Jakarta, CNN Indonesia -- Demi mencapai target kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) sebanyak 15 juta orang dan asumsi perolehan devisa sebesar US$14,9 miliar, tahun ini Kementerian Pariwisata (Kemenpar) akan melakukan promosi yang agresif dalam setiap pameran industri pariwisata di dunia.
Pada Januari-Desember 2017, Kemenpar telah menyiapkan diri untuk hadir dalam 54 kegiatan penjualan, berupa pameran dan misi penjualan, dan 81 kegiatan promosi, berupa kunjungan dan
fam trip.
Beberapa kegiatan penjualan dan promosi dilakukan dalam acara yang berskala besar, seperti ITB Berlin (Maret), ATM Dubai (April) dan WTM London (November).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah dua tahun terakhir ini, kami fokus membangun
branding Wonderful Indonesia. Pada tahun ini, kami akan lebih fokus pada kegiatan penjualan dan promosi dengan maskapai dan agen perjalanan wisata internasional, yang akan dijumpai dalam acara tersebut,” kata Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara (Deputi BP3M) Kemenpar, I Gde Pitana, dalam jumpa pers di Jakarta, pada Kamis (16/3).
Pitana membeberkan sejumlah negara yang menjadi fokus peningkatan jumlah kunjungan wisman tahun ini, yaitu China, Singapura, Malaysia, Australia, dan Jepang.
Dalam tiga bulan pertama di tahun ini; Januari, Februari, Maret, Kemenpar menargetkan 3 juta wisman atau 1 juta wisman setiap bulan, dengan kontribusi terbesar dari 5 negara tersebut.
Meski demikian, wisman dari Timur Tengah, Afrika, Eropa dan Amerika juga akan tetap menjadi perhatian.
“Dari puluhan kegiatan yang akan didatangi, sebanyak 21 pameran dilakukan di Timur Tengah, Afrika, Eropa dan Amerika, untuk menggaet wisman di sana,” ujar Pitana.
Walau hitung-hitungannya cukup mudah, namun Pitana mengakui, untuk mencapai target kunjungan yang naik sebanyak 3 juta dari pencapaian pada 2016 itu masih butuh kerja keras dan dukungan dari seluruh pihak, terutama pelaku industri pariwisata Tanah Air.
Apalagi hingga 2019 Kemenpar juga memiliki target yang tidak kalah besar, yaitu sebanyak 20 juta wisman hingga 2019 dengan perolehan devisa sebesar US$14,9 miliar.
“Strategi pemasaran memang harus gencar, tapi untuk mengundang wisman datang juga harus menggunakan pendekatan yang tepat,” kata Pitana.
“Pendekatan itu berupa pemberian informasi mengenai pilihan waktu yang tepat untuk datang, pilihan tujuan yang menarik untuk didatangi, dan pilihan objek atau atraksi saat mereka sudah datang di Indonesia,” lanjutnya.
Sebagai negara beriklim tropis, Indonesia hanya memiliki dua musim, yaitu panas dan hujan.
Musim hujan biasanya berlangsung dari bulan Oktober sampai April, sedangkan musim panas berlangsung dari bulan Mei sampai September.
Musim panas, yang juga bertepatan dengan masa libur sekolah, menjadi waktu yang populer untuk wisman berkunjung. Wisata di kawasan perairan bisa menjadi pilihan, seperti ke Wakatobi, Banyuwangi, Mentawai, atau Belitung.
Namun, di musim hujan, wisman juga masih dapat berkunjung dan berwisata di kawasan pegunungan berudara sejuk, seperti Bandung, Yogyakarta, Malang atau Padang.
(ard)