Gaya Hidup Buruk Dongkrak Jumlah Diabetesi Indonesia

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Jumat, 10 Feb 2017 07:45 WIB
Dunia kedokteran masih menganggap kesadaran gaya hidup sehat masyarakat Indonesia rendah, ini dapat dilihat dari bertambahnya jumlah penderita diabetes.
Ilustrasi: Dunia kedokteran masih menganggap kesadaran gaya hidup sehat masyarakat Indonesia rendah, ini dapat dilihat dari bertambahnya jumlah penderita diabetes. ( REUTERS/Beawiharta)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kesadaran akan gaya hidup sehat masyarakat Indonesia dinilai dunia kedokteran masih rendah dan buruk. Ini menyebabkan, salah satunya, pertambahan penderita diabetes atau diabetesi.

Berdasarkan data yang dirilis Kementerian Kesehatan, jumlah penderita diabetes pada 2015 mencapai 10,5 juta. Angka ini bertambah dibandingkan temuan pada 2013 yaitu 8,5 juta penderita.

"Dahulu penyakit yang tertinggi adalah infeksi seperti TBC, namun saat ini karena gaya hidup modern, tren penyakit degeneratif seperti diabetes menjadi tren," kata Anny Suryani Gultom, dokter internis rumah sakit Siloam saat ditemui di Jakarta, Kamis (9/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertumbuhan angka ini menempatkan Indonesia menjadi negara ke-tujuh penderita diabetes tertinggi di dunia. Peringkat pertama ditempati oleh China.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun lalu menyebut pengidap diabetes di dunia pada 2014 mencapai angka 422 juta jiwa. Angka tersebut meningkat empat kali lipat dibanding jumlah tahun 1989, yakni 108 juta jiwa.

WHO juga menyebutkan bahwa kini diabetes menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat dunia. Ditambah lagi fakta mengenai angka obesitas yang berbanding lurus dengan diabetes.

Menurut Anny, perubahan pola hidup signifikan seperti terlalu banyak konsumsi makanan instan dan manis juga mendorong penderita diabetes semakin meningkat.

Selain itu, kurang berolahraga dan bergerak ditambah dengan gaya hidup buruk lainnya seperti merokok, ikut memperburuk kondisi.
Anny pun menilai konsumsi gula masyarakat Indonesia dinilai terlalu berlebihan. Ia menganggap banyaknya camilan manis serta kebiasaan minum kopi atau teh saat berkumpul bersama, menjadi momen 'menabung' gula dalam tubuh.

Menurut rekomendasi kesehatan, asupan gula yang disarankan hanya berkisar 50 gram atau setara dengan empat sendok makan.

"Sedangkan bila seseorang mengonsumsi satu potong martabak manis, itu mengandung satu sendok makan gula. Dan satu potong pasti dirasa kurang," kata Anny.

Kondisi semakin buruk ketika masyarakat juga jarang memeriksakan kondisi kesehatan secara rutin. Padahal, dengan pemeriksaan rutin seperti gula darah dapat mengetahui penyakit sedini mungkin dan mencegahnya semakin parah.

"Ada baiknya masyarakat kurangi konsumsi gula, rutin berolahraga, dan cek kesehatan secara rutin," kata Anny.

(okt/les)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER