Jakarta, CNN Indonesia -- Hampir 105 tahun berlalu setelah kapal pesiar penumpang terbesar di dunia, Titanic, mengarungi pelayaran perdana terakhirnya. Sejarah mencatat, kapal tersebut tenggelam pada 15 April 1912, dalam perjalanan menuju New York dengan korban jiwa lebih dari 1.500 orang.
Baru-baru ini, sebuah pameran yang bisa memuaskan dahaga para penggemar sejarah kapal legendaris tersebut telah dibuka di Leipzig, Jerman.
Seperti dilansir
Lonely Planet, pameran itu memungkinkan para pengunjung untuk melihat reruntuhan kapal itu secara rinci.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Imajinasi pengunjung seolah dibawa berkelana ke bawah permukaan Samudra Atlantik bagian utara sedalam 3.800 meter, tempat kapal mewah yang naas itu tenggelam.
Di pameran tersebut, sebuah tampilan raksasa yang besarnya meliputi area seluas kurang lebih 3.500 meter persegi akan menyergap mata pengunjung.
Tampilan itu dilengkapi dengan gambar reruntuhan Titanic dengan skala yang akurat.
Pameran bertajuk
‘Titanic - The Promise of Modernity’ ini digagas oleh seniman Yadegar Asisi. Sedangkan musisi Eric Babak kebagian menggarap musik guna menambah dramatis suasana pameran.
“Bagi saya, di satu sisi, Titanic adalah prestasi manusia yang luar biasa. Namun di sisi lain, nasibnya melambangkan keangkuhan manusia,” kata Asisi.
Ini bukan pertama kalinya pameran tentang Titanic digelar.
Pada 2012, dalam rangka memperingati 100 tahun tenggelamnya Titanic, Museum National Geographic di Washington, Amerika Serikat, menyelenggarakan pameran yang mengkaji sejarah Titanic.
Pada akhir 2015, sebuah pameran yang menampilkan replika kapal Titanic dengan ukuran sebenarnya juga diselenggarakan di Perth, Australia.
Pameran bertajuk ‘Titanic: The Exhibition’ ini digagas oleh kepala eksekutif ‘Imagine Exhibitions’, Tom Zaller.
Ternyata, tenggelamnya kapal ini lebih dari satu abad lalu tak mampu menenggelamkan pesona kapal ini di mata para pecinta sejarah dan cerita unik, termasuk pemain bisnis pameran.
(ard)