Jakarta, CNN Indonesia -- Penelitian terbaru menemukan penderita kanker kolorektal usus besar yang merokok memiliki kesempatan hidup yang kecil dan lebih mungkin untuk meninggal dunia ketimbang penderita yang tidak merokok.
Dr Sidney Winawer dari Memorial Sloan Kettering Cancer Center di New York, Amerika Serikat, menilai penelitian ini merupakan penelitian terbesar yang menunjukkan korelasi antara perokok dan kanker kolorektal.
"Orang berfikir merokok hanya terkait dengan kanker paru paru, padahal ada banyak akibat lainnya. Studi ini jelas menunjukkan bahwa kelangsungan hidup dipengaruhi dengan merokok, masih aktif atau sudah berhenti," kata Winawer seperti dikutip dari Reuters.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penelitian ini menguji peluang kelangsungan hidup 18.166 orang yang didiagnosis menderita kanker kolon itu. Peneliti mengkaji data pasien yang didiagnosis kanker kolorektal di Irlandia pada 1994-2012. Secara keseluruhan, 3.572 pasien atau 20 persen, adalah perokok aktif, dan 4.199 lain 23 persen mantan perokok.
Sekitar 53 persen dari mereka ditangani dengan operasi, 33 persen dengan kemoterapi dan operasi, sementara 5 persen hanya kemoterapi. Sekitar 10 persen pasien tidak ditangani dengan pengobatan. Selama lima tahun, 7.488 orang meninggal karena kanker.
Selama lima tahun masa studi, peneliti menemukan pasien yang merokok memiliki kemungkinan 14 persen untuk meninggal dunia dibandingkan orang yang tidak pernah merokok.
Selain itu, para perokok yang melalui perawatan operasi dan tidak dikemoterapi memiliki peluang 21 persen lebih mungkin untuk meninggal.
Dalam laporan penelitannya, peneliti menulis bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami tingkat kematian yang lebih tinggi di antara pasien yang dioperasi. Penjelasan lainnya adalah dengan merujuk pada studi terdahulu yang menemukan bahwa perokok lebih mungkin didiagnosis pada stadium lanjut dan membutuhkan pembedahan segera.
Meski demikian, penulis memberikan catatan bahwa penelitian ini tidak dirancang untuk membuktikan bahwa merokok menyebabkan kanker kolekteral atau kematian akibat penyakit ini. Para peneliti juga tidak menghubungkan pasien dengan gaya hidup lain yang juga memengaruhi kelangsungan hidup.
Di seluruh dunia setiap tahunnya sekitar 750 ribu kasus baru kanker kolorektal didiagnosis. Sekitar dua-pertiga kanker dari jumlah itu berkembang di usus besar.
(sys)