ANALISIS

Pria Indonesia Bermigrasi dari Salon 'DPR' ke Barbershop

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Senin, 16 Jan 2017 13:17 WIB
Tren barbershop modern membuat pria Indonesia ramai-ramai beralih dari salon 'DPR' alias di bawah pohon rindang. Namun sebenarnya apa yang dicari pria?
Ilustrasi: Para pria mulai memilih barbershop untuk mendapatkan gaya rambut terkini. (Thinkstock/g-stockstudio)
Jakarta, CNN Indonesia -- Beberapa tahun terakhir, kaum Adam Indonesia mendapatkan angin segar soal penataan rambut. Masalah memangkas rambut pria mungkin kini tidak lagi identik dengan salon 'DPR' alias di bawah pohon rindang, namun pangkas rambut modern alias barbershop jadi sasaran migrasi baru pria Indonesia.

Hal ini terlihat dari mulai menjamurnya pangkas rambut generasi milenial itu.

Lupakan kesan pangkas rambut yang didatangi bapak-bapak atau kakek-kakek dengan gunting sederhana, pisau cukur 'kotor' beserta sabuk asah, dan kuas untuk mengoleskan sabun guna memotong jenggot.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Semua kesan itu lenyap dalam tren barbershop generasi baru. Salon ini bukan hanya menarik minat pria muda Indonesia, bahkan Presiden Joko Widodo juga ikut mencukur rambut di barbershop generasi baru ini.

Meski secara harfiah tetap pangkas rambut, namun barbershop generasi baru ini diklaim membantu kaum Adam mendapatkan gaya terkini tanpa harus 'bersaing' dengan wanita di salon dan kehilangan citra 'maskulin'.

"Wajar bila harga jasa barbershop lebih mahal dibanding pangkas rambut biasa karena mampu menyediakan kebutuhan dan keinginan pria dalam hal hairstyling," kata Nick 'the Barbership', anggota Indonesia Barbershop Association (IBA), beberapa waktu lalu.

"Pria tidak perlu lagi masuk ke salon untuk mendapatkan gaya yang diinginkan," ujarnya. 

Fatsi Hakim Anjani, pendiri Chief Barbersupplies & Co, dalam kesempatan terpisah mengatakan kemunculan barbershop baru ini lantaran para pria merasa 'terintimidasi' ketika mencari gaya terbaru di salon.

"Kami mengembangkan pangkas rambut dengan batasan agar tidak sampai menjadi salon," kata Fatsi saat berbincang dengan CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.

"Ciri barbershop ini bisa dipantau dari tidak ada aroma manis khas perempuan, para pria tidak merasa terintimidasi karena banyaknya wanita, petugas dan pelanggannya pun pria, dan mereka bisa cerita apa pun ke tukang cukur atau barberman-nya," kata dia. 

"Bagi saya, pria sebaiknya jangan ke salon, karena tempat mereka bukan di situ meski mungkin bisa menemukan yang dicari di sana," tambah dia.  
Presiden Joko Widodo tengah mencukur rambut di barbershop sembari ditemani sang anak, Kaesang Pangarep, Sabtu (14/1). (dok. Hunky Dory Barber/Bagas Gumilang)Presiden Joko Widodo tengah mencukur rambut di barbershop sembari ditemani sang anak, Kaesang Pangarep, Sabtu (14/1). (dok. Hunky Dory Barber/Bagas Gumilang)
Butuh Gaya, Tapi Monoton

Pangkas rambut generasi baru ini disebut mulai menjamur di Indonesia sejak 2011. Barbershop menggunakan konsep unik, yaitu tetap mengangkat kesan maskulin dari pangkas rambut, akan tetapi diberi sentuhan modern baik berupa alat maupun pengetahuan tren rambut pria terkini.

Ion Akhmad, seorang pakar penampilan pria, mengatakan meski kebutuhan gaya rambut masih didominasi perempuan, akan tetapi para pria juga membutuhkan tren terkini karena mereka bisa galau hanya karena salah potong.

Ion menjelaskan, kegalauan itu muncul karena dapat mempengaruhi tampilan secara keseluruhan. Namun, sisi keberuntungan yang ada di pria adalah dapat memodifikasi kesalahan tersebut hingga tidak menjadi 'bad hair day'.

"Karena kalau merasa kurang pada tampilan rambut, toh tinggal pakai topi," kata Ion, beberapa waktu lalu. "Masalah beres."

Meski membutuhkan gaya terkini agar terlihat modern dan menunjang performa, pada sejatinya pria masih terpaku pada satu jenis gaya yaitu yang dianggap cocok buat dia. Ini berbeda dengan wanita yang cenderung menggonta-ganti gaya rambut.

Walau hanya satu atau sedikit jenis gaya rambut yang digunakan selama hidup seorang pria, namun untuk menemukan 'yang tepat' tersebut ternyata butuh perjuangan. Para pria dituntut untuk terus trial and error hingga mendapat gaya yang tepat.

Menurut Ion, salah satu faktor yang mempengaruhi bentuk rambut pria adalah gaya hidupnya.

"Gaya rambut seorang pria sebenarnya cerminan bagaimana gaya hidupnya, terutama terkait fleksibilitas. Misalnya, pria yang cenderung aktif biasanya menginginkan gaya rambut yang praktis," kata Ion.

Selain aktivitas, Ion megatakan gaya rambut pria juga akan berubah seiring dengan bertambahnya usia dan juga jenis pekerjaan mereka. Berkonsultasi dengan barberman adalah salah satu upaya pria mencari gaya rambut yang tepat.

"Namun rambut laki-laki itu [secara umum] ya pendek," kata Ion. "Kuncinya adalah rambut dan wajah saling mendukung. Perlu uji coba memang, tampilan wajah dan rambut memang harus saling mendukung." (end/rah)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER