Kota Tua Hadirkan Old Town Jazz Series Dua Bulan Sekali

adv | CNN Indonesia
Jumat, 23 Des 2016 18:03 WIB
Atraksi di destinasi prioritas Kementerian Pariwisata (Kemenpar) semakin meriah.
Jakarta, CNN Indonesia -- Atraksi di destinasi prioritas Kementerian Pariwisata (Kemenpar) semakin meriah. Ini karena satu perhelatan musik berkelas, Old Town Jazz Series akan digelar setiap dua bulan sekali di kawasan Kota Tua, Jakarta.

"Old Town Jazz Series ini adalah aktivitas yang dapat dilakukan untuk menghidupkan kawasan Kota Tua," kata ketua Old Town Jazz Series Eddy Sambuaga. Eddy menargetkan acara ini digelar di kawasan Kota Tua setiap dua bulan sekali. Ia menuturkan, Konsorsium Kota Tua Jakarta bertujuan untuk lebih menghidupkan kawasan Kota Tua Jakarta yang notabene merupakan salah satu ikon wisata Indonesia.

Eddy mengungkapkan tema-tema berbeda akan dihadirkan dalam setiap edisi Old Town Jazz Series. Untuk edisi perdana ini, acara ini memang mengambil tema tembang-tembang klasik karya sastrawan terkenal tahun 1950 hingga 1970."Tema edisi selanjutnya akan diumumkan dua bulan lagi. Ada kejutan tentunya," kata Eddy.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Eddy memastikan bahwa edisi selanjutnya akan tetap digelar di kawasan Kota Tua walaupun belum tentu di tempat atau gedung yang sama. Ia pun mengatakan, tidak menutup kemungkinan bagi pihaknya untuk menggelar acara-acara lain.

"Tidak harus musik, bisa juga olahraga. Misalnya, kami menyelenggarakan yoga setiap Sabtu pekan pertama tiap bulan. Selain itu, ada pameran-pameran seni, dan untuk musik, ada acara Old Town Jazz Series ini," ujarnya. Untuk edisi perdana Old Town Jazz Series sukses digelar pada pada Jumat 16 Desember 2016 lalu.

Perhelatan yang dilaksanakan oleh Konsorsium Kota Tua Jakarta itu mengusung musik jazz dengan nuansa Kota Tua yang sarat nuansa romantis nostalgia. Salah satu band yang tampil adalah Shadow Puppets. Bersama dengan penyanyi kondang Harvey Malaihollo, mereka membawakan sederet lagu klasik lewat balutan musik jazz. Karya-karya sosok besar terdahulu seperti Ismail Marzuki, Sam Saimun, Bing Slamet, Muchtar Embut, dan lain-lain juga sukses dibawakan oleh Shadow Puppets bersama Harvey Malaihollo.

"Saya membawakan salah satu lagu seperti 'Nurlaela' milik Bing Slamet. Penonton yang hafal, ikut nyanyi bareng," ujar Harvey. Khazanah musik klasik era 1950-1970an telah rampung dibawakan. Melalui  energi muda dari Shadow Puppets dan kualitas vokal yang baik dari Harvey, penonton tampak puas akan hal tersebut.

Selanjutnya, pihak Konsorsium Kota Tua Jakarta ingin ikut berpartipasi dalam melestarikan kekayaan sejarah musik Indonesia ini. Selain itu, mereka ingin mengakomodasikan fungsi Kota Tua Jakarta sebagai objek wisata sejarah sekaligus destinasi kreatif.

Sambil menikmati musik, masyarakat dapat mengingat kejayaan masa lalu Batavia melalui teritorial bersejarah, Kota Tua Jakarta. Acara yang digelar di Gedung Van Vleuten & Cox, Kota Tua dapat dinikmati secara gratis oleh masyarakat. Salah satunya dengan penampilan Shadow Puppets. Penampilan mereka juga mengikutsertakan Irsa Destiwi dan Robert Mulyarahardja dan Harvey Malaihollo. Kolaborasi antara kualitas vokal yang matang, dengan energi muda yang seakan tak pernah berhenti membuka kemungkinan baru dalam menafsirkan lagu-lagu klasik Indonesia.

Pokja PIC Kota Tua dan Kepulauan Seribu Destinasi Prioritas Kemenpar, Budi Faisal mengaku senang dengan adanya kegiatan musik rutin tersebut. Kata dia, Old Town Jazz Series tidak hanya menggagas acara ini dalam rangka menghidupkan kembali ruang-ruang kawasan bersejarah, acara ini juga menjaga atraksi Kota Tua terus konsisten.

” Untuk amenitas di Kota Tua, kami juga sudah melakukan pemasangan CCTV untuk kawasan Taman Fatahillah. Sudah dilakukan pada hari Jumat (16/12) dan masih menunggu untuk pemasangan panel surya yang sudah ditentukan titiknya di Jalan Pintu Besar utara di samping Bangi Kopitiam. Ini untuk memantau jumlah pengunjung yang datang ke Kota Tua dari waktu ke waktu,”ujarnya.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER