Larangan Alat Elektronik Bikin Resah Pebisnis dan Orang Tua

Ardita Mustafa | CNN Indonesia
Rabu, 22 Mar 2017 16:30 WIB
Selain pebisnis, aturan tersebut juga membuat khawatir orang tua yang menjadikan alat elektronik sebagai teman agar anak mereka duduk betah selama penerbangan.
Ilustrasi. (Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pelaku usaha industri pariwisata di dunia merasa kecewa dengan keputusan Pemerintah Amerika Serikat (AS) yang melarang keberadaan alat elektronik dalam penerbangan dari bandara-bandara di Timur Tengah dan Afrika menuju AS.

Dilansir dari Buzzfeed pada Rabu (22/3), Asosiasi Pariwisata AS (USTA) meminta pemerintah segera mencabut larangan tersebut atau membuat larangan “yang tidak mengurangi kenyamanan penumpang selama penerbangan." 

Yang paling merasa khawatir atas larangan tersebut ialah orang tua dengan anak, terutama anak dengan autisme, seperti yang dikutip dari CNN

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alat elektronik berupa tablet atau komputer jinjing membuat anak-anak tetap betah di bangkunya selama penerbangan.

Aturan yang mulai berlaku pada Selasa (21/3) itu melarang penumpang untuk membawa alat elektronik yang berukuran lebih besar dari telepon genggam untuk masuk dalam kabin pesawat.

Alat-alat elektronik yang tetap ingin dibawa wajib masuk ke dalam bagasi.

Padahal selama ini, bandara-bandara di Timur Tengah, seperti Dubai, Abu Dhabi, Istanbul dan Qatar, merupakan tempat persinggahan penerbangan internasional sebelum menuju ke AS.

Tentu saja, penumpang yang sering melintas di sana akan dibuat repot.

Menteri Transportasi Turki, Ahmet Arslan, berencana untuk melakukan pembicaraan dengan Pemerintah AS mengenai aturan tersebut.

“Kami akan meminta aturan tersebut ditangguhkan atau dicabut,” kata Arslan.

Asosiasi Bisnis Perjalanan Dunia (GBTA) berpendapat kalau selain wisatawan, aturan tersebut juga akan membuat pusing pebisnis yang sering melakukan perjalanan dengan pesawat terbang.

“Mereka sering membawa alat elektronik ke kabin pesawat, Aturan ini akan mengurangi produktivitas mereka selama berada dalam penerbangan,” kata GBTA dalam keterangan resminya.

“Banyak dari mereka yang ingin menjaga alat elektroniknya, karena alasan keamanan. Salah satunya karena berisi informasi yang sangat rahasia,” lanjutnya. (ard)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER