Jalan 15 Ribu Langkah Tiap Hari, Usir Risiko Sakit Jantung

SYS | CNN Indonesia
Kamis, 23 Mar 2017 17:04 WIB
Aktivitas berjalan 3 jam tiap hari atau sebanyak 15 ribu langkah terbukti bisa usir risiko sakit jantung dan tidak merusak profil metabolisme tubuh.
Berjalan kaki 15 ribu langkah bisa memperbaiki profil metabolisme tubuh dan usir risiko sakit jantung. (morgueFile/jzlomek)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tujuh puluh tahun yang lalu, para peneliti studi pada pekerja London yang menggunakan transportasi umum (London Transit Workers Study) melacak kesehatan jantung para supir bus dan kondektur.

Ternyata, kondektur yang setiap harinya berjalan di lorong bus memiliki risiko yang lebih kecil untuk meninggal dibanding para supir yang hanya lebih banyak duduk.

Penelitian ini merupakan penelitian pertama yang menunjukkan jika aktif secara fisik dapat menurunkan risiko terkena serangan jantung. Sementara bekerja di satu tempat memiliki efek kebalikan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Semenjak itu, banyak sekali penelitian yang menyelidiki berbagai aktivitas bergerak dan statis yang dapat mempengaruhi kesehatan jantung. Namun, seberapa banyak gerak tubuh yang dibutuhkan untuk menghindari serangan jantung. Hingga sekarang, itu masih menjadi pertanyaan.

Maret ini, ada penelitian baru yang dipublikasikan di The International Journal of Obesity dimana para peneliti di Universitas Warwick, Inggris bersama dengan institusi lainnya memutuskan untuk mengembangkan hasil penemuan dari London Transit Workers Study.

Mereka melakukan pemeriksaan pada grup pekerja pos di Glasglow, Skotlandia. Para pengantar pos tiap hari konsisten berjalan kaki sesuai dengan rute antar surat. Mereka berjalan kaki berjam-jam. Sementara petugas pos di kantor, layaknya pekerja kantor lainnya, hanya duduk berjam-jam selama jam kerja.

Perbedaan kontras ini diharapkan para peneliti bisa memberi wawasan baru terhadap hubungannya beraktivitas dan kesehatan.

Penelitian dilakukan pada 111 pekerja pos, baik pria dan wanita dan berumur antara 40 hingga 60 tahun. Tidak ada satu pun yang memiliki sejarah penyakit jantung, walau ada beberapa dimana anggota terdekatnya memiliki penyakit jantung.

Mereka mengukur indeks massa tubuh, ukuran pinggang, kadar gula darah dan profil kolesterol. Jika para pekerja pos ini memiliki ukuran keempat kategori di atas normal, kemungkinan alami penyakit jantung para pekerja pos ini akan semakin tinggi.

Penelitian dilakukan dengan pemakaian alat pelacak aktivitas canggih selama seminggu. Setelah itu, para peneliti menentukan berapa jam setiap partisipan berjalan kaki setiap harinya. Juga berapa langkah yang harus diambil tiap harinya.

Variasi ini ternyata penting sebagai bahan pertimbangan. Beberapa pekerja kantor bisa duduk hingga 15 jam setiap harinya, baik di kantor maupun di rumah. Sementara, para pengantar pos itu jarang sekali duduk selama jam bekerja.

Hasil penelitian yang paling signifikan adalah pada faktor risiko penyakit jantung. Kecenderungan tinggi dialami para pekerja yang lebih banyak duduk. Mereka juga memiliki lingkar pinggang lebih lebar, indeks massa tubuh, kontrol gula darah yang buruk dan risiko tinggi kolesterol.

Risiko jantung ini lalu dilacak hingga detail. Setiap harinya, ada lima pekerja diminta duduk selama satu jam. Dari perhitungan akumulatif, ditemukan jika kebiasaan itu telah menambah 0,2 persen risiko sakit jantung.

Sementara itu, hampir semua aktivitas berdiri dan berjalan mengurangi kemungkinan terkena penyakit jantung dan melebarnya garis pinggang.

Namun, kabar paling menggembirakan dari penelitian ini adalah para pengantar pos yang berjalan 3 jam setiap harinya dengan jarak rata-rata 11 kilometer dan melakukan 15 ribu langkah memiliki indeks massa tubuh, lingkar pinggang dan profil metabolisme normal.

Secara efektif, aktivitas itu membantu mereka tidak menambah risiko penyakit jantung.

Penelitian ini memang tidak membuktikan berjalan atau duduk menyebabkan adanya perbedaan risiko orang terkena serangan jantung. Namun, penemuan ini dapat dijadikan sebagai alasan orang untuk bergerak.

“Bergerak memang butuh usaha tetapi jika kita bisa mengakumulasi 15 ribu langkah setiap harinya dengan berjalan selama dua jam, kenapa tidak? Metabolisme tubuh kita tidak cocok jika hanya duduk-duduk saja,” ungkap Dr. William Tigbe, dokter dan peneliti kesehatan publik di Universitas Warwich yang memimpin penelitian terhadap pekerja kantor pos ini. (sys)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER