Jakarta, CNN Indonesia -- Bila selama ini minyak ikan dan omega-3 dinilai baik bagi otak dan jantung, ternyata sebuah studi mengaku menemukan konsumsi minyak ikan dapat bantu menurunkan risiko kanker usus.
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Gut tersebut dilakukan oleh tim peneliti pimpinan Andrew Chan dari Clinical and Translational Epidemiology Unit, Massachusetts General Hospital, Boston, Amerika Serikat.
Melansir
Telegraph, tim peneliti mempelajari hampir 200 ribu partisipan yang dibagi menjadi dua kelompok besar dan diawasi asupan serta prevalensi kanker usus yang dimiliki.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasil menunjukkan konsumsi minyak ikan secara reguler, meski dalam jumlah kecil, dapat membawa manfaat. Asupan 0,3 gram omega-3 per hari ternyata dapat menurunkan risiko kematian sebesar 41 persen dalam satu dekade.
Sedangkan bila meningkatkan konsumsi minyak ikan sebesar 0,15 gram dari porsi biasanya mampu menurunkan risiko hingga 70 persen. Namun bagi mereka yang tidak mengonsumsi ikan, risiko kematian naik sepuluh persen.
Jumlah asupan minyak ikan yang direkomendasikan adalah 1,8 gram omega-3 per hari. Dengan temuan ini, konsumsi minyak ikan walau hanya satu-dua kali per pekan masih membawa manfaat.
Konsumsi minyak ikan semakin bermanfaat bagi mereka yang memiliki Indeks Massa Tubuh kurang dari 25 dan tidak mengonsumsi aspirin. Pada kelompok ini, risiko kematian turun 85 hingga 90 persen.
"Bila berkaca pada penelitian lainnya, temua kami mendukung rekomendasi klinik untuk meningkatkan asupan minyak ikan yang mengandung omega-3 pada pasien kanker usus," kata Andrew Chan.
Namun penelitian ini hanya melihat partisipan dengan konsumsi minyak ikan atau ikan dalam bentuk utuh. Penggunaan suplemen dengan kapsul belum diteliti lebih lanjut.
Namun temuan ini masih diragukan bagi beberapa pakar kesehatan. Seperti yang diungkapkan oleh Alister McNeish, pengajar farmakologi University of Reading. Ia menyatakan omega-3 selama ini dianggap membawa manfaat meningkatkan aliran darah, dan temuan penurunan risiko kanker ini ia anggap temuan yang paradoks.
Hal senada juga diungkapkan Tom Sanders, profesor bidang nutrisi dan dietetik dari King's College London.
"Temuan ini adalah studi pengamatan dan tidak mungkin berkaitan dengan rendahnya risiko spesifik seperti kanker usus dari penggunaan omega-3. Ini karena vitamin D juga punya manfaat melindungi tubuh dari kanker usus," kata Sanders.
“Studi ini tidak menunjukkan penganjuran penggunaan suplemen omega-3, namun mendorong orang bahwa mengonsumsi minyak ikan satu atau dua kali dalam sepekan punya manfaat bagi kesehatan, terutama jika kurang mengonsumsi daging merah.”
(les)