Jelang Akhir Tahun, Hotel di Yogya Banyak Diburu Wisatawan

adv | CNN Indonesia
Selasa, 20 Des 2016 16:05 WIB
Menjelang libur Natal dan Tahun Baru 2017, bisa dipastikan Yogyakarta ramai diserbu wisatawan.
Yogyakarta, CNN Indonesia -- Menjelang libur Natal dan Tahun Baru 2017, bisa dipastikan Yogyakarta ramai diserbu wisatawan. Oleh karenanya, banyak hotel di Yogyakarta sudah memasang target okupansi untuk libur Natal dan Tahun Baru 2017.

Mayoritas hotel mematok target okupansi hingga 90%. “Natal dan tahun baru itu jadi rejekinya hotel. Mayoritas hotel berani mematok target okupansi hingga 90%,” terang Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Yogyakarta, Istijab, Senin (19/12). 

Di musim libur, Yogya benar-benar panen wisatawan, baik mancanegara maupun nusantara. Hingga Oktober 2016, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel bintang di D.I. Yogyakarta terus naik. Dari data yang dikeluarkan BPS DI Yogyakarta, secara rata-rata pada Oktober 2016 angkanya mencapai 59,39 persen. Presentasinya naik sebesar 3,18 poin dibandingkan bulan sebelumnya yang menunjuk besaran angka 56,21 persen. TPK hotel non bintang/akomodasi juga sama.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Angkanya mencapai 29,63 persen. Presentasi tadi  mengalami kenaikan sebesar 2,41 poin dibandingkan September 2016 yang mencapai besaran angka  27,22 persen. Length of Stay tamu di hotel bintang di D.I. Yogyakarta juga ikut naik. Hingga Oktober 2016 jumlahnya ada di kisaran 1,66 malam atau mengalami  kenaikan sebesar 0,03 malam bila dibandingkan dengan rata-rata lama menginap bulan sebelumnya.

Rata-rata tamu menginap terlama 1,94 malam terjadi pada hotel bintang empalt sedangkan tersingkat 1,48 malam pada hotel dua dan bintang tiga. Pada hotel non bintang/akomodasi lain rata-rata lama menginap 1,14 malam, mengalami kenaikan sebesar 0,02 malam jika dibandingkan bulan sebelumnya. Rata-rata menginap terlama  selama 1,55 malam pada kelompok kamar 25-40, sedangkan tersingkat 1,00 malam pada kelompok kamar <10 dan >40.

Jumlah tamu yang menginap di hotel selama Oktober 2016 tercatat sebanyak 416.097 orang. Jumlah itu terdiri dari 397.082 orang tamu nusantara dan 19.015 orang tamu mancanegara.  Dari jumlah tersebut jumlah wisatawan yang menginap di hotel berbintang sebanyak 189.750 orang dan 226.347 orang menginap di hotel non bintang/akomodasi lain.

“Untuk libur Natal dan Tahun Baru, saya optimistis bisa menembus okupansi 90%. Yogyakarta itu kota wisata. Destinasi di Yogyakarta dan sekitarnya sudah banyak dikenal dunia. Ada Prambanan, Borobudur, wisata pantai, Gunung Merapi. Semuanya keren-keren,” tambah Istijab.

Istijab rupanya tak sendirian. Industri perhotelan di Yogyakarta juga ikutan percaya diri mencapai target okupansi 90%. Hotel Indoluxe misalnya. Hotel yang terletak di sebelah utara perempatan Ring Road Monumen Yogya Kembali itu sudah memasang target okupansi 90%.

“Libur Natal dan tahun baru okupansinya tetap tinggi. Yogyakarta tidak terpengaruh banyaknya hotel,” tutur Public Relation Indoluxe Hotel Yogya Fabiola Carla Puspita Siregar.

Memasuki Desember, okupansi hotel sudah mulai merangkak naik. Carla mengatakan, sampai Senin (19/12), okupansi hotel sudah tercapai 70%. Bahkan beberapa tanggal banyak yang sudah terisi penuh. “Sudah banyak yang booking,” katanya.

Beberapa cara yang dilakukan untuk menarik tamu seperti menggelar pesta pergantian tahun, gala dinner di ballroom, serta dilanjutkan countdown party di lantai 19 dan masih banyak lagi. Hal serupa juga dilakukan Hotel Prima In yang beralamat di Jl. Gandekan Lor. Hotel bintang tiga yang masuk kawasan ring 1 Yogya itu secara spesial mendatangkan tokoh Santa Claus pada perayaan Natal nanti. Santa Claus akan membagikan kado untuk para tamu.

Di lain sisi, Bintang Austerity selaku Public Relation Executive di Hotel Prima In mengatakan, hotelnya menawarkan harga yang spesial dan tidak melakukan banting harga demi menarik tamu. “Natal dan tahun baru benar-benar rejekinya hotel. Dengan harga tinggi pun masih banyak yang beli,” katanya.

Sementara itu di Hotel Santika sudah terjadi peningkatan tamu sejak Oktober. Public Relations Admin Santika Hotel, Satri mengatakan bahwa hal tersebut terjadi karena ada banyak tamu menginap dari kalangan instansi pemerintah. Lama tinggal juga ada kenaikan. “Sekarang rata-rata tiga hari dua malam,” katanya. 
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER