Mengenali Tanda-tanda Penyakit Jantung di Usia Muda

Rahman Indra | CNN Indonesia
Senin, 27 Feb 2017 17:24 WIB
Faktor obesitas dan gaya hidup tidak sehat menjadi penyebab utama banyaknya penyakit jantung yang kini menimpa anak-anak muda.
Faktor obesitas dan gaya hidup tidak sehat menjadi penyebab utama banyaknya penyakit jantung yang kini menimpa anak-anak muda. (Foto: Thinkstock/Tharakorn)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kerusakan pembuluh darah memerlukan waktu yang lama untuk menimbulkan gejala penyakit jantung, akan tetapi hal ini ternyata dapat menimpa anak-anak muda, dan juga remaja.

Faktor resiko obesitas dan gaya hidup tidak sehat menjadi penyebab utamanya. Kerusakan pembuluh darah sudah terjadi perlahan dan penyakit kardiovaskuler terjadi lebih cepat.

Ada beberapa tanda perkembangan penyakit kardiovaskuler yang patut diwaspadai di usia muda, seperti tekanan darah tinggi atau kadar kolesterol. Dari beberapa di antaranya itu, ada upaya antisipasi yang dapat dilakukan seperti pernyataan yang disampaikan Hello Sehat pada redaksi CNNIndonesia, com, pada Senin (27/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penanda utama yang patut diwaspadai itu yakni tekanan darah tinggi (hipertensi), yang merupakan suatu gangguan yang meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler.  

Mendeteksi hipertensi pada usia muda cenderung sulit karena dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur, dan tinggi badan. Tekanan darah sistolik normal pada bayi dan balita sekitar 80-110, usia anak-anak sekitar 85-120 sedangkan pada usia remaja sekitar 95-140.

Seorang anak dikatakan mengalami hipertensi jika konsisten memiliki tekanan darah mendekati batas atas atau lebih tinggi dari batas normal tersebut setelah tiga kali pengukuran dalam waktu yang berbeda.  

Hipertensi primer sering ditemukan pada usia remaja dan memiliki faktor risiko yang sama pada umumnya; obesitas, pola konsumsi dan gaya hidup tidak sehat. Namun pada usia anak-anak atau lebih muda, terdapat kemungkinan penyebab hipertensi sekunder seperti gangguan endokrin, penyakit ginjal, kelainan jantung bawaan, tekanan intracranial, efek samping obat, dan racun.

Hipertensi pada usia muda sering kali tidak menimbulkan gejala akut, akan tetapi dapat menyebabkan sakit kepala, mimisan, serta penurunan kemampuan akademis dan olahraga. Jika tidak diatasi, baik hipertensi primer maupun sekunder dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pembuluh darah lebih cepat dan hal ini dapat berdampak terhadap sistem saraf pusat (stroke), gangguan fungsi jantung, dan gagal ginjal saat dewasa.

Tanda lainnya 

Penanda ke-dua yakni Hiperkolesterolemia atau tingginya kadar kolesterol dalam darah yang merupakan awal dari perkembangan penyakit jantung koroner dan hal ini, tanpa disadari, sudah dimulai sejak masa anak-anak.

Peningkatan kadar kolesterol sudah dapat terlihat saat anak akan memasuki usia remaja (9-11 tahun) dan biasanya kembali meningkat pada usia remaja akhir (17-21 tahun). Hiperkolesterolemia pada anak lebih mungkin terjadi jika terdapat riwayat penyakit jantung orangtua, mengalami kegemukan, tekanan darah di atas normal seusianya, memiliki diabetes, merokok dan terpapar asap rokok.

Penanganan kolesterol pada anak sangat diperlukan untuk mencegah penyakit jantung sejak dini. Oleh karena itu, jika anak sudah memiliki faktor risiko, disarankan untuk memeriksakan kadar kolesterol darah pada usia anak-anak (di bawah 10 tahun) serta awal dan akhir usia remaja.

Kadar kolesterol total (TC) yang aman pada anak sekitar kurang dari 170mg/dL. Jika kadar TC sekitar 170-199mg/dL diperlukan pemeriksaan berulang, sedangkan jika kadar TC >200mg/dL diperlukan pemeriksaan lanjut dan konsumsi obat.

Meskipun demikian, utamakan perbaikan pola makan dan pola aktivitas jika anak Anda berisiko mengalami hiperkolesterolemia. Hal ini dilakukan dengan pengurangan asupan lemak, karbohidrat dan gula dari asupan harian. Sebagai gantinya, tingkatkan asupan protein, serat, vitamin dan mineral terutama dari sayur dan buah.  


Penanda ke-tiga yang patut diwaspadai adalah Arterosklerosis yang dapat terjadi jika kadar kolesterol darah tidak terkendali hingga menimbulkan plak pada pembuluh darah. Perkembangan arterosklerosis cenderung lama namun dapat dimulai pada masa anak-anak.

Faktor risiko arterosklerosis pada anak pada umumnya sama dengan faktor risiko hiperkolesterolemia pada  anak. Namun setiap faktor risiko seperti obesitas, hipertensi dan gaya hidup tidak sehat akan mempercepat kerusakan pembuluh darah. Arterosklerosis saat usia anak-anak adalah pemicu utama penyakit jantung dan stroke pada individu dewasa yang berusia 20-30 tahun.

Ada beberapa tindakan bertahap yang dapat dilakukan untuk penanganan arterosklerosis dan kadar kolesterol abnormal pada anak. Di antaranya yakni perubahan pola makan dan aktivitas, suplementasi, dan pemberian obat.

Perubahan pola makan dapat diawali dengan menekan konsumsi harian lemak, karbohidrat dan gula berlebih serta lebih banyak mengonsumsi protein ikan, sayur dan buah. Anak juga dianjurkan aktif 30-60 menit/hari dalam 4-6 hari/minggu. Upaya perbaikan sebaiknya dilakukan secara perlahan dan konsisten karena harus dapat dilakukan dalam jangka waktu yang lama.

Sementara, suplementasi – dilakukan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi serat dan omega-3 yang bermanfaat dalam mengendalikan kadar kolesterol LDL. Anak juga tetap dinjurkan memperoleh serat dari sayur dan buah serta omega-3 dari ikan berminyak.

Upaya berikutnya, diiringi dengan pemberian obat. Pada umumnya dokter akan memberikan obat dengan jenis Statin namun upaya pengobatan tidak bertujuan untuk mengatasi arterosklerosis melainkan hanya untuk mengendalikan faktor risiko. Pemberian obat adalah langkah terakhir jika perbaikan gaya hidup dan suplementasi setelah 6-12 bulan tidak membantu menurunkan kadar kolesterol total atau kadar trigliserida yang terlalu tinggi. (rah)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER