Jakarta, CNN Indonesia -- Jembatan Westminster yang menjadi lokasi serangan teroris pada Rabu (22/3) merupakan kawasan yang selalu dipadati oleh wisatawan.
Keberadaan objek wisata seperti Big Ben, Gereja Katedral, Istana Buckingham dan London Eye membuat wisatawan berdatangan dari siang sampai malam hari.
Dikutip dari situs resmi Badan Pariwisata Inggris, kawasan Westminster dikunjungi 1,4 juta orang wisatawan pada 2015.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebanyak 70 persen pemasukan pemerintah kota juga berasal dari ramainya kunjungan wistawan itu.
Jumlah kunjungan tersebut bukan hanya sekedar angka. Karena saat dikunjungi pada Mei 2016, CNNIndonesia.com merasakan sendiri riuhnya suasana di sana.
Dari Stasiun Westminster, wisatawan hanya harus berjalan kaki sedikit menuju Jembatan Westminster.
Dari jembatan itu, wisatawan bisa befoto dengan tiga latar belakang sekaligus: Gedung Parlemen, Big Ben dan London Eye, dengan hanya memutar badan sedikit.
Kalau beruntung, Bus Double Decker yang sedang melintas juga bisa ikut terekam dalam dokumentasi.
Tapi jangan harap bisa dengan leluasa berfoto, karena banyak wisatawan lain yang melakukan hal serupa, ditambah lagi penduduk setempat yang lalu lalang.
Setelah serangan terjadi, Kepolisian London menyatakan kalau kawasan Westminster ditutup sementara hingga waktu yang tidak ditentukan.
Selain wisatawan, penduduk setempat juga harus memutar arah untuk bisa sampai ke rumah, terutama yang setiap harinya harus melalui ruas jalan Westminster.
 Jembatan Westminster saat serangan terjadi. (REUTERS/Toby Melville) |
“Rumah sakit tempat saya bekerja berada di dekat Jembatan Westminster, di mana semua kejadian mengerikan itu terjadi. Saat ini seluruh korban sudah ditangani dengan baik,” kata James, salah satu staf medis di Guy’s and St Thomas's Hospital Trust saat dihubungi oleh CNNIndonesia pada kamis (23/3).
James mengatakan kalau Jembatan Westminster merupakan salah satu ruas jalan yang sering dilalui penduduk London. Oleh karena itu, ia merasa bersyukur dirinya sedang tidak berada di sana saat kejadian terjadi.
“Perjalanan saya dari rumah (di Rotherhithe) menuju tempat kerja agak terkendala hari ini karena adanya penutupan jalan. Jadwal bus dan kereta juga sedikit lebih terlambat,” ujar James.
“Peristiwa ini sangat melukai hati saya dan penduduk London lainnya, tapi kami yakin kami akan segera bangkit dari ketakutan ini,” lanjutnya.
Kedutaan Besar Indonesia di London dalam keterangan resminya ikut mengimbau agar warga negara Indonesia yang sedang berada di London untuk menghindari kawasan Gedung Parlemen, Whitehall, Jembatan Westminster dan Lambeth, Victoria Street hingga perempatan Broadway dan Victoria Embankment.
“Bagi WNI yang sedang berada di London agar tetap menjaga hubungan komunikasi dengan rekan WNI dan menghindari perjalanan di daerah tersebut di atas,” bunyi pernyataan dari KBRI London.
(ard)