Jakarta, CNN Indonesia -- Dukungan untuk ibu menyusui diyakini dapat membantu mereka termotivasi memberikan ASI pada bayi lebih lama, dan hanya menyandarkan ASI sebagai nutrisi utama bagi bayi.
Hal itu menjadi temuan dari penelitian yang dilakukan oleh sekelompok peneliti dari Mother and Infant Research Unit di University of Dundee di Inggris. Mengutip FOX News, pada Senin (13/3), temuan penelitian itu diungkapkan ketua tim Alison McFadden, dan telah dirilis juga di Cochrane Library.
Penelitian menitikberatkan pada dukungan ibu menyusui, meliputi pendidikan atau yang pertemuan motivasi, baik oleh profesional atau grup/komunitas yang berguna untuk ibu dan bayinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bantuan yang positif akan membantu ibu memberi ASI lebih lama dan eksklusif, yang pada akhirnya akan berefek positif juga pada ibu dan bayinya," tegas McFAdden.
Seperti diketahui, World Health Organization (WHO) merekomendasikan supaya bayi dapat menerima ASI eksklusif selama enam bulan. Setelahnya, bayi dapat menerima ASI dan makanan tambahan lainnya sampai usia dua tahun.
Penelitian mengatakan, bayi yang kurang mendapatkan ASI akan lebih mudah terserang infeksi,memiliki berat badan berlebih, serta rentan terkena diabetes.
"Untuk ibu, aktivitas menyusui dapat mengurangi potensi terkena kanker payudara dan diabetes," tutur McFadden.
Hasil penelitianPeneliti menganalisa 73 poin dengan partisipan ibu yang mendapat dukungan aktif menyusui dengan ibu yang tidak mendapat dukungan atau intervensi sama sekali dalam hal aktif menyusui. Total ada 75 ribu perempuan dan bayi yang menjadi partisipan dalam analisa ini, yang kebanyakan berasal dari kalangan menengah dan atas.
Dukungan yang dimaksud berasal dari berbagai bentuk, di antaranya berupa dorongan, pujian, dan informasi serta kesempatan untuk mendiskusikan masalah yang dihadapi.
Dari 1.000 perempuan yang mendapat bantuan, 304 berhenti memberi ASI antara empat sampai enam minggu, dan 510 orang berhenti memberi ASI setelah enam bulan. Sementara, dari 1.000 perempuan yang tidak mendapat dukungan, 353 berhenti antara empat sampai enam minggu, dan 573 berhenti setelah enam bulan.
Temuan itu juga menyimpulkan, sekitar 732 orang dari 1000 perempuan yang mendapat dukungan, mereka tak lagi eksklusif ASI setelah enam bulan, sementara hal serupa terjadi pada 823 dari 1000 perempuan yang tak mendapat dukungan.
Banyak faktor yang membuat dukungan pada ibu menyusui ini menjadi penting. Sebagai contoh, tidak masalah yang memberi dukungan harus profesional di bidang kesehatan, akan tetapi bentuk dukungan lah yang utama.
"Bantuan itu perlu ditawarkan, proaktif dan berkala jadi seorang ibu tahu dia mendapatkan dukungan,"ujar McFadden.
McFadden mencontohkan, konsultasi dengan perjumpaan tatap muka akan lebih membantu daripada konsultasi melalui telepon. Selanjutnya, ibu akan lebih mudah untuk menemui terapisnya berkonsultasi.
Untuk seorang ibu baru dan calon ibu, McFadden mengatakan, sangatlah penting untuk bertanya kepada ahli kesehatan mereka soal program yang mendukung ibu menyusui.
"Jika dukungan itu tidak tersedia saat ini, carilah untuk mendapatkannya," kata dia menganjurkan.
(rah)