LANCONG SEMALAM

Menikmati Romantisme Musim Gugur di Tokyo

Rosmiyati Dewi Kandi | CNN Indonesia
Sabtu, 31 Des 2016 14:20 WIB
Tokyo menyimpan sejuta pesona di musim gugur. Berbagai destinasi wisata tampak romantis tak hanya kaerna udara segar, tetapi juga keramahtamahan warga setempat.
Seorang balita berpose di antara daun ginkgo di Meiji Jingu Gaien Park, Tokyo. (CNN Indonesia/Rosmiyati Dewi Kandi)
Tokyo, CNN Indonesia -- Temperatur di Kota Tokyo, Jepang, 19 derajat pagi itu, 23 November 2016. Seluruh warga Jepang sedang menikmati hari libur nasional untuk merayakan Labor Thanksgiving Day atau dalam bahasa Jepang disebut Kinro kansha no hi.

Tetapi seperti pagi-pagi sebelumnya di hari kerja, lalu lintas Kota Tokyo tidak padat. Kendaraan hanya berhenti satu dua kali saat berpapasan dengan lampu merah, berbanding terbalik dengan wajah Jakarta saat hari kerja.

Demikian halnya dengan waktu libur seperti hari itu. Warga Kota Tokyo yang biasanya sibuk berjalan cepat memadati fasilitas transportasi massal untuk pergi bekerja, kini berduyun-duyun memadati tempat-tempat mereka bisa bersantai. CNNIndonesia.com pun ikut melangkah bersama mereka demi merasakan wisata dalam semalam di sana.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seorang bocah bermain dengan daun ginkgo yang berjatuhan di Meiji Jingu Gaien Park, Tokyo, 23 November 2016. (CNN Indonesia/Rosmiyati Dewi Kandi)Seorang bocah bermain dengan daun ginkgo yang berjatuhan di Meiji Jingu Gaien Park, Tokyo. (CNN Indonesia/Rosmiyati Dewi Kandi)
Meiji Jingu Gaien Park merupakan salah satu destinasi yang diminati warga lokal Tokyo maupun turis mancanegara. Pagi hari sekitar pukul 09.00 waktu setempat, kawasan Jingu Gaien telah dipenuhi wisatawan yang ingin menikmati romantisme kota di musim gugur.

Wajah musim gugur di Jepang memang sangat indah jika dinikmati pada menjelang akhir bulan November hingga awal Desember. Ginkgo Avenue atau Icho Namiki, area pejalan kaki di kawasan Jingu Gaien, menjadi salah satu spot yang menjadi daya tarik wisatawan.

Pengunjung datang untuk menikmati beragam aktivitas seperti bersepeda santai, bercengkrama dengan keluarga dan sahabat, berpose di antara daun ginkgo yang kuning keemasan, lari pagi, dan mengajak jalan-jalan hewan peliharaan.

Icho Namiki dimulai dari sekitar satu blok dari Aoyama hingga Itchome Subway Station, di jalan sepanjang 300 meter dengan jumlah ginkgo lebih dari 140 pohon. Di sepanjang jalan itu, wisatawan dapat menikmati indahnya daun-daun pohon ginkgo yang sudah berguguran di aspal maupun yang masih menggantung rimbun di dahan.

Kedua orang tua meminta anaknya untuk mendokumentasikan pose mereka di Ginkgo Avenue, Meiji Jingu Gaien Park, Tokyo, 23 November 2016. (CNN Indonesia/Rosmiyati Dewi Kandi)Kedua orang tua meminta anaknya untuk mendokumentasikan pose mereka di Ginkgo Avenue, Meiji Jingu Gaien Park. (CNN Indonesia/Rosmiyati Dewi Kandi)
Kawasan yang berada di 2-1, Kitaaoyama, Minato-ku, Tokyo, itu dapat ditempuh dengan lima menit berjalan kaki dari Stasiun Gaienmae dan Stasiun Aoyamaitchome di Tokyo Metro Gizan line, atau delapan menit berjalan kaki dari Stasiun Shinanomachi di Japan Railway (JR) Sobu line.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, di area ini juga diselenggarakan festival. Tahun ini, The 20th Jingugaien Ichou Festival 2016 diadakan mulai 18 November hingga 5 Desember. Ada puluhan kios yang dibuka terdiri dari berbagai jenis makanan khas dari seluruh Jepang.

Namun saat CNNIndonesia.com menghabiskan waktu di sana, kios-kios itu belum terlihat memadati kawasan.

Aktivitas sebuah keluarga di Ginkgo Avenu, Meiji Jingu Gaien Park, Tokyo. (CNN Indonesia/Rosmiyati Dewi Kandi)Aktivitas sebuah keluarga di Ginkgo Avenu, Meiji Jingu Gaien Park, Tokyo. (CNN Indonesia/Rosmiyati Dewi Kandi)
Di Jingu Gaien, selain menikmati romantisme pagi di bawah ratusan pohon ginkgo, wisatawan juga dapat menghabiskan waktu makan siang di sejumlah restoran sekitar, mengunjungi Meiji Memorial Picture Gallery, bermain di Ice Skting Rink, atau Shinanomachi Futsal and Tennis Court.

Ginkgo Avenue di Jingu Gaein saat Labor Thanksgiving Day.Ginkgo Avenue di Jingu Gaein saat Labor Thanksgiving Day. (CNN Indonesia/Rosmiyati Dewi Kandi)

Mengenal Shinto di Meiji Jingu

Tak jauh dari Jingu Gaien, terdapat sebuah kuil bernama Kuil Meiji atau Meiji Jingu atau Meiji Shrine Kaguraden. Wisatawan yang sudah puas memanjakan mata di Ginkgo Avenue, dapat melanjutkan destinasi ke kuil yang terletak di Yoyogi, Shibuya-ku, Tokyo.

Meiji Jingu merupakan kuil shinto untuk memuja arwah Kaisar Meiji dan istrinya, Permaisuri Shoken. Dibangun di area hutan seluas 700 ribu meter persegi, area kuil ini memiliki lebih dari 120 ribu pohon evergreen dengan 365 spesies berbeda.

Wisatawan akan merasa berada di Jepang dengan nuansa tahun 1920-an, tahun kuil itu rampung dibangun. Suara burung terbang yang mencuit akan menjadi salah satu pemandangan dan kesyahduan tersendiri di area kuil yang dibangun mulai 1915 tersebut.

Sementara mulai dari pintu masuk hingga di dalam kuil, ribuan orang hilir mudik, datang dan pergi untuk berdoa, dan para turis berusaha mengenal budaya Jepang maupun agama shinto.

Salah satu hal menarik saat CNNIndonesia.com mengunjungi kuil, 23 November lalu, adalah melihat anak-anak laki-laki dalam rentang usia sekitar lima tahun menggunakan pakaian-pakain adat Jepang dengan corak menawan. Ternyata hari itu sedang ada perayaan Shici-Go-San atau 7-5-3 Year Shinto Ceremony.

Perayaan Shici-Go-San di Kuil Meiji, Tokyo. (CNN Indonesia/Rosmiyati Dewi Kandi)Perayaan Shici-Go-San di Kuil Meiji, Tokyo. (CNN Indonesia/Rosmiyati Dewi Kandi)
Perayaan Shici-Go-San dilakukan untuk mendoakan pertumbuhan anak-anak Jepang yang berusia antara tiga hingga tujuh tahun. Mereka terdiri dari anak perempuan berusia tiga dan tujuh tahun, serta anak laki-laki berusia lima tahun.

Pada hari itu, anak-anak mengenakan baju terbaik mereka dan mengunjungi kuil untuk didoakan pertumbuhan dan kesehatannya. Dalam perayaan Shici-Go-San, anak-anak menerima permen atau yang disebut chitoseame dengan harapan dapat berumur panjang.

Kantong tempat menyimpan chitoseame bergambar Tsuru-Kame atau burung bangau penyu dan Shou-chiku-bai atau pinus bambu dipercaya masyarakat setempat sebagai jimat yang bakal mendatangkan keberuntungan dan kemujuran.

Seorang anak perempuan berusia lima tahun ikut dalam perayaan Shici-Go-San di Kuil Meiji, Tokyo. (CNN Indonesia/Rosmiyati Dewi Kandi)Seorang anak perempuan berusia lima tahun ikut dalam perayaan Shici-Go-San di Kuil Meiji, Tokyo. (CNN Indonesia/Rosmiyati Dewi Kandi)
Sementara di dalam kuil—yang sempat hancur saat Perang Dunia II dan kembali selesai dibangun tahun 1958—ada sebuah pohon yang dikenal dengan nama Meoto Kusu atau suami istri. Pasangan pohon tersebut ditanam sebagai simbol dari pernikahan yang bahagia dan kehidupan harmonis dalam sebuah keluarga.

Hari itu juga di kuil, sedang dilakukan perayaan pernikahan dalam tradisi pemeluk agama shinto yang merupakan keyakinan mayoritas di Jepang. Pernikahan dilakukan di Aula Peringatan Meiji yang pada masa awal kuil, digunakan sebagai tempat pertemuan pemerintah.

Keluarga yang menjalani ritual pernikahan dengan agama shinto berarti masih memegang erat kepercayaan mereka. Karena dalam pernikahan modern hari-hari ini di Jepang, anak-anak muda Jepang lebih suka menikah di gereja meski mereka bukan penganut agama Kristen atau pun Katolik.

Keramaian di perayaan Shici-Go-San di Kuil Meiji, Tokyo, 23 November 2016. (CNN Indonesia/Rosmiyati Dewi Kandi)Keramaian di perayaan Shici-Go-San di Kuil Meiji. (CNN Indonesia/Rosmiyati Dewi Kandi)
Menurut warga setempat, pernikahan di gereja diinginkan pasangan muda Jepang karena mereka ingin pesta yang bergaya modern dan memakai gaun putih indah yang biasa digunakan di barat.

Surga Belanja Ginza dan Harajuku

Beralih dari wisata sejarah dan budaya Jepang di Meiji Jingu, menghabiskan waktu di Ginza Street adalah pilihan terbaik. Kawasan yang terletak di distrik Chuo ini adalah surga belanja bagi wisatawan berkantong tebal.

Karena bertepatan dengan Labor Thanksgiving Day yang menjadi hari libur nasional di Jepang, jalanan Ginza menjadi tertutup bagi kendaraan. Sepanjang area Ginza dengan gedung-gedung pencakar langit di kanan kiri jalan, hanya ada ribuan pejalan kaki masuk dari satu toko ke toko lain.

Salah seorang warga menikmati jalanan bersama hewan peliharaannya, di kawasan Harajuku, Tokyo, 23 November 2016. (CNN Indonesia/Rosmiyati Dewi Kandi)Salah seorang warga menikmati jalanan bersama hewan peliharaannya, di kawasan Harajuku. (CNN Indonesia/Rosmiyati Dewi Kandi)
Ratusan brand dari mancanegara berlomba-lomba menawarkan produk terbaik kepada para pengunjung. Aneka diskon diberikan, termasuk potongan harga khusus bagi turis asing yang biasanya dibebaskan dari pajak dengan nominal belanja tertentu.

Belanja bebas pajak itu membuat harga barang menjadi lebih murah, termasuk jika dibandingkan dengan harga di Jakarta. Harga kamera mirrorless Nikon 1 J5 misalnya.

Di Jakarta, harga kamera tersebut sekitar Rp7,2 juta lengkap dengan lensa 10-30 mm dan 30-110 mm. Tetapi di salah satu toko di Ginza, harganya menjadi Rp6,7 juta setelah mendapat diskon bebas pajak yang diberikan khusus untuk wisatawan asing, hanya dengan menunjukkan paspor.

Pengunjung memadati Takeshita-dori di Harajuku. Pengunjung memadati Takeshita-dori di Harajuku. (CNN Indonesia/Rosmiyati Dewi Kandi)
Jika tidak ingin berbelanja, wisatawan dapat melakukan window shopping, berjalan-jalan, dan mendokumentasikan beragam aktivitas di Ginza. Sekadar duduk santai di kursi-kursi yang disediakan di jalan-jalan Ginza sambil bercengkerama dengan teman juga cukup mengasyikkan.

Sebelum benar-benar mengelilingi Ginza, pastikan perut sudah terisi. Karena bukan tidak mungkin, toko yang ingin didatangi berjarak sekitar 1 kilometer yang hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Bagi yang tidak terbiasa berjalan kaki, mungkin akan agak kewalahan. Ditambah lagi, cuaca di Tokyo cukup dingin.

Kursi dan meja disediakan bagi para pelancong di Ginza, Tokyo. (CNN Indonesia/Rosmiyati Dewi Kandi)Kursi dan meja disediakan bagi para pelancong di Ginza, Tokyo. (CNN Indonesia/Rosmiyati Dewi Kandi)
Sejak tahun 1970, area Ginza memang telah disulap menjadi Holiday Promenade yang membuatnya menjadi surga bagi pejalan kaki. Tak hanya pada hari libur nasional seperti Labor Thanksgiving Day, Ginza juga bebas kendaraan pada hari Sabtu dan Minggu.

Selain Ginza, pusat belanja di Kota Tokyo berada di Harajuku, yang menawarkan wisata belanja untuk kelas menengah. Salah satu lokasi yang cukup ternama di Harajuku yaitu Takeshita-dori.

Keramaian di luar Stasiun Harajuku, Tokyo. (CNN Indonesia/Rosmiyati Dewi Kandi)Keramaian di luar Stasiun Harajuku, Tokyo. (CNN Indonesia/Rosmiyati Dewi Kandi)
Terletak di jalan utama dari Stasiun JR Harajuku, Takeshita-dori merupakan pusat belanja di sepanjang jalan sejauh 350 meter. Penampakan dan keriuhannya hampir tak berbeda dengan kawasan Pasar Baru di Jakarta.

Wisatawan langsung bisa melihat Takeshita-dori segera setelah keluar dari Stasiun Harajuku. Bagi kaum muda Jepang, Harajuku dikenal sebagai kota mode, terutama di Takeshita yang menjadi tempat munculnya mode Harajuku yang dikenal dengan budaya kawaii. Di kawasan ini juga populer sebagai tempat merekrut artis atau bintang film setempat.

Jalanan di Ginza sepi dari kendaraan bermotor pada Labor Thanksgiving Day 2016. (CNN Indonesia/Rosmiyati Dewi Kandi)Jalanan di Ginza sepi dari kendaraan bermotor pada Labor Thanksgiving Day 2016. (CNN Indonesia/Rosmiyati Dewi Kandi)
Berbagai busana, sepatu, oleh-oleh khas Jepang bisa ditemukan di sini dengan harga yang relatif lebih murah dibandingkan dengan Ginza. Belanja di Jepang, dengan harga serendah apapun, dipercaya tetap menawarkan kualitas terbaik.

Istana Megah Akasaka

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER