Makna di Balik Topi Pink Woman's March

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Senin, 23 Jan 2017 18:18 WIB
Aksi Woman's March yang berlangsung sejak Donald Trump dilantik menarik perhatian publik, salah satunya dari topi pink para pemrotes. Apa artinya?
Ilustrasi: Para wanita yang melakukan protes atas pelantikan Trump bergabung dalam Woman's March. (AFP PHOTO / Andrew CABALLERO-REYNOLDS)
Jakarta, CNN Indonesia -- Belum sampai seminggu menjabat sebagai Presiden Amerika, Donald Trump, telah diprotes jutaan wanita melalui Woman's March. Dari aksi yang diikuti berbagai pesohor dunia itu, topi pink atau merah jambu para peserta menarik perhatian publik.

Ribuan wanita yang ikut protes Woman's March tersebut banyak mengenakan topi kupluk jambon dengan dua 'kuping' kucing. Topi tersebut ternyata bernama pussyhat.

Melansir Independent, ide pussyhat bernama 'pussyhat project' tersebut diinisiasi oleh seorang wanita bernama Krista Suh. Dia memang berkeinginan ikut ambil bagian dalam aksi protes menentang Trump menjadi Presiden Amerika Serikat.

Namun dari pada sekadar protes, ia punya ide lain. Gadis 29 tahun asal Los Angeles yang juga bekerja sebagai penulis skenario tersebut mengetahui betapa dinginnya Washington DC saat akan bergabung dengan Woman's March.

"Aku berfikir bagaimana cara menunjukan kepada orang lain apa yang sedang terjadi?" kata Suh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dan saya sadar, sebagai seorang gadis California, saya akan sangat kedinginan saat di Washington DC. Ini bukan musim panas. Jadi saya mengira akan merajut topi saya sendiri,"

Ada alasan khusus mengapa ia memilih bentuk topi berbentuk kepala kucing. Ini didasarkan oleh ucapan vurlgar Trump saat masa kampanye yang dirasa merendahkan perempuan.

Pada Oktober lalu, sebuah rekaman suara Trump bocor ke publik dan menimbulkan kontroversi. Dalam bocoran rekaman tersebut, Trump menyinggung alat kelamin perempuan.

"Ketika kamu seorang binatang, mereka akan membiarkan kamu melakukan apa saja. Kamu bisa melakukan apa yang kamu suka. Grab them by the p*ssy," kata Trump.

Kata-kata tersebut menyinggung banyak perempuan, dan kata 'p*ssy' dalam frasa tersebut kemudian diwujudkan dalam bentuk topi kucing sebagai bagian dari aksi protes Suh dan wanita lainnya.

Suh bersama teman-temannya di komunitas Little Knittery, California, Suh mulai merajut dan mempromosikan gerakannya itu melalui media sosial. Gerakan tersebut kemudian diikuti banyak orang di seluruh dunia.

Tidak hanya diikuti wanita Amerika, Anja Liseth seorang perempuan Bergen, Norwegia juga mengikuti proyek protes untuk Trump ini. Liseth mengatakan melalui topi tersebut dia dapat menunjukan kontribusi tanpa mesti hadir di sana.

"Aku merasa kontribusiku sangat penting. Jadi ketika mengetahui topi tersebut aku merasa bisa mewakili diriku ke tempat demonstrasi," ujar Liseth.

Langkah protes yang dilakukan Suh dinilai berhasil. Ribuan topi berwarna merah jambu yang terlihat di tempat arena Women's March seolah menjadi representasi amarah para wanita.

Suh mengatakan topi ini akan menjadi bentuk perlawanan terhadap komentar Trump. Dan para perajut mengatakan topi ini lebih dari sekadar penghangat kepala, sebaliknya, sebagai simbol persatuan melawan komentar presiden tentang wanita, minoritas, dan disabilitas. (okt/les)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER