Menelusuri Jejak Mualaf Pertama di Yordania

Tri Wahyuni | CNN Indonesia
Minggu, 22 Jan 2017 10:35 WIB
Nama Yordania beberapa kali disebut dalam Al-Qur'an sebagai Negeri Syam. Tercatat, sejumlah makam mualaf pertama dalam sejarah Islam juga berada di sana.
Yordania memiliki kekayaan sejarah umat Islam, salah satunya ditunjukkan dengan makam sahabat nabi yang tersebar di beberapa wilayah (CNN Indonesia/Tri Wahyuni).
Jakarta, CNN Indonesia -- Terletak di antara Mekkah dan Yerusalem, yang merupakan tempat suci bagi umat Islam, Kristiani, dan Yahudi, membuat Yordania juga memiliki jejak sejarah perkembangan peradaban ketiga agama tersebut.

Beberapa peristiwa penting dalam Islam juga diperkirakan terjadi di sana. Bahkan Yordania pernah beberapa kali disebut dalam Al-Quran. Salah satunya ketika Nabi Muhammad SAW dalam perjalanan bersama sahabatnya Maysarah, ia bertemu dengan pendeta bernama Nestor.

Pendeta itu mengatakan bahwa Muhammad adalah nabi terakhir karena semua tanda-tanda yang disebutkan dalam kitab kuno ada padanya. Diperkirakan peristiwa itu terjadi di dekat Safawi, di Provinsi Mafraq.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Mekkah menuju Damaskus bersama pamannya Ali Bin Abu Thalib, juga diperkirakan melalui Yordania.

Penyebaran Islam di luar semenanjung Arab juga dikatakan dimulai arah utara sampai ke Yordania. Kontak pertama Islam dengan Bizantium yang berakhir dengan peperangan pun terjadi di Yordania, seperti perang Mutah, Yarmouk, dan Fahl.

Tak heran jika banyak sahabat Nabi Muhammad SAW yang mati syahid di tanah Yordania. Dan hingga hari ini, makam mereka masih terjaga dengan baik bahkan menjadi destinasi ziarah para umat Islam.

Jordan Valley merupakan salah satu tempat beberapa sahabat Nabi Muhammad SAW dimakamkan. Para sahabat yang dimakamkan di wilayah tersebut meninggal akibat perang dan wabah penyakit yang berlangsung pada tahun 18 setelah Hijriah.

Jordan Valley merupakan salah satu kawasan yang paling subur di Yordania ditunjukkan dengan banyaknya warga yang bercocok tanamJordan Valley merupakan salah satu kawasan yang paling subur di Yordania ditunjukkan dengan banyaknya warga yang bercocok tanam (CNN Indonesia/Tri Wahyuni).


Salah satu makam sahabat yang terdapat di sana adalah makam Abu Ubaidah Amir Bin Al-Jarrah. Beliau adalah salah satu orang pertama yang masuk Islam (mualaf). Abu Ubaidah juga termasuk 10 orang yang dijanjikan surga oleh Nabi Muhammad SAW.

Semasa hidupnya beliau selalu menemani Rasulullah berperang dan pernah ditunjuk sebagai panglima perang. Abu Ubaidah meninggal pada usia 58 tahun karena terserang wabah yang menyebar di Suriah.

Selain Abu Ubaidah, sahabat Rasulullah lainnya yang dimakamkan di kawasan Jordan Valley adalah Mu'adz bin Jabal. Beliau juga termasuk mualaf pertama.

Karena wawasannya yang luas, Rasulullah pernah mengirim Mu'adz bin Jabal sebagai penasehat ke Yaman dan Aqaba Allegiance Convention antara Rasulullah dan pendukungnya dari Madinah. Beliau menghabiskan seluruh hidupnya untuk mengajarkan agama dan Al-Quran. Mu'adz bin Jabal meninggal pada usia 38 tahun akibat wabah penyakit.

Masih di Jordan Valley, ada juga makam sepupu Nabi Muhammad SAW Amir bin Abi Waqqas. Beliau adalah salah satu sahabat nabi yang terlibat dalam perang Uhud. Kemudian beliau juga dipercaya sebagai pengantar pesan dari panglima tentara Islam kepada Khalifah di Madinah dan menjadi wakil sahabat nabi Abu Ubaidah selama pemerintahannya di Suriah.

Selain di Jordan Valley, beberapa makam sahabat nabi juga terdapat di Karak. Jaraknya lebih dari 150 kilometer dari kawasan Jordan Valley kemudian melalui Laut Mati.

Di Karak pernah berlangsung perang yang paling penting semasa hidup Rasulullah, yaitu perang Mutah. Kala itu tentara Islam harus melawan tentara gabungan Bizantium dan suku Kristen Arab Ghassaniyah.

Banyak sahabat nabi yang mati syahid dalam perang tersebut dan dimakamkan di Karak, tepatnya di kota Al-Mazar Al-Janubi. Mereka adalah Zaid bin Haritsah, Ja'far bin Abi Thalib, dan Abdullah bin Ruwahah. Makam Zaid bin Haritsah dan Ja'far bin Abi Thalib terdapat dalam satu bangunan.

Zaid bin Haritsah merupakan sahabat nabi sekaligus anak angkatnya. Beliau adalah satu-satunya sahabat yang namanya disebutkan dalam Al-Quran.

Makam Zaid bin Haritsah, sahabat nabi yang gugur dalam Perang MutahMakam Zaid bin Haritsah, sahabat nabi yang gugur dalam Perang Mutah (CNN Indonesia/Tri Wahyuni).


Zaid bin Haritsah dulu mengambil peran sebagai pemimpin tentara Islam selama perang Mutah. Setelah bertempur dengan gagah berani, ia gugur karena tertusuk.

Ketika Zaid bin Haritsah telah tiada, wakilnya Ja'far bin Abi Thalib mengambil alih bendera komando. Beliau berjuang keras untuk mempertahankan benderanya sampai-sampai ia kehilangan kedua tangannya akibat tebasan pedang musuh. Meski demikian ia tetap mempertahankan bendera sekuat tenaganya dengan memeluknya. Tapi ia harus berakhir gugur karena senjata lawan.


Setelah Ja'far bin Abi Thalib gugur, Abdullah bin Ruwahah mengambil alih bendera komando. Kini tentara berada di bawah komandonya. Sayangnya, seperti kedua rekannya, Abdullah bin Ruwahah juga harus meregang nyawa di tangan lawan.

Tiga pemimpin perang sudah terbunuh, tentara lantas menunjuk pemimpin berikutnya. Terpilihlah Khalid bin Walid. Atas izin Allah dan dengan kecerdikan serta kecemerlangan siasat dan strategi perangnya, akhirnya tentara Islam dapat memukul mundur musuh.

Selain makam para sahabat nabi, di sekitar Karak terdapat juga makam Nabi Nuh dan Nabi Sulaiman yang bisa dikunjungi untuk berziarah. Ada juga makam cucu Rasulullah Zaid bin Ali bin Al-Hussein yang dikenal sebagai pemimpin yang religius.

Di tempat lainnya, tepatnya di kawasan As-Salt ada juga makan Nabi Syuaib dan Nabi Ayub. Di sebelah barat As-Salt ada juga makam Yusa, murid Nabi Musa.

Wisata Kota As-Salt, salah satu kota tertua di YordaniaWisata Kota As-Salt, salah satu kota tertua di Yordania (CNN Indonesia/Tri Wahyuni).

Semua makam tokoh-tokoh Islam di Yordania memiliki konsep yang sama dan dibangun dengan batu yang sama.

Di tempat yang sama dengan makam, dibangun juga masjid. Namun ukurannya dan bentuknya berbeda-beda. Ada yang besar, ada yang kecil. Kelengkapannya pun berbeda, ada yang dilengkapi perpustakaan, ada yang tidak.

Pengunjungnya pun tak hanya orang-orang Yordania. Ada orang Indonesia, Malaysia, atau Irak. Kebanyakan pengunjung yang datang ternyata sedang melakukan perjalanan rohani di Timur Tengah. Seperti rombongan Indonesia yang singgah di Yordania setelah umrah dan mengunjungi Masjid Al-Aqsa si Yerusalem.

(ard)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER