Jakarta, CNN Indonesia -- Ferraro, produsen selai cokelat Nutella membantah sebuah hasil penelitian yang menyebutkan bahwa penggunaan minyak sawit dalam produk mereka dapat menyebabkan kanker.
Bantahan tersebut menanggapi temuan
European Food Standards Authority atau EFSA pada Mei lalu yang memperingatkan kandungan dalam komposisi minyak di selai populer itu bersifat karsinogen.
Peringatan EFSA itu bahkan menyebutkan konsumsi ringan dan sedikit masih berisiko terhadap anak-anak sehingga tidak memiliki batasan aman penggunaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, EFSA menyebutkan adanya temuan minyak kelapa sawit dalam serangkaian produk makanan seperti cokelat Cadburry, Clover, dan label lainnya termasuk Nutella.
Namun selai yang juga terkenal di Indonesia tersebut telah mengalami dampak dari aspek penjualan. Beberapa ritel di Italia telah memboikot selai itu sebagai langkah pencegahan.
Ferrero kemudian meluncurkan kampanye iklan sebagai upaya meyakinkan konsumen bahwa produk selai itu cukup aman dikonsumsi.
Pihak produsen selai tersebut mengatakan tetap menggunakan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku.
Hal ini lantaran mempertimbangkan kualitas dari produk meski ada kekhawatiran atas senyawa dalam minyak kelapa sawit.
Menurut Ferrero, minyak kelapa sawit digunakan membuat tekstur selai jadi lebih halus dan tidak dapat diganti dengan bahan lain.
"Membuat Nutella tanpa minyak kelapa sawit akan menghasilkan produk pengganti yang lebih rendah kualitasnya, dan itu menjadi sebuah langkah mundur," kata Vincenzo Tapella, manajer pembelian Ferrero seperti dilansir
Reuters.
Sejumlah minyak diketahui dapat menjadi pengganti kelapa sawit seperti dari biji bunga matahari, namun penggunaan minyak ini akan meningkatkan biaya produksi hingga US$22 juta.
Untuk biaya produksi tersebut, Ferrero tidak bersedia mengonfirmasi.
Ketakutan akan kanker dari minyak kelapa sawit bermula dari penemuan senyawa
glycidyl fatty acid ester atau GE. Senyawa ini muncul bila minyak kelapa sawit dipanaskan di atas suhu 200 derajat Celsius.
"Ada bukti yang cukup kuat bahwa
glycidol adalah genotoksik atau racun perusak gen dan bersifat karsinogen atau penyebab kanker. Sehingga kami tidak melihat ada ambang aman dari GE ini," kata Helle Knutsen, kepala Contam selaku badan EFSA yang mengivestigasi kandungan minyak kelapa sawit.
Kandungan tersebut ditemukan dalam beberapa jenis minyak nabati lainnya, margarin, dan makanan olahan. Namun EFSA menemukan senyawa ini muncul lebih banyak dan berpotensi lebih berbahaya di minyak kelapa sawit.
(les)