Ribuan Anak Muda Jepang 'Dilantik' Jadi Dewasa

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Selasa, 10 Jan 2017 20:10 WIB
Upacara Menyambut Kedewasaan dimulai oleh keluarga samurai di Jepang untuk para anaknya yang sudah menginjak usia 20 tahun.
Upacara Menyambut Kedewasaan dimulai oleh keluarga samurai di Jepang untuk para anaknya yang sudah menginjak usia 20 tahun. (REUTERS/Kim Kyung-Hoon)
Jakarta, CNN Indonesia -- Mengenakan kimono dengan motif yang centil, ribuan perempuan muda di Jepang menandai kedewasaan mereka pada Senin (9/1) dalam Upacara Menyambut Kedewasaan yang digelar secara tradisional di seluruh penjuru kota.

Tak hanya perempuan, pria muda pun ikut dalam upacara ini. Hanya saja mereka mengenakan setelan jas, dengan harapan dapat menjadi karyawan kantoran di masa depan.

Namun, tak sedikit dari mereka yang merencanakan untuk menghabiskan malam harinya dengan kegiatan yang lebih modern, seperti mengunjungi taman bermain atau minum-minum di bar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Upacara Menyambut Kedewasaan dimulai oleh keluarga samurai untuk para anaknya yang sudah menginjak usia 20 tahun.

Upacara tersebut juga dilakukan agar para anak dapat melaksanakan tanggung jawabnya setelah menjadi orang dewasa, selain merokok atau minum-minumm.

Selama upacara, tentu saja banyak yang lebih memilih memainkan telepon genggam atau mengobrol dengan kawan sebelahnya. Tak sedikit yang menahan kantuk.

“Saya sangat senang, akhirnya bisa minum alkohol dan pergi ke kelab malam,” kata Rumiko Matsumoto.

“Tapi hari ini sangat istimewa, saya tidak sabar untuk menjadi dewasa. Orangtua saya meminta saya untuk lebih bertanggungjawab, tapi saya akan memulainya dengan minum-minum di bar nanti malam,” lanjutnya.

Dirayakan pada Senin ke-dua di bulan Januari setiap tahunnya, Upacara Menyambut Kedewasaan diselenggarakan bagi mereka yang telah berusia 20 tahun sebelum 31 Maret.

Sejak 1876, seseorang akan dianggap dewasa setelah berusia 20 tahun.

Hingga 1 Januari ini, ada 1,21 juta orang dewasa baru di Jepang. Jumlah ini menurun sebanyak 50 ribu dari tahun lalu, dan menurun setengahnya dari 1970, yaitu sebanyak 2,46 juta orang.

Jumlah ini menandakan kalau populasi penduduk Jepang semakin berkurang. Angka kelahiran di Jepang juga tak banyak membantu.

Namun, tidak ada yang terlalu peduli dengan kondisi tersebut, seperti yang diisyaratkan oleh Riki Hayashi, yang juga datang dalam Upacara Menyambut Kedewasaan.

“Upacaranya sangat membosankan. Saya ingin cepat pulang lalu minum-minum,” ujar Riki.

(ard)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER