelenggarakan Crossborder Festival di banyak area perbatasan Indonesia sepanjang 2016. Menteri Pariwisata Arief Yahya terus melanjutkan program menangkap peluang baru di titik-titik lintas batas dengan negara tetangga.

Pariwisata perbatasan yang menjadi perhatian Kemenpar di antaranya Aruk, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat yang berbatasan dengan Malaysia. Lalu Atambua, Nusa Tenggara Timur yang berdekatan dengan Timor Leste, Merauke dan Irian Jaya, Papua yang berimpitan dengan Papua New Guinea.

Pariwisata di Kepulauan Riau yang meliputi Bintan, Batam, Anambas, Tanjung Balai Karimun juga terus ditingkatkan melalui program festival yang akan mendatangkan banyak wisatawan mancanegara. “Di mana-mana, crossborder itu bisa menjadi generator baru untuk menembus wisatawan mancanegara. Di Prancis, Spanyol, dan banyak negara Eropa sudah menempuh cara ini dengan menaikkan wisman dari crossborder,” ujar Arief Yahya.
Kemenpar Akan Perkuat Crossborder Festival di Tahun 2017
Konsistensi Crossborder Festival akan terus dilakukan oleh Kemenpar. Jika selama ini ditangani oleh Deputi Pengembangan Pemasaran Mancanegara, I Gde Pitana melalui Asdep Rizki Handayani Mustafa untuk wilayah ASEAN, dan Vinsensius Jemadu untuk Asia Pasifik, maka tahun depan dipindahkan ke Deputi Pengembangan Pemasaran Nusantara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Yang sudah sukses, harus terus dioptimalisasi agar lebih konkret menghasilkan wisman dan wisnus,” paparnya.

Selain itu, Arief Yahya mengajak kepada pelaku bisnis untuk menanamkan modalnya ke usaha pariwisata di daerah perbatasan tersebut. Jika bisa mengumpulkan 25 ribu orang di satu lokasi di Atambua, misalnya bisa menjadi peluang bisnis yang menjanjikan.

Begitu pun di Aruk yang didatangi lebih dari 10 ribu wisatawannya. “Bagi pelaku bisnis, ini menarik. Mereka pasti sudah mulai berhitung untuk membangun amenitas seperti hotel, resort, atau akomodasi, lalu membuat atraksi seperti theme park, seni pertunjukan, dan lainnya. Tujuannya agar orang lebih lama tinggal,” ucapnya.

Arief Yahya juga memprediksikan bahwa akan ada lebih banyak akses yang dibangun menuju ke perbatasan, termasuk bisnis transportasi dan pengiriman kargo yang ada di dalamnya. “Perbatasan tidak lagi sepi, tidak lagi dianggap sebagai daerah pinggiran, tetapi justru menjadi wilayah terdepan di tanah air,” kata Arief Yahya.

Bisa dikatakan bahwa nyawa aktivitas di perbatasan adalah pertunjukan music dan festival seperti kuliner, kesenian, dan lainnya. Ke depannya bisa berkembang ke semua bisnis yang dibutuhkan dengan orang lain. Presiden Joko Widodo memang sedang getol membangun daerah terluar, daerah tertinggal, dan daerah perbatasan.

Contohnya pada 19 Oktober lalu, Bandar Udara Miangas diresmikan. Pulau ini hanya memiliki penduduk sebanyak 800 jiwa. Bukan hanya pertimbangan ekonomis dalam membangun fasilitas publik di pulau terluar seperti Miangas. Namun, membangun mereka yang juga merupakan Warga Negara Indonesia untuk penanaman rasa cinta tanah air.

"Saya kira kita ingin ada sebuah nasionalisme, kebanggaan dari masyarakat bahwa mereka adalah Warga Negara Indonesia yang masuk dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," tukas Presiden Joko Widodo yang saat itu didampingi Menteri Perhubungan - Budi Karya Sumadi, Panglima TNI Jenderal TNI - Gatot Nurmantyo dan Gubernur Sulawesi Utara - Olly Dondokambey.

Setelah itu, Presiden Jokowi juga melihat pembangunan perbatasan di Pulau Sebatik, Kalimantan Utara. Jokowi harus memanjat pos menara tertinggi Pos Perbatasan, Sei Pancang, Pulau Sebatik untuk melihat situasi dan kondisi. Akhir tahun lalu, Presiden Jokowi juga meninjau perbatasan Indonesia-Timor Leste di Atambua dan mengunjungi perbatasan wilayah di Kabupaten Belu, Kupang, NTT pada 28 Desember 2015.

Tanggal 23 Maret kemarin, Presiden Jokowi juga berkunjung ke Entikong, Kalimantan Barat yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Jokowi memerintahkan agar dibangun perbatasan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) yang lebih baik dari pos negara tetangga, termasuk memperlebar jalannya dari 5 meter jadi 20 meter. “Ini akan lebih baik dari yang lalu, lebih besar dari yang lalu dan lebih baik dari yang di sana (Malaysia). Pasti lebih baik,” jelas Jokowi saat di Entikong.

Presiden Jokowi juga merencanakan pembangunan pasar yang besar dan bagus. Tujuannya agar aktivitas ekonomi berkembang. Jadi, masyarakat tidak memilih belanja di negara tetangga. Kali ini, solusi Kemenpar lebih cerdas lagi, yakni dengan mendatangkan warga Malaysia, Timor Leste, dan Papua yang berdekatan dengan wilayah perbatasan untuk bergerak ekonominya dengan pariwisata.

“Karena itu, menggerakkan perekonomian masyarakat di perbatasan dengan Crossborder Festival itu akan semakin konkret. Apalagi ada pengusaha lokal dari daerah sana yang bergerak, itu akan sangat kuat multiplying effect-nya. Di pariwisata itu setiap investasi yang ditanamkan akan berdampak 170% buat masyarakat di sekitar itu,” jelasnya.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER