Tokyo, CNN Indonesia -- Temperatur di Kota Tokyo, Jepang, 19 derajat pagi itu, 23 November 2016. Seluruh warga Jepang sedang menikmati hari libur nasional untuk merayakan
Labor Thanksgiving Day atau dalam bahasa Jepang disebut
Kinro kansha no hi.
Tetapi seperti pagi-pagi sebelumnya di hari kerja, lalu lintas Kota Tokyo tidak padat. Kendaraan hanya berhenti satu dua kali saat berpapasan dengan lampu merah, berbanding terbalik dengan wajah Jakarta saat hari kerja.
Demikian halnya dengan waktu libur seperti hari itu. Warga Kota Tokyo yang biasanya sibuk berjalan cepat memadati fasilitas transportasi massal untuk pergi bekerja, kini berduyun-duyun memadati tempat-tempat mereka bisa bersantai. CNNIndonesia.com pun ikut melangkah bersama mereka demi merasakan wisata dalam semalam di sana.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
 Seorang bocah bermain dengan daun ginkgo yang berjatuhan di Meiji Jingu Gaien Park, Tokyo. (CNN Indonesia/Rosmiyati Dewi Kandi) |
Meiji Jingu Gaien Park merupakan salah satu destinasi yang diminati warga lokal Tokyo maupun turis mancanegara. Pagi hari sekitar pukul 09.00 waktu setempat, kawasan Jingu Gaien telah dipenuhi wisatawan yang ingin menikmati romantisme kota di musim gugur.
Wajah musim gugur di Jepang memang sangat indah jika dinikmati pada menjelang akhir bulan November hingga awal Desember. Ginkgo Avenue atau
Icho Namiki, area pejalan kaki di kawasan Jingu Gaien, menjadi salah satu spot yang menjadi daya tarik wisatawan.
Pengunjung datang untuk menikmati beragam aktivitas seperti bersepeda santai, bercengkrama dengan keluarga dan sahabat, berpose di antara daun ginkgo yang kuning keemasan, lari pagi, dan mengajak jalan-jalan hewan peliharaan.
Icho Namiki dimulai dari sekitar satu blok dari Aoyama hingga Itchome Subway Station, di jalan sepanjang 300 meter dengan jumlah ginkgo lebih dari 140 pohon. Di sepanjang jalan itu, wisatawan dapat menikmati indahnya daun-daun pohon ginkgo yang sudah berguguran di aspal maupun yang masih menggantung rimbun di dahan.
 Kedua orang tua meminta anaknya untuk mendokumentasikan pose mereka di Ginkgo Avenue, Meiji Jingu Gaien Park. (CNN Indonesia/Rosmiyati Dewi Kandi) |
Kawasan yang berada di 2-1, Kitaaoyama, Minato-ku, Tokyo, itu dapat ditempuh dengan lima menit berjalan kaki dari Stasiun Gaienmae dan Stasiun Aoyamaitchome di Tokyo Metro Gizan line, atau delapan menit berjalan kaki dari Stasiun Shinanomachi di Japan Railway (JR) Sobu line.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, di area ini juga diselenggarakan festival. Tahun ini,
The 20th Jingugaien Ichou Festival 2016 diadakan mulai 18 November hingga 5 Desember. Ada puluhan kios yang dibuka terdiri dari berbagai jenis makanan khas dari seluruh Jepang.
Namun saat CNNIndonesia.com menghabiskan waktu di sana, kios-kios itu belum terlihat memadati kawasan.
 Aktivitas sebuah keluarga di Ginkgo Avenu, Meiji Jingu Gaien Park, Tokyo. (CNN Indonesia/Rosmiyati Dewi Kandi) |
Di Jingu Gaien, selain menikmati romantisme pagi di bawah ratusan pohon ginkgo, wisatawan juga dapat menghabiskan waktu makan siang di sejumlah restoran sekitar, mengunjungi Meiji Memorial Picture Gallery, bermain di
Ice Skting Rink, atau Shinanomachi Futsal and
Tennis Court.
 Ginkgo Avenue di Jingu Gaein saat Labor Thanksgiving Day. ( CNN Indonesia/Rosmiyati Dewi Kandi) |
Mengenal Shinto di Meiji JinguTak jauh dari Jingu Gaien, terdapat sebuah kuil bernama Kuil Meiji atau Meiji Jingu atau Meiji Shrine Kaguraden. Wisatawan yang sudah puas memanjakan mata di Ginkgo Avenue, dapat melanjutkan destinasi ke kuil yang terletak di Yoyogi, Shibuya-ku, Tokyo.
Meiji Jingu merupakan kuil shinto untuk memuja arwah Kaisar Meiji dan istrinya, Permaisuri Shoken. Dibangun di area hutan seluas 700 ribu meter persegi, area kuil ini memiliki lebih dari 120 ribu pohon evergreen dengan 365 spesies berbeda.
Wisatawan akan merasa berada di Jepang dengan nuansa tahun 1920-an, tahun kuil itu rampung dibangun. Suara burung terbang yang mencuit akan menjadi salah satu pemandangan dan kesyahduan tersendiri di area kuil yang dibangun mulai 1915 tersebut.
Sementara mulai dari pintu masuk hingga di dalam kuil, ribuan orang hilir mudik, datang dan pergi untuk berdoa, dan para turis berusaha mengenal budaya Jepang maupun agama shinto.
Salah satu hal menarik saat CNNIndonesia.com mengunjungi kuil, 23 November lalu, adalah melihat anak-anak laki-laki dalam rentang usia sekitar lima tahun menggunakan pakaian-pakain adat Jepang dengan corak menawan. Ternyata hari itu sedang ada perayaan
Shici-Go-San atau
7-5-3 Year Shinto Ceremony.
 Perayaan Shici-Go-San di Kuil Meiji, Tokyo. (CNN Indonesia/Rosmiyati Dewi Kandi) |
Perayaan
Shici-Go-San dilakukan untuk mendoakan pertumbuhan anak-anak Jepang yang berusia antara tiga hingga tujuh tahun. Mereka terdiri dari anak perempuan berusia tiga dan tujuh tahun, serta anak laki-laki berusia lima tahun.
Pada hari itu, anak-anak mengenakan baju terbaik mereka dan mengunjungi kuil untuk didoakan pertumbuhan dan kesehatannya. Dalam perayaan
Shici-Go-San, anak-anak menerima permen atau yang disebut
chitoseame dengan harapan dapat berumur panjang.
Kantong tempat menyimpan
chitoseame bergambar
Tsuru-Kame atau burung bangau penyu dan
Shou-chiku-bai atau pinus bambu dipercaya masyarakat setempat sebagai jimat yang bakal mendatangkan keberuntungan dan kemujuran.
 Seorang anak perempuan berusia lima tahun ikut dalam perayaan Shici-Go-San di Kuil Meiji, Tokyo. (CNN Indonesia/Rosmiyati Dewi Kandi) |
Sementara di dalam kuil—yang sempat hancur saat Perang Dunia II dan kembali selesai dibangun tahun 1958—ada sebuah pohon yang dikenal dengan nama
Meoto Kusu atau suami istri. Pasangan pohon tersebut ditanam sebagai simbol dari pernikahan yang bahagia dan kehidupan harmonis dalam sebuah keluarga.
Hari itu juga di kuil, sedang dilakukan perayaan pernikahan dalam tradisi pemeluk agama shinto yang merupakan keyakinan mayoritas di Jepang. Pernikahan dilakukan di Aula Peringatan Meiji yang pada masa awal kuil, digunakan sebagai tempat pertemuan pemerintah.
Keluarga yang menjalani ritual pernikahan dengan agama shinto berarti masih memegang erat kepercayaan mereka. Karena dalam pernikahan modern hari-hari ini di Jepang, anak-anak muda Jepang lebih suka menikah di gereja meski mereka bukan penganut agama Kristen atau pun Katolik.
 Keramaian di perayaan Shici-Go-San di Kuil Meiji. (CNN Indonesia/Rosmiyati Dewi Kandi) |
Menurut warga setempat, pernikahan di gereja diinginkan pasangan muda Jepang karena mereka ingin pesta yang bergaya modern dan memakai gaun putih indah yang biasa digunakan di barat.
Surga Belanja Ginza dan HarajukuBeralih dari wisata sejarah dan budaya Jepang di Meiji Jingu, menghabiskan waktu di Ginza Street adalah pilihan terbaik. Kawasan yang terletak di distrik Chuo ini adalah surga belanja bagi wisatawan berkantong tebal.
Karena bertepatan dengan
Labor Thanksgiving Day yang menjadi hari libur nasional di Jepang, jalanan Ginza menjadi tertutup bagi kendaraan. Sepanjang area Ginza dengan gedung-gedung pencakar langit di kanan kiri jalan, hanya ada ribuan pejalan kaki masuk dari satu toko ke toko lain.
 Salah seorang warga menikmati jalanan bersama hewan peliharaannya, di kawasan Harajuku. (CNN Indonesia/Rosmiyati Dewi Kandi) |
Ratusan
brand dari mancanegara berlomba-lomba menawarkan produk terbaik kepada para pengunjung. Aneka diskon diberikan, termasuk potongan harga khusus bagi turis asing yang biasanya dibebaskan dari pajak dengan nominal belanja tertentu.
Belanja bebas pajak itu membuat harga barang menjadi lebih murah, termasuk jika dibandingkan dengan harga di Jakarta. Harga kamera mirrorless Nikon 1 J5 misalnya.
Di Jakarta, harga kamera tersebut sekitar Rp7,2 juta lengkap dengan lensa 10-30 mm dan 30-110 mm. Tetapi di salah satu toko di Ginza, harganya menjadi Rp6,7 juta setelah mendapat diskon bebas pajak yang diberikan khusus untuk wisatawan asing, hanya dengan menunjukkan paspor.
 Pengunjung memadati Takeshita-dori di Harajuku. ( CNN Indonesia/Rosmiyati Dewi Kandi) |
Jika tidak ingin berbelanja, wisatawan dapat melakukan
window shopping, berjalan-jalan, dan mendokumentasikan beragam aktivitas di Ginza. Sekadar duduk santai di kursi-kursi yang disediakan di jalan-jalan Ginza sambil bercengkerama dengan teman juga cukup mengasyikkan.
Sebelum benar-benar mengelilingi Ginza, pastikan perut sudah terisi. Karena bukan tidak mungkin, toko yang ingin didatangi berjarak sekitar 1 kilometer yang hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Bagi yang tidak terbiasa berjalan kaki, mungkin akan agak kewalahan. Ditambah lagi, cuaca di Tokyo cukup dingin.
 Kursi dan meja disediakan bagi para pelancong di Ginza, Tokyo. (CNN Indonesia/Rosmiyati Dewi Kandi) |
Sejak tahun 1970, area Ginza memang telah disulap menjadi
Holiday Promenade yang membuatnya menjadi surga bagi pejalan kaki. Tak hanya pada hari libur nasional seperti
Labor Thanksgiving Day, Ginza juga bebas kendaraan pada hari Sabtu dan Minggu.
Selain Ginza, pusat belanja di Kota Tokyo berada di Harajuku, yang menawarkan wisata belanja untuk kelas menengah. Salah satu lokasi yang cukup ternama di Harajuku yaitu
Takeshita-dori.
 Keramaian di luar Stasiun Harajuku, Tokyo. (CNN Indonesia/Rosmiyati Dewi Kandi) |
Terletak di jalan utama dari Stasiun JR Harajuku,
Takeshita-dori merupakan pusat belanja di sepanjang jalan sejauh 350 meter. Penampakan dan keriuhannya hampir tak berbeda dengan kawasan Pasar Baru di Jakarta.
Wisatawan langsung bisa melihat
Takeshita-dori segera setelah keluar dari Stasiun Harajuku. Bagi kaum muda Jepang, Harajuku dikenal sebagai kota mode, terutama di Takeshita yang menjadi tempat munculnya mode Harajuku yang dikenal dengan budaya kawaii. Di kawasan ini juga populer sebagai tempat merekrut artis atau bintang film setempat.
 Jalanan di Ginza sepi dari kendaraan bermotor pada Labor Thanksgiving Day 2016. (CNN Indonesia/Rosmiyati Dewi Kandi) |
Berbagai busana, sepatu, oleh-oleh khas Jepang bisa ditemukan di sini dengan harga yang relatif lebih murah dibandingkan dengan Ginza. Belanja di Jepang, dengan harga serendah apapun, dipercaya tetap menawarkan kualitas terbaik.
Pemerintah Jepang benar-benar serius menjadikan pariwisata sebagai sumber pemasukan negara. Berbagai cara dan promosi dilakukan, salah satunya dengan membuka
Akasaka Palace untuk publik.
Dalam sambutannya pada acara
Japan Tourism Network Reception, 22 November lalu, Menteri Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata Jepang Keiichi Ishii mengatakan, pembukaan Akasaka Palace untuk umum dimulai dengan menyelenggarakan kegiatan di Istana yang dibangun tahun 1909 tersebut.
Dalam acara itu, Akasaka Palace yang biasanya hanya menerima kunjungan resmi kenegaraan, telah menjadi tuan rumah bagi promosi pariwisata Jepang untuk pertama kalinya. Berbagai asosiasi pariwisata, maskapai penerbangan, agen perjalanan, serta jurnalis dari berbagai negara diundang dalam acara formal tersebut.
Sayangnya, tidak semua tempat di dalam Akasaka Palace dapat didokumentasikan. Hal itu terkait dengan ketentuan yang dibuat pemerintah Jepang demi kesakralan Istana.
 Suasana Kota Tokyo pada sore hari dengan suhu 19 derajat. (CNN Indonesia/Rosmiyati Dewi Kandi) |
Akasaka Palace merupakan salah satu dari dua
state guesthouse milik pemerintah Jepang. Istana yang dibangun sebagai
Imperial Palace bagi Pangeran Crown ini terletak di Moto Akasaka, Minato, Tokyo.
Istana ini memiliki luas area hingga 15 ribu meter persegi, termasuk bangunan dengan struktur bergaya Jepang seluas 117 meter persegi. Bagian utama Akasaka Palace merupakan satu-satunya bangunan bergaya barat di Jepang, yang dibangun menyerupai
Buckingham Palace di Inggris.
Selain sejarahnya, Istana ini juga menjadi istimewa karena merupakan satu-satunya bangunan terbesar yang dibangun Jepang pada masa Meiji (25 Januari 1868-30 Juli 1912). Di sekitar luar bangunan Istana, terdapat jalan setapak sepanjang 3,25 kilometer yang biasa dijadikan arena
jogging oleh warga Tokyo.
Untuk mencapai Akasaka Palace, stasiun terdekat adalah Yotsuya.
"Kita bertemu di tempat ini untuk menjadikan pariwisata Jepang diminati turis mancanegara. Kami senang mempromosikan wisata Jepang kepada dunia, termasuk dengan membuka Akasaka Palace untuk umum untuk pertama kalinya," kata Menteri Ishii.
 Suasana di kawasan Shibuya, Tokyo. (CNN Indonesia/Rosmiyati Dewi Kandi) |
Menteri Ishii mengatakan, Jepang menargetkan 40 juta turis mancenegara berkunjung ke negara itu pada tahun 2020. Pada 2015, turis yang menyambangi Jepang sebanyak 19,74 juta orang, dan hingga Oktober 2016, jumlahnya sebanyak 20,11 juta wisatawan.
Presiden Japan National Tourism Organization (JNTO) Ryoichi Matsuyama mengatakan, Jepang akan menjadikan negaranya sebagai "
tourism oriented country" pada masa-masa mendatang. Sejumlah tempat wisata mainstream di Jepang yang telah dikenal luas seperti Tokyo, Kyoto, dan Osaka akan tetap dipromosikan.
"Tetapi kami juga akan memperkenalkan destinasi wisata yang lain, kami akan mempromosikan
beyond Tokyo," kata Matsuyama di Akasaka Palace.
Menurut Matsuyama, sejumlah negara dibidik Jepang sebagai target pengunjung negara itu di antaranya Indonesia, India, Rusia, sejumlah negara Eropa, dan Amerika.
Fikdanel Thaufik, Vice President Japan, Korea, and USA Region PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, mengatakan, maksapainya memiliki lima penerbangan langsung dari Jakarta ke Jepang dan sebaliknya.
 Suasana malam di Kota Tokyo, Jepang. (CNN Indonesia/Rosmiyati Dewi Kandi) |
Dari Tokyo ke Jakarta, Garuda Indonesia terbang dua kali sehari, sedangkan dari Narita ke Bali, Garuda Indonesia juga terbang dua kali sehari. Osaka ke Jakarta ada tiga penerbangan, dan Osaka ke Bali sebanyak enam penerbangan.
"Untuk yang Narita ke Bali itu
leisure, sedangkan yang Tokyo ke Jakarta biasanya
business trip. Tahun ini penerbangan kami naik 20 persen, tetapi detailnya saya harus lihat data resmi," kata Fikdanel di Akasaka Palace.
Fikdanel menuturkan, persaingan untuk meningkatkan jumlah wisatawan ke Indonesia bukanlah
airline, melainkan destinasi. Secara faktual, destinasi Indonesia dapat bersaing dengan negara lain, tetapi Indonesia kecolongan start dalam hal promosi.
Garuda Indonesia memiliki penerbangan langsung dari Bandara Soekarno-Hatta di Tangerang ke Haneda Airport, Tokyo. Sambil menunggu penerbangan dengan nomor GA874 pada 19 November lalu, CNNIndonesia.com juga sempat merasakan fasilitas
international lounge yang disediakan maskapai ini.
 International lounge Garauda Indonesia di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang. (CNN Indonesia/Rosmiyati Dewi Kandi) |
Para calon penumpang terlihat menikmati suasana di dalam
lounge Garuda Indonesia sambil duduk bersandar di sofa, mendengarkan musik, hingga tertidur pulas sambil menunggu penerbangan internasional yang biasanya
take off pada tengah malam.
Berbagai hidangan juga disiapkan, mulai dari menu lokal khas Indonesia, masakan barat, hingga
Chinese food. Sejumlah menu yang harus selalu disediakan di antaranya bubur ayam untuk sarapan pagi, menu olahan daging atau ayam untuk makan siang, dan sajian khas lainnya untuk makan malam.
Garuda Indonesia menawarkan harga ekonomi untuk penerbangan langsung dari Jakarta ke Jepang senilai Rp4,8 juta, sudah termasuk satu kali makan menu utama dan satu kali makan ringan. Fasilitas bantal kecil, selimut, dan pelayanan
filght attendant yang ramah juga memberi kenyamanan tersendiri selama penerbangan.
Bertemu Hachiko di ShibuyaBerwisata ke Negeri Sakura tanpa 'bertemu' anjing Hachiko rasanya kurang lengkap. Kisah nyata anjing yang sangat setia dengan tuannya ini makin tersohor setelah difilmkan lewat
Hachi: A Dog's Tale tahun 2009.
Untuk berpose dengan Hachiko, wisatawan hanya perlu menumpang Japan Railway (JR) ke Stasiun Shibuya. Pada 22 November lalu saat CNNIndonesia berjalan kaki dari Tokyo Dome Hotel menuju Stasiun Suidobashi dan menumpang JR ke Shibuya, lalu keluar melalui
Hachiko exit.
Tiba di Shibuya sekitar pukul 9 malam disambut dengan udara dengan temperatur 10 derajat. Patung Hachiko dan Shibuya adalah dua hal yang tak boleh dilewatkan jika berada di Tokyo.
 Keramaian di Shibuya, Tokyo. (CNN Indonesia/Rosmiyati Dewi Kandi) |
Distrik ini sangat populer karena menjadi salah satu tempat anak muda gaul menghabiskan waktu. Yang tak kalah tenar, ada
Shibuya Crossing yang memperlihatkan kesibukan luar biasa di kawasan itu setiap hari, bahkan hingga tengah malam.
Wisatawan akan melihat pekerja muda hingga yang berusia paruh baya di area itu, masih lengkap dengan tas kerja, kemeja berdasi, jas, dan blazer bagi para wanita. Mereka dengan santai berdiri di setiap sudut-sudut Shibuya sambil tertawa dan bercengkrama dengan rekan mereka.
 Patung Hachiko di area Shibuya, Tokyo. (CNN Indonesia/Rosmiyati Dewi Kandi) |
Di tempat ini, sederet fasilitas unik dan berbeda bertebaran, mulai dari gedung mode besar, fasilitas kompleks rekreasi dilengkapi tempat karaoke,
game center, bioskop, dan klub. Semua tingkat generasi di Tokyo tumpah ruah di kawasan
trendy itu.
Berminat menghabiskan waktu di sini? Setelah berpose dengan patung Hachiko, wisatawan bisa berbelanja atau makan malam di restoran dan kafe sambil menikmati keramaian Shibuya.
Wajah Jepang di Marugoto NipponBeberapa wisatawan melupakan
Marugoto Nippon saat berkunjung ke Kota Tokyo. Padahal hanya dengan menghabiskan waktu di gedung setinggi empat lantai ini, wisatawan seperti telah mengunjungi seluruh Jepang!
Marugoto Nippon terletak di 2-6-7 Asakusa, Taito-ku, Tokyo dan mulai beroperasi pada jam 10 pagi hingga jam 11 malam. Wisatawan hanya perlu berjalan kaki satu menit dari Stasiun Asakusa di Tsukuba Express, atau sekitar tujuh hingga delapan menit dari Stasiun Asakusa di Tobu Sky Tree Line, Tokyo Metro Ginza Line, dan Toei Subway Asakusa Line.
 Salah satu toko di Marugoto Nippon, Tokyo. (CNN Indonesia/Rosmiyati Dewi Kandi) |
Di tempat ini, wisatawan akan menemukan makanan dengan bahan terbaik yang datang dari seluruh bagian Jepang, peralatan rumah tangga yang menggambarkan keahlian dan warisan lokal, pesona relaksasi Jepang, serta restoran dengan masakan yang merepresentasikan cita rasa khas dari berbagai daerah di Jepang.
Kota Tokyo memang menyimpan sejuta pesona di musim gugur. Berbagai destinasi wisata yang romantis tak hanya terjadi karena udara segar, tata kota yang apik, transportasi massal yang nyaman, serta bebas polusi, tetapi juga keramahtamahan warga setempat membuat kota ini layak dijadikan pilihan berlibur saat musim gugur di waktu mendatang.