Enam Perempuan Amerika Serikat Buat Bir 'Anti-Trump'

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Sabtu, 07 Jan 2017 18:31 WIB
Sekelompok wanita membuat bir 'anti-Trump' bernama Makin Noise: A Pussy Riot Beer sebagai penolakan pelantikan Donald Trump sebagai Presiden AS.
Selama ini, banyak perempuan di Amerika Serikat merasa tersinggung dengan ucapan Trump semasa kampanye yang dirasa terlalu cabul untuk diucapkan seorang calon presiden AS. (Reuters/Mike Segar)
Jakarta, CNN Indonesia -- Gelombang penolakan terhadap kemenangan Donald Trump dalam pemilihan umum Amerika Serikat ternyata belum surut. Sekelompok perempuan sampai-sampai membuat bir untuk menyuarakan penolakan mereka.

Melansir Westword, enam wanita asal Colorado, Amerika Serikat, itu bergabung dengan perusahaan pembuat bir Golspot Brewing dan menciptakan bir bernama Makin Noise: A Pussy Riot Beer.

Bir tersebut merupakan minuman yang berasal dari fermentasi stroberi. Rencananya, minuman itu akan dirilis menjelang Hari Pelantikan pada 20 Januari mendatang sebagai bir 'anti-Trump'.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Variasi rasa bir tersebut dipilih oleh Kelissa Hieber, pemilik Golspot Brewing, dan Bess Dougherty, salah satu pembuat bir di kelompok wanita tersebut.

Alasan pemilihan rasa itu cukup sederhana, yaitu stigma yang masih ada antara perempuan dengan bir buah.

"Ini terlihat seperti bir halus, namun akan membuat Anda terkejut saat sudah meminumnya," kata Dougherty.
 
Meski terbuat dari stroberi, namun mereka menyatakan bir berwarna merah ini akan memiliki kandungan alkohol lebih tinggi dari bir pada umumnya, yaitu sebesar delapan hingga sembilan persen.

Nama bir ini sendiri terinspirasi dari band punk asal Rusia, Pussy Riot. Menurut para pembuat bir, band yang sering menyuarakan hal-hal politis itu menjadi idola baru di Amerika Serikat baru-baru ini.

Keenam wanita tersebut merasa bahwa mereka perlu mengambil tindakan untuk dapat melawan kebencian dan intoleransi.

Selama ini, banyak perempuan di Amerika Serikat merasa tersinggung dengan ucapan Trump semasa kampanye yang dirasa terlalu cabul untuk diucapkan seorang calon presiden AS.

Pun dengan berbagai kontroversi pengakuan dari sejumlah wanita yang mengklaim pernah dicabuli oleh Trump. Namun berbagai skandal tersebut tidak menghalangi Trump memenangkan pemilu AS.

Menghadapi kenyataan tersebut, Dougherty dan kawan-kawan kemudian memilh minuman fermentasi itu sebagai lambang protes terhadap Trump sesuai dengan keahlian mereka yaitu pembuat bir.

"Bir ini bekerja memerangi kebencian dan penindasan. Selain itu juga memberikan dukungan serta solidaritas untuk perjuangan kesetaraan. Kami percaya dalam komunitas yang indah ini kami perlu bekerja sama untuk itu," tulis pernyataan kelompok wanita itu di laman Facebook mereka.

"Kami percaya pada Amerika yang merayakan keragaman, melindungi, dan mendukung siapa pun tanpa memandang orientasi seksual, gender, identitas, ras, agama, dan status imigrasi." (has/asa)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER