Terbang Bersama Burung Elang Berpaspor di Timur Tengah

Puput Tripeni Juniman | CNN Indonesia
Selasa, 07 Feb 2017 11:40 WIB
Burung elang dianggap sebagai simbol kejayaan di Tanah Arab. Jadi, burung elang yang berpaspor bisa duduk sebagai penumpang dalam penerbangan.
Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Awal pekan ini, media sosial dihebohkan oleh foto kerumunan burung elang yang menjadi penumpang sebuah maskapai penerbangan. Foto itu menjadi viral karena banyak netizen yang penasaran dengan cara sang pemilik memasukan peliharaannya ke kabin pesawat.

Melansir CNN pada Kamis (2/2), sang pemilik, Ahmet Yaasar, mengatakan kalau burung peliharaannya diajak melancong ke Jeddah, Arab Saudi. Selain dirinya, peliharaannya pun sudah mengantongi paspor sebagai izin terbang.


Walau mengundang banyak keheranan, namun melakukan penerbangan dengan burung elang dalam kabin pesawat merupakan hal yang biasa dilakukan orang berduit di Timur Tengah. Maskapai yang menyediakan layanan tersebut ialah Qatar, Emirates, Etihad atau Royal Jordanian Airlines.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hanya saja, terbang dengan jumlah yang banyak dalam satu waktu, seperti yang Ahmet lakukan, merupakan hal yang jarang.

Biasanya maskapai penerbangan membatasi jumlah burung elang yang boleh duduk di kabin, maksimum enam ekor dalam satu kali penerbangan.

Untuk terbang, burung elang harus memilliki paspor sendiri. Di Uni Emirat Arab (UAE), burung harus memiliki paspor yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan dan Air.

Dengan membayar sekitar Rp1,7 juta, paspor bisa digunakan burung elang selama tiga tahun.

Pemberlakuan paspor bertujuan untuk menghindari penyelundupan burung elang. Sepanjang 2002 sampai 2013, pemerintah UEA telah mencetak 28 ribu paspor khusus burung elang.

Pemerintah UEA memberi keistimewaan bagi burung elang karena binatang tersebut merupakan simbol kejayaan di Tanah Arab.


Beberapa maskapai penerbangan membuat peraturan yang berbeda dalam membawa burung elang.

Qatar Airways dan Etihad mengizinkan penumpang bepergian dengan satu elang di kelas ekomoni dan maksimum enam elang di dalam kabin. Setiap burung akan dikenai tarif tiket Rp1,5 juta hingga Rp16 juta.

Sedangkan Emirates mewajibkan semua burung elang dimasukkan dalam kandang jika berada di dalam kabin.

Sementara Royal Jordanian Airlines mengizinkan dua burung elang pada satu kursi dan maksimal 10-15 burung elang di kabin dalam satu waktu. Akan tetapi penumpang dikenai biaya tiga kali lipat sebagai biaya kelebihan bagasi.

Seorang penumpang Qatar Airways, Tom Whitehill, menceritakan pengalamannya terbang bersama burung elang milik salah satu penumpang dalam penerbangan dari Dubai menuju Doha.

"Cukup aneh, karena sama sekali tidak ada peringatan bahwa mereka akan terbang bersama penumpang yang lain,” kata Whitehill.

"Saya pernah mendengar cerita ini, tapi tidak pernah melihatnya sebelumnya. Ini pengalaman yang sangat mengejutkan,” lanjutnya.


Whitehill mengatakan bahwa burung elang yang terbang bersamanya itu tidak membuat keributan selama perjalanan. Mereka hanya bereaksi saat mendarat.

"Mereka cukup tenang, sampai tiba waktunya mendarat mereka mulai mengepakkan sayapnya," ujar Whitehill.

(ard)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER