Marks & Spencer Dituduh Menyudutkan Pekerjaan Seorang Ibu

Syanne Susita | CNN Indonesia
Rabu, 08 Mar 2017 09:24 WIB
Salah promosi dalam koleksi seragam terbarunya, Marks & Spencer pun dituduh telah merendahkan martabat perempuan dan tidak memandang kemampuan seorang ayah.
M&S diprotes kaum ayah karena dianggap tidak bisa menjahit baju (REUTERS/Stefan Wermuth)
Jakarta, CNN Indonesia -- Marks & Spencer (M&S) minta maaf untuk model seragam sekolah yang dikritik banyak orang dianggap merendahkan pekerjaan ibu sebagai ibu rumah tangga.

Dalam kampanye koleksi seragam sekolah terbarunya, seperti yang dilansir The Evening Standard, M&S memang menyebut koleksi terbarunya akan membantu meringankan pekerjaan seorang ibu.

Ternyata promosi seperti itu dianggap para netizen membangun stereotipe jika hanya perempuan yang bisa menjahit.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengecer baju Inggris yang memiliki 1380 toko di seluruh dunia ini pun langsung menanggapi protes para warga internet dengan meminta maaf dan berjanji akan langsung mengganti kampanye koleksi seragam terbarunya itu.

Tidak pernah terbersit dalam niat kami untuk menyinggung pihak orang tua. Sebenarnya, kami sedang dalam proses mengganti kemasan kami untuk koleksi terbaru yang akan keluar Mei mendatang,” tulis M&S dalam pernyataan minta maafnya.

Grup pembela hak kaum wanita Fawcett Society menyebutkan implikasi hanya ibu yang bisa menjahit sangatlah kuno.

“Kita terseret dalam stereotipe yang konyol. Ini tahun 2017. Sudah waktunya para ayah juga bisa menjahit!” ujar Sma Smether, pemimpin eksekutif grup dalam pernyataannya.

Juru kampanye Matt O’Connor dari grup kampanye kesetaraan hak asuh orang tua Fathers 4 Justice menyebutkan jika pengecualian pada ayah dalam kampanye itu tidak dapat diterima dan seksisme yang sembrono.

“Membuat pengecualian pada ayah dari papan iklan dan merek adalah generalisasi prasejarah dan tidak dapat diterima. Pendekatan seperti itu menyebarkan pesan destruktif ke semua kalangan.” (sys)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER